Episode 17

Kevin berlari menuju kamar Brian dengan terburu-buru, bahkan ia tidak menghiraukan tatapan aneh yang ditujukkan oleh Celsi saat ia melewati Celsi di tangga tadi.

S**ungguh aneh, buat apa dia terburu-buru seperti itu?, bahkan sekarang dia lebih mirip orang yang tengah sedang dikejar hantu.

hihihi, menyeramkan...

"Master". Panggil Kevin dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

Brian yang sedang memakai baju langsung menoleh saat mendengar panggilan Kevin, ia langsung mengernyit heran melihat Kevin yang ngos-ngosan.

"Apa kau melihat hantu?". Tanya Brian datar.

Ia tidak habis pikir, bagaimana Kevin bisa berlari dengan terburu-buru di rumahnya sendiri.

"Ini darurat master, aku melihat yang lebih menyeramkan". Ucap Kevin dengan wajah yang terlihat ketakutan.

Brian hanya mendengarkan apa yang akan Kevin sampaikan selanjutnya sembari ia memakai kaus dan jam tangannya yang tergelatak di atas meja.

"Jangan berbelit-belit, katakan apa yang ingin kau katakan". Ucap Brian dengan aura dinginnya.

"Master, kau akan terkena masalah besar". Ucap Kevin kembali.

Brian menatap Kevin dengan tajam, sekarang ia jengah mendengarkan celoteh Kevin yang tidak jelas. Apa susahnya sih, mengatakan sesuatu langsung to the point.

"Kau mengatakannya sekarang atau tidak?". Tanya Kevin dengan jengah.

"Tunggu dulu master, dengarkan ceritaku dulu". Pinta Kevin.

Brian langsung meninggalkan Kevin di dalam kamar sendiri, ia memilih keluar daripada mendengarkan celoteh Kevin yang tidak jelas.

"Master, aku serius. Hari ini kau akan kedatangan tamu". Jelas Kevin kembali.

Namun tetap saja Brian tidak menanggapinya, ia sudah terlanjur kesal karena Kevin.

"Mereka berdua kabur dari rumah, dan datang kemari". Ucap Kevin kembali, dengan terus mengikuti langkah Brian yang menuruni anak tangga.

M**enurut Brian, siapa yang peduli orang yang kabur dari rumah, toh itu bukan urusan Brian, lagipula ia memiliki banyak urusan sehingga tidak akan punya waktu mengurus hal-hal yang tidak penting.

"Dari informasi yang aku dapatkan, mereka kabur dari para pengawal, dan itu terjadi kemarin". Lanjut Kevin kembali.

O**h ayolah, siapa yang ingin ikut campur dengan urusan orang lain?, hanya orang bodoh yang ingin masuk kedalam lubang yang berbahaya.

"Jangan menyatakan hal yang tidak penting padaku Kevin". Ucap Brian dingin.

"Tidak master, aku tidak akan berani melakukannya. Hanya saja info ini sangat penting buat master, dan aku yakin kalau sebentar lagi mereka akan sampai disini,". Jelas Kevin kembali terus mencoba meyakinkan Brian.

"Siapa yang datang Kevin?". Tanya Brian dengan kesal, bahkan ia sudah menaikkan intonasinya saat bertanya.

"Mereka adalah.......". Belum selesai Kevin mengucapakan kalimatnya, ia sudah dikagetkan oleh kedua orang yang baru masuk kedalam rumah itu secara tiba-tiba.

"Mereka sudah datang". Ucap Kevin langsung dengan menatap kedua orang tersebut.

Mendengar ucapan Kevin, Brian jadi penasaran siapa orang yang sejak tadi ingin Kevin katakan padanya, ia kemudian langsung menoleh kerah yang ditunjuk oleh Kevin.

Graaapp....

Seorang wanita langsung menghambur kedalam pelukan Brian.

Mendapat pelukan mendadak dari wanita itu, sontak saja membuat Brian tidak sigap, ia sedikit terhuyung ke belakang namun kemudian ia langsung memperkuat pertahanan kakinya agar tidak jatuh.

Celsi yang sejak tadi hanya duduk diam di ruang keluarga dengan ditemani teh yang barusan ia buat, langsung terbelalak melihat aksi ajaib wanita itu.

S**ungguh, dalam benak Celsi, ia merasa malu melihat aksi agresif wanita itu, bukan hanya memeluk, wanita itu juga mencium kedua pipi Brian, Celsi sendiri merasa geli saat melihat adegan itu.

Sementara Kevin hanya bisa menunduk saat melihat itu, sekarang ia yakin kalau perdebatan akan terjadi hari ini, bukan dengan Celsi melainkan dengan wanita yang memeluk Brian.

Kevin, aku rasa kau harus bersiap-siap kena amukan Brian, huh, sungguh aku tidak bisa bayangkan bagaimana Brian akan sangat marah padamu. Oh tuhan tolong aku.

Sontak saja Brian langsung menatap Kevin dengan tajam, sekarang ia benar-benar kesal dengan Kevin. Bisa-bisanya Kevin tidak mengatakan hal sebesar ini padanya.

Kevin sempat melirik tatapan tajam Brian, lalu kemudian ia langsung kembali tertunduk, sekarang ini ia benar-benar tidak sanggup melihat tatapan Brian padanya, sungguh mengerikan, seakan-akan Brian siap mencabik-cabik tubuhnya hidup-hidup.

Awalannya Celsi tidak ingin menghiraukan kedatang dua manusia yang entah darimana asalnya, namun jika tidak kepo bukan Celsi namanya.

Khemmm..., Celsi langsung memecahkan suasana yang hening sejak tadi.

Sontak saja wanita yang tengah sedang memeluk Brian langsung melepas pelukannya, dan berbalik menatap Celsi dengan penuh selidik.

L**ihatlah, entah tatapan apa yang ditujukkan oleh wanita itu pada Celsi saat melihatnya. Huh, Celsi sendiri bingung. Tapi Celsi tipe wanita yang tidak terlalu peduli dengan dengan anggapan orang lain, jika mereka salah Celsi hanya tinggal membalasnya saja, mudahkan?.

"Apakah adegan romantisnya bisa dilakukan ditempat lain?". Tanya Celsi dengan lembut, tapi menatap Brian dengan sangat tajam.

Brian langsung melotot pada Celsi, ia pikir ini rumah siapa?, beraninya Celsi mengatur-atur dirinya, terserah dia mau melakukan apa disini, toh ini rumahnya.

"Siapa kau?". Tanya wanita itu dengan sinis pada Celsi.

Celsi langsung mendengus kesal mendengar ucapan sinis wanita itu, sungguh ia sangat jengkel saat melihat orang-orang seperti itu.

"Aku bukan siapa-siapa". Jawab Celsi santai.

toh, memang faktanya begitu, lagipula ia bukan pacar, keluarga atau kerabat Brian, ia hanya orang asing yang tiba-tiba saja masuk kedalam rumah Brian.

"Lalu kenapa kau ada disini?". Tanya wanita itu dengan menatap Celsi seakan-akan sedang meremehkan.

"Jika tidak ada kepentingan lain, kau bisa pergi". Usir nya pada Celsi.

Celsi langsung melotot saat mendengar penuturan wanita itu yang langsung blak-blakan, sungguh ia langsung kehilangan muka saat di usir dengan tidak hormat dari rumah itu.

Celsi mengepalkan tangannya saat matanya terkunci pada tatapan wanita itu, ia tidak terima diperlakukan seperti itu, ia sadar kalau dirinya bukan siapa-siapa, tapi mengingat kedatangannya ketempat itu bukan keinginannya sendiri melainkan Brian lah yang telah membawanya, membuat ia menjadi tidak terima dengan sikap wanita itu.

Celsi sabarlah, kau tidak boleh terpancing dengan wanita itu, atau kau akan dipermalukan nanti. Lihatlah, wanita itu sepertinya orang kaya, dia bisa saja langsung memasukkan mu kedalam jeruji besi dengan sangat mudah, ralat Bahakan mungkin hanya dengan melentikkan jarinya saja.

Sungguh menyebalkan, bahkan wanita itu sama menyebalkan nya dengan Brian, sebenarnya ia ingin membalas perkataan wanita itu, tapi apalah daya, posisinya yang hanya sebagai orang luar saja membuat ia tidak bisa berkutik, dan tidak bisa berbuat apa-apa.

jangan lupa like dan vote ya... tinggalkan jejak komentar kalian juga...

Terpopuler

Comments

Nur Aminah

Nur Aminah

kurang asyik dikit..kok cerita hansnya nggk di tampilkan..mskipun laki3 itu mungkin memang teman kecilnya

2020-07-22

1

Yudhi Nita

Yudhi Nita

Lanjut yaa

2020-06-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!