Episode 12

Brian dan Kevin terus mengekori Celsi sampai masuk kedalam, tanpa mereka sadari ternyata Celsi masuk kedalam kamar.

"Kenapa kalian terus mengikuti ku?". Keluh celsi karena kesal.

Brian hanya diam dan menatap Kevin dengan penuh tanda tanya, seolah-olah meminta jawaban apa yang harus ia katakan.

"Apa kalian ingin melihatku ganti baju?". Tanya Celsi dengan asal.

Mendengar pertanyaan Celsi dengan cepat mereka langsung menjawab.

"Ya....". Ucap mereka bersamaan dengan kepala mengangguk.

"What?, dasar mesum". Maki Celsi dengan kesal.

Seketika Brian dan Kevin langsung tersadar dengan ucapan mereka, secepat kilat mereka langsung berlari keluar sebelum singa betina mengamuk dan meremukkan tulang-tulang mereka.

Sementara Celsi terus menggerutu kesal karena Brian dan juga Kevin.

Brian dan Kevin benar-benar keterlaluan, berani-beraninya mereka mengatakan iya, astaga, aku rasa otak Brian dan Kevin perlu dicuci dengan bensin agar kembali bersih.

"Master, apa yang kau katakan tadi". Celetuk Kevin pada Brian.

Brian langsung menatap Kevin dengan tajam.

"Apa maksudmu?". Tanya Brian dengan suara khasnya dan aura dingin serta tidak pernah lepas tatapannya yang sangat tajam.

Melihat itu semua Kevin menekan ludahnya dengan kasar, sepertinya dia sudah salah bicara.

A**staga, Kevin tamatlah riwayatmu sekarang.

"Maaf master, maksudku, bukan, bukan, apa master lapar?". Tanya Kevin dengan asal.

S**epertinya Kevin terlalu takut dan gugup untuk sekedar menjawab pertanyaan Brian, Bahakan ia langsung mengucapkan kata yang seharusnya tidak dia ucapkan saat ini.

"Ya ampun Kevin, kenapa mulutmu tidak bisa diajak kompromi?". Runtuk Kevin pada dirinya sendiri.

Sementara Brian mengernyit bingung dengan ucapan Kevin, bagaimana bisa Kevin bertanya apakah dia sudah makan pada jam 11 siang. Astaga sepertinya dia harus segera ganti asisten kalau Kevin eror.

Brian, Lo pikir Kevin komputer yang bisa eror kalau lagi panas?.

Brian hanya diam dan memilih tidak menjawab pertanyaan aneh Kevin, ia langsung duduk pada sebuah sofa kecil yang berada di ruang tamu Celsi sembari menunggu Celsi selesai ganti baju.

Sementara Kevin hanya mendesah pelan saat Brian tidak mengacuhkannya, sepertinya dia memang harus bersabar untuk menghadapi sikap dingin dan datar Brian.

"Kenapa kalian masih disini". Omel Celsi dari arah pintu kamar.

Celsi pikir Brian dan Kevin akan pulang tadi, tapi setelah ia melihat keluar, ia tidak menyangka kalau ternyata Brian masih ada di rumahnya.

Brian hanya tergagap tidak tau harus menjawab apa, mulutnya seperti terkunci ketika ia ingin mengucapkan sesuatu. astaga apa Brian terlalu kaget mendengar suara Celsi?.

"Hey, apa salahnya jika kami berada disini?". Tanya Brian pada Celsi.

Celsi tersentak dengan pertanyaan Brian, ia bertanya tapi malah Brian balik bertanya.

"Tentu saja salah, ini adalah rumahku. Dan kalian tidak diijinkan masuk kedalam rumahku". Sahut Celsi dengan suara yang dibuat-buat sedikit angkuh.

"Wah nona, sepertinya kau melupakan sesuatu?". ucap Brian dengan menatap Celsi dengan senyum menyeringai.

H**uh, sepertinya akan terjadi perdebatan lagi, melihat senyum Brian yang sangat misterius.

"Apa maksudmu?". Tanya Celsi sedikit panik.

Celsi merasa tidak melupakan apapun, apa dia salah bicara?, aku harap tidak begitu, jika tidak, habislah dia, pasti nanti Brian akan memojokkannya.

"Apa kau ingat, semalam kau tidur dimana?". Tanya Brian dengan berjalan mendekati Celsi dan berhenti tepat di hadapan Celsi.

Melihat jarak mereka yang dekat membuat Celsi menjadi gugup.

Y**a ampun, jantung Celsi seperti akan copot saat itu juga, dan lihatlah, wajah tampan dan maskulin Brian, huh...., sungguh sangat menggoda, matanya yang bercahaya, seakan-akan bisa menghipnotis siapapun yang melihatnya.

Brian terus berbicara kepada Celsi, ia bahkan mengatakan dimana pada saat Celsi makan mie buatannya secara gratis.

"Celsi...". Panggil Brian.

"Nona Celsi". Ucapnya kembali.

Brian memanggil Celsi beberapa kali namun tidak ada sahutan dari orang yang punya nama. K**atakan apa Celsi menghayal?.

Brian tidak habis pikir bagaimana bisa Celsi malah melamun sementara ia terus berbicara sejak tadi, jujur saja baru kali ini Brian berbicara panjang lebar pada seseorang selain tentang pekerjaan, dan lihatlah balasan yang ia dapatkan, Celsi malah tidak mendengarkannya.

"Celsi.....,". Teriak Brian dengan memegang kedua pundak Celsi.

Mendengar teriakan Brian tentu saja membuat Celsi langsung tersentak kaget.

"Astaga, telingaku bisa rusak". Keluh Celsi dengan menutup telinganya.

"Kenapa kau berteriak?". Tegur Celsi dengan sedikit menaikan intonasinya.

"Oh my, kau memang wanita teraneh yang pernah aku temui". Keluh Brian dengan mengusap wajahnya dengan kasar.

Celsi hanya menatap bingung kerah Brian, ia tidak tau kenapa Brian terlihat sangat kesal dan frustasi.

"Astaga, apa aku melakukan hal bodoh tadi". Batin Celsi.

"Jika itu terjadi, sungguh memalukan". Pikirnya kemudian.

Brian kembali menatap jengah Celsi, ia sudah kehabisan akal untuk meladeni Celsi.

"Siapkan makanan, aku sangat lapar". Ucap Brian kemudian.

Celsi hanya melongo mendengar perintah Brian, begitu juga dengan Kevin. Kevin tidak habis pikir tadi ia sudah menawarkan Brian makan tapi Brian malah diam saja, dan lihatlah sekarang, ia malah memerintah Celsi.

"Hey tuan, beraninya kau memerintah ku". Ucap Celsi dengan kesal.

"Aku bukan pelayanmu". Keluhnya kemudian.

Brian langsung menatap tajam Celsi, ia tidak suka dibantah.

Melihat tatapan tajam Brian kali ini, malah membuat ia tersentak dan langsung tertunduk, astaga kenapa sekarang tatapan Brian sangat menakutkan?, apa karena ia sedang kesal?.

"Tidak ada penolakan, atau tidak aku akan mencium mu, dan menghempaskan tubuhmu di atas ranjang". Ucap Brian dengan aura dingin dan tatapan tajam yang langsung terkunci pada Celsi.

Mendengar itu, Celsi tidak berani berkata apa-apa lagi, ia malah seperti pelayan sungguhan yang menuruti perkataan tuannya, daripada ia berakhir di atas ranjang ia memilih langsung beranjak dan pergi ke dapur yang berada disebelah ruang tamu.

Kontrakan Celsi memang kecil, di sana hanya ada 2 kamar kecil dan 1 kamar mandi, serta ruang tamu seadanya dan juga dapur.

Brian hanya memperhatikan Celsi yang sudah berdiri didepan kompor, ia yakin saat ini pasti Celsi tengah sedang menggerutu dan memaki-maki dirinya karena kesal, dan tentu saja Brian tidak akan peduli.

Benar saja, Celsi terus menggerutu di dapur, ia bahkan sesekali menghentakkan kakinya karena kesal.

"Jika ada kesempatan aku akan mencincang tubuhnya dan menggorengnya didalam minyak panas". Celetuk Celsi dengan terus menggerutu tidak menentu.

Celsi kemudian membuka kulkas, di sana hanya ada 3 botol air minum dingin dan juga satu telor ayam rebus.

"Astaga, bagaimana aku bisa memasak, aku bahkan tidak pernah menyentuh kompor semenjak 3 Minggu yang lalu". Gumam Celsi dengan menatap isi kulkasnya yang kosong.

Terpopuler

Comments

Lynn💚

Lynn💚

cemunguuuttt thorrr😍
bagus banget ceritanya ❤❤❤

2020-06-15

2

Neng Euis

Neng Euis

Next kak 🤗
sehat selalu thor.

salam
Pacarku datang dari "Manga"

2020-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!