Episode 8

Pagi ini, Celsi sangat cemas. bagaimana tidak dia sudah berjanji dengan ana untuk pergi berkerja bersama-sama di supermarket tempat Ana bekerja.

Dreeettt... Drrreeet....Suara getar ponsel Celsi.

Celsi segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja di samping tempat tidur dan mengangkat panggilan tersebut, begitu panggilan tersambung.

"Celsi....., kau dimana?, aku sudah menunggumu sejak tadi". Ucap Ana dari sebrang telpon dengan suara yang keras.

Mendengar suara melengking Ana, dengan spontan Celsi menjauhkan ponselnya dari telinganya, atau tidak bisa-bisa telinganya akan sakit karena mendengar teriakan Ana.

"Celsi, Celsi...., apa kau masih di sana ?". Sapa Ana dari sebrang telpon .

Bagaimana tidak, sejak tadi Celsi hanya diam tanpa menjawab ucapan Ana.

"Ya Ana, aku masih disini, maafkan aku. Kau duluan saja, nanti aku akan menyusul". Sahut Celsi kemudian.

"Baiklah, terserah kau saja". Jawab Ana.

"Lagipula, aku sudah terlambat". Keluh ana kemudian.

Ana segera mematikan ponselnya dan kembali memasukkannya kedalam tas, dalam hatinya ia menggerutu karena kesal, dia berpikir untuk apa dia menunggu Celsi sampai satu jam jika ujung ujungnya malah harus pergi sendi.

J**ika saja Celsi bukan temannya mungkin dia sudah mengucapkan sumpah serapah pada Celsi, mengingat ia sangat tidak suka menunggu, namun itu semua hanya ada didalam pikiran Ana, karena Celsi adalah temannya.

"Gila, sekarang apa yang harus aku lakukan?, aku harus bekerja hari ini". Ucap Celsi dengan terus mondar-mandir seraya berpikir apa yang harus ia lakukan.

A**yolah Celsi, berpikirlah dengan cepat, kau harus bekerja.

Celsi berada di rumah itu tanpa membawa apapun, apalagi baju, sementara ia harus bekerja, tidak mungkin ia memakai baju yang sama hari ini.

Celsi langsung berjalan kerah sebuah lemari Yang ada di kamar itu, ia kemudian langsung membuka lemari tersebut berharap ada sesuatu yang bisa ia pakai di sana.

O**h ayolah, apa yang bisa Celsi pakai, di sana hanya ada baju lelaki, beberapa jas, sepatu, celana dan kemeja. Sementara didalam laci ada beberapa celana dalam.

Celsi merasa merinding melihat isi laci tersebut, pikirannya langsung mengarah kepada hal yang tidak-tidak.

"Ya ampun Celsi, apa yang kau pikirkan". Runtuk Celsi pada dirinya sendiri.

Karena tidak menemukan apapun Celsi langsung keluar, dan menuju kamar Brian.

Celsi mencoba mengetuk pintu kamar Brian, namun tidak ada jawaban, kerena kesal Celsi meraih gang pintu dan ternyata pintunya tidak terkunci.

A**pa orang kaya tidur dengan pintu yang tidak terkunci?, itu pikir Celsi, namun tidak, nyatanya Celsi pernah menjadi orang kaya dan ia selalu mengunci pintu saat tidur.

"Orang kaya aneh, pintu tidak dikunci". Gumam Celsi, lalu kemudian ia langsung masuk.

Didalam kamar Brian, Brian masih terlelap dalan tidurnya, ia bahkan tidak menyadari kehadiran Celsi didalam kamarnya.

"Dasar Kebo". Umpat Celsi saat melihat Brian yang masih meringkuk di atas ranjang dengan memeluk guling dan berselimut tebal.

Celsi langsung mendekati Brian dan menggoyang-goyangkan tubuh Brian agar terbangun.

"Kebo, ayo bangun...". Ucap Celsi dengan terus menggoyang-goyangkan tubuh Brian.

"Mom, 5 menit lagi". Gumam Brian dengan mata yang masih terpejam.

"What?,. dia pikir aku ibunya...., astaga orang kaya aneh". Gumam Celsi.

Celsi langsung menyeringai saat Brian tidak juga bangun-bangun, jangan sebut dia Celsi jika tidak memiliki seribu akal dan sejuta kelicikan untuk menghadapi orang-orang seperti Brian, Celsi bahkan pernah membuat Ana lari terbirit-birit keluar dari kamarnya hanya kerena Celsi.

Bagaimana tidak, Celsi mengatakan ada kebakaran pada Ana, dan parahnya Celsi mengatakan hal tersebut dengan berteriak pada Ana yang tengah sedang terlelap, siapapun yang mendengar ada kebakaran pasti akan lari.

"Gempa bumi...., gempa....". Teriak Celsi tepat pada telinga Brian.

Mendengar hal tersebut Brian langsung terbangun dan berdiri, ia siap-siap untuk berlari.

Dan pada saat ia meraih gang pintu, langkahnya langsung terhenti, ia seperti orang linglung dan bodoh.

Sementara Celsi tertawa melihat Brian, ia tertawa sambil memegang perutnya. Menurutnya sangat lucu saat melihat Brian berlari dengan sangat panik.

Brian yang masih merasa linglung, mencoba mengumpulkan kesadarannya.

A**da apa ini, Brian malah seperti orang bodoh, karena ia samasekali tidak merasakan apapun.

Mendengar suara tawa Celsi, Brian langsung menoleh.

Brian berpikir kenapa Celsi bisa ada di kamarnya dan tertawa seperti sedang mengejeknya.

"Dasar bodoh...". Ucap Celsi pada Brian.

Brian langsung terbelalak kaget mendengar ucapan Celsi, ia berpikir tadi sedang bermimpi namun ternyata tidak.

"Kau......". Geram Brian.

Sekarang Brian baru menyadari kalau ia telah dikerjai oleh Celsi, lagi-lagi ia kalah dari Celsi dan barusan apa yang dia dengar, lagi-lagi Celsi mengatainya bodoh.

"Kenapa kau masuk ke kamarku?". Tanya Brian dengan kesal.

"Jangan salah paham, aku sudah mengetok pintu tadi". Jawab Celsi dengan santai.

"Tapi karena kau tidur seperti kebo, jadinya kau tidak mendengar". Lanjut Celsi kembali.

Brian kembali terbelalak saat Celsi mengatainya kebo, beraninya Celsi mengatainya kebo. Itu pikir Brian.

"Apa kau bilang?, kebo ?". Tanya Brian dengan menatap Celsi tajam.

Celsi yang melihat tatapan tajam Brian sama sekali tidak takut, ia malah bersikap biasa-biasa saja.

"Oh ayolah, apa sekarang kau harus marah?". Tanya Celsi sambil mendekat kearah lemari.

Brian mengernyit bingung karena Celsi berjalan menuju lemari baju.

"Aku hanya mengatakan kau seperti kebo, bukan berarti kau kebo". Ucap Celsi tanpa menoleh, ia bahkan sambil membuka lemari Brian.

"Itu sama saja". Kesal Brian.

"Hey, apa yang kau cari?". Tanya Brian kemudian.

Bagaimana Brian tidak bertanya, Celsi dengan seenak jidatnya mengotak-atik isi lemari Brian seperti tengah mencari sesuatu, sebenarnya iya sih, Celsi sedang mencari baju yang bisa ia pakai nanti.

"Aku sedang mencari baju". Jawab Celsi jujur.

"Kau mencari baju?, kenapa harus ke kamarku dan membongkar lemari ku?". Tanya Brian ke kembali.

Celsi berdecak sebal melihat Brian, sekarang ia benar-benar akan mengakui kalau Brian bodoh

Celsi menghentikan kegiatannya dan menatap Brian.

"Ternyata kau memang bodoh". Umpat Celsi pada Brian.

Brian mengepalkan tangannya saat Celsi dengan beraninya mengatai dirinya bodoh.

"Jelas-jelas kau sendiri yang membawaku kemari, dan sekarang aku butuh baju ganti, agar aku bisa mandi". Jelas Celsi kembali.

Celsi menatap jengah Brian, ia benar-benar kesal karena sepertinya Brian belum mengerti maksud dari perkataannya.

"Aku mencari baju yang bisa aku pakai di lemari mu, siapa tau ada baju yang bisa aku kenakan". Lanjut Celsi kembali.

Mendengar ucapan terakhir Celsi, barulah Brian mengerti.

Sekarang ia juga menggerutuki dirinya sendiri karena tidak mengerti maksud dari perkataan Celsi.

Terpopuler

Comments

Renti Taufik

Renti Taufik

lucu

2020-07-17

1

As-Sana (IG: rain_session

As-Sana (IG: rain_session

Saya lanjut baca kakak😚😚

2020-07-07

0

ila❤

ila❤

gemas liat tingkah Celsi😘
lanjut kak.
aku bacanya nyicil samapi disini dulu💪🤗

2020-06-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!