"Kakak ipar, apa kau sudah kenal lama dengan kak Brian?". Tanya Viola sembari memainkan ponselnya.
Celsi langsung menghadap Viola dan memberi tatapan tidak suka padanya.
Pasalnya sejak tadi Vio memanggilnya dengan sebutan kakak ipar, padahal dia sudah memperingati agar jangan memanggilnya dengan sebutan itu, dia juga sudah bilang kalau ia tidak memiliki hubungan apapun dengan Brian.
"Sekali lagi kau memanggilku dengan sebutan kakak ipar, maka aku tidak akan segan-segan padamu?". Kesal Celsi, bahkan ia sengaja mengancam Vio, supaya Vio berhenti menggilanya kakak ipar.
Vio langsung menghentikan kegiatannya dan meletakkan ponselnya di atas tempat tidur, ia kemudian langsung melihat kerah Celsi sembari terkekeh geli.
"Baiklah, baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi". Tutur Vio tapi masih dengan tersenyum usil pada Celsi.
Celsi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Vio, sekarang ia akan mengakui kalau keluarga Brian sangatlah menyebalkan.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku". Ucap Vio kembali sembari menatap Celsi dengan jengkel karena Celsi malah terdiam dan melupakan pertanyaannya.
"Yang mana?, kau bertanya apa?". Tanya Celsi bingung.
Astaga, kau masih muda tapi sudah sangat pelupa, aku tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya nanti saat kau sudah tua, aku rasa kau juga akan melupakan siapa dirimu.
"Ya ampun Celsi". Geram Vio dengan gemes.
"usiamu berapa?". Tanya Vio kembali.
Celsi kembali menatap bingung Vio. Apa hubungannya dengan usianya?, sungguh ia tidak bisa mengerti bagaimana jalan pikiran Vio.
"Dua puluh tahun". Jawab Celsi jujur.
"Tuh kan, kau masih muda, bahkan kita seusia, tapi kenapa kau sangat pelupa". Gerutu Vio dengan kesal.
"What?, jadi kau pikir aku sudah tua karena aku pelupa?". Tanya Celsi dengan sedikit meninggikan suaranya.
Vio langsung mengangguk tanpa bersalah apapun.
"Ayolah, kau tau manusia itu memang pelupa, hanya karena aku tidak ingat bukan berarti aku lupa". Ucap Celsi tidak terima dengan tuduhan Vio.
Oh ya ampun, tidak ingat dan lupa itu bukannya sama?, astaga kenapa aku harus memiliki kakak ipar sepertinya.
"Celsi....,". Panggil Vio dengan gemes.
"Tidak ingat dan lupa itu sama Lo". Ucapnya kembali dengan menekankan setiap kata-katanya.
"Terserah kau saja, pokoknya intinya sama".
Vio hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengar ucapan Celsi.
"Sekarang kembali ke topik utama". Timpal Vio kembali.
"Katakan padaku, sudah berapa lama kau mengenal kak Brian?". Tanya Vio untuk yang kedua kalinya.
Celsi mencoba mengingat-ingat saat pertama kali ia bertemu Brian, lalu kemudian ia langsung menghitung harinya
"Aku rasa baru 4 sampai 5 hari". Jawab Celsi tidak yakin.
"4 sampai 5 hari?". Tanya Vio tidak yakin.
Celsi langsung mengangguk menanggapi perkataan Vio, memang kenyataannya begitu.
"Wah, ini berita terbaru". Ucap Vio dengan bertepuk tangan dan sedikit terkekeh menatap Celsi.
Celsi semakin bingung saat melihat Vio yang tertawa.
P**adahal tidak ada yang lucu, tapi vio malah tertawa. Aku rasa keluarga Brian semuanya memang bodoh, atau mungkin Vio memiliki kelainan jiwa?.
Celsi malah merinding membayangkan apa yang baru saja ia pikirkan, sungguh ia tidak ingin berhadapan dengan orang-orang seperti itu.
"Kau tau?, selama aku menjadi adik kak Brian, aku belum pernah melihat kak Brian membawa seorang wanita ke rumah, dan kamu adalah orang pertama yang memasuki rumah ini". Ucap Vio langsung.
"Sungguh, aku tidak menyangka, hanya dalam 4 hari, kak Brian sudah membawamu kemari" Lanjutnya kembali.
Vio, apa kau sadar dengan ucapan mu?, kau Memeng adiknya Brian, dan selamanya akan menjadi adiknya, dasar oon.
"Terserah kau mau mengatakan apa. Yang jelas aku tidak peduli, sekarang aku akan pergi tidur saja". Timpal Celsi dengan langsung beranjak dari kamar Vio dan langsung keluar.
Vio hanya menganga saat melihat tingkah Celsi, biasanya jika wanita lain akan sangat tertarik saat ia menceritakan tentang kakaknya, dan lihatlah jangankan untuk mendengarkan, bahkan Celsi tidak peduli dengan itu semua. Sungguh wanita langka.
Apa aku akan memiliki kakak ipar se_polos dirinya. Aku tidak menyangka masih ada wanita yang tidak tertarik dengan kepribadian seorang Brian Marcusix Mark. Seorang pria tampan dan terkaya di dunia.
Baiklah Vio, tak usah dipikirkan lebih baik kau juga langsung tidur.
Sementara Celsi langsung kembali ke kamarnya, di dalam kamar ia kembali dibuat bingung, sebenarnya ia ingin tidur tapi dia tidak memiliki baju tidur untuk dipakai.
Celsi kemudian langsung kembali keluar dan menuju kamar Brian. ia langsung membuka pintu kamar Brian tanpa permisi, sehingga membuat Brian yang tengah sedang berbaring langsung kaget.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu saat masuk ke kamar orang lain?". Tanya Brian dengan kesal.
Celsi hanya tersenyum melihat kemarahan Brian, ia mengakui kalau ia memang salah, seharusnya ia mengetuk pintu dulu. Tapi apa boleh buat, tangannya tidak bisa dikontrol saat melihat pintu kamar Brian, dan itu ia lakukan karena ia tau kalau Brian tidak mengunci kamarnya.
"Maaf". Ucap Celsi dengan tersenyum lembut pada Brian.
Celsi kemudian langsung berjalan menuju lemari Brian.
"Kau mencari apa?". Tanya Brian dengan suara datar.
Tanpa menjawab pertanyaan Brian, Celsi malah langsung mengeluarkan sebuah kemeja putih dari dalam lemari Brian.
"Aku pinjam bajumu". Ucap Celsi tiba-tiba dan kemudian langsung pergi meninggalkan kamar Brian tanpa menunggu persetujuan orang yang punya baju.
Brian hanya diam, sekarang ia tak dak peduli apa yang ingin Celsi lakukan, ia sudah lelah saat menghadapi permainan kata Celsi, sungguh tidak akan ada habisnya jika ia meladeni ucapan Celsi.
Sementara Vio sama sekali tidak bisa tertidur dengan tenang, saat ia akan memejamkan mata, tiba-tiba saja ia menjadi resah dan khawatir.
Ada apa denganku?, kenapa aku sangat resah begini?, sungguh perasaanku sangat tidak tenang.
Vio kemudian langsung keluar dari kamarnya dan masuk kedalam kamar kakaknya Brian.
"Kak Brian, apa aku boleh masuk?". Tanya Vio dari depan pintu.
Mendengar suara Vio, Brian yang mulanya ingin tidur langsung kembali duduk.
"Masuklah Vio, pintunya tidak dikunci". Sahut Brian dari dalam kamar.
Vio segera masuk dan duduk di sisi ranjang Brian.
"Kak Brian, aku tidak bisa tenang". Ucap Vio langsung.
Brian langsung mengernyit heran mendengar ucapan adiknya.
"Kenapa?, apa kau mimpi buruk?". Tanya Brian langsung.
Vio langsung menggeleng saat mendengar pertanyaan kakaknya.
"Tidak kak, aku bahkan belum tidur, tapi tidak tau kenapa, aku memiliki firasat buruk". Lanjut Vio kembali, memberitahu keresahannya pada Brian.
Tidak lama setelah itu, Vino langsung masuk kedalam kamar Brian dengan sangat terburu-buru, ia Bahakan langsung berdiri dihadapan Brian dan Vio.
.
.
.
.
.
.
.
jika kalian suka dengan cerita ummi, jangan lupa vote ya...dan jangan lupa juga kasih jempol sebanyak-banyaknya, dan rate 5 juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rizkina Whdh
semangat Thor
2020-06-25
0