Ketika Putra Mahkota berlari keluar, Yun Ling secara spontan ikut berlari keluar. Tidak hanya mereka berdua, kini hampir semua orang ikut berlari keluar,ingin melihat apa yang terjadi.
Di taman depan ruang makan, sekumpulan orang-orang berpakaian hitam kini terlihat tengah kewalahan menghadapi kemarahan Kaisar Wu.
Serangan brutal dari Kaisar Wu sudah berhasil membuat dua di antara enam orang itu terjatuh, tak berdaya.
Sedangkan Ayahnya, pangeran An Ke kini terlihat tengah mencoba menghentikan kaisar pertarungan itu.
"Ayah, lebih baik kamu menghentikan pertarungan ini, bukankah kita cukup memberikan mereka uang saja?"
"Tidak!" Tolak Kaisar Wu dengan tegas.
"Mereka harus di beri pelajaran, mereka harus tahu kalau akibat dari mencoba mencelakai cucuku akan membuat mereka sangat rugi." Tutur Kaisar Wu.
Tanpa menghiraukan An Ke yang terus menerus meminta Kaisar Wu berhenti. Kaisar Wu kini malah semakin menyerang pembunuh bayaran itu dengan brutal.
An Ke memegang kepalanya yang terasa pening. An Ke sudah tidak tahu harus melakukan apalagi untuk menghentikan ayahnya itu.
Baru saja An Ke membuka matanya, dirinya sudah di kegwtkan dengan sekumpulan api spiritual yang di ciptakan Kaisar Wu. Apalagi, pembunuh bayaran yang bertarung bersama Kaisar Wu juga melakukan hal yang sama.
Seketika An Ke malah teringat dengan ibundanya. "Apakah Ayah ingin di hukum oleh ibu? Mengapaia malah membuat api spiritual sebesar itu."
"Wu-Fang-Jun!!"
Baru saja An Ke memikirkan hal itu, suara dari Permaisuri Wu terdengar dan sampai menggema di istana.
Secara spontan, api spiritual yang di buat Kaisar Wu menghilang. Kini Kaisar Wu berdiri dengan tubuh kaku, kepalanya secara perlahan menoleh ke arah belakang.
Pupil mata Kaisar Wu membulat ketika melihat Bai Liu Shan kini tengah berkacak pinggang di depan pintu ruang makan. Mata Permaisuri Wu itu seperti pedang tajam yang begitu menakutkan, di mata Kaisar Wu.
Pembunuh bayaran yang tadi di hadapi Kaisar Wu kini terlihat memanfaatkan situasi. Dia melayangkan api spiritual yang di kumpulkan nya tadi.
"Terima ini!" Teriaknya.
Kejadian itu begitu cepat, tapi sebelum api spiritual itu mengenai Kaisar Wu. Sebuah sangkar spiritual besar tiba-tiba mengelilingi para pembunuh bayaran. Bahkan api spiritual yang tadi di layangkan salah satu dari pembunuh bayaran kini menghilang seketika.
"Apa kamu berniat meruksak istanaku?!" Permaisuri Wu kini menatap pembunuh bayaran itu dengan tajam.
"..."
Semuanya terdiam, menyaksikan kekesalan ibu Kekaisaran Wu itu. Bahkan, pembunuh bayaran itu bergetar, ketakutan.
Permaisuri Wu maju, mendekati pembunuh bayaran itu, melewati Kaisar Wu begitu saja.
"Siapa yang mengirim kalian untuk mencelakai cucuku?" Tanya Permaisuri Wu.
Pembunuh bayaran itu diam, tidak berniat menjawab. Dirinya bahkan kini duduk bersila di tanah sembari menguap.
Mendapatkan respon seperti itu, wajah Permaisuri Wu semakin memerah, kesal. Tangannya mengepal, lalu secara tiba-tiba sangkar yang tadinya memenuhi halaman kini hanya berjarak beberapa meter dari pembunuh bayaran itu.
"Kutanya sekali lagi, siapa yang mengirim kalian untuk mencelakai cucuku?!" Tanya Permaisuri Wu, lagi. Tapi kali ini, terdapat penekannan pada setiap kata yang di ucapkan permaisuri.
Pembunuh bayaran itu tidak menjawab, dan dengan perasaan jengkel. Permaisuri Wu mengeluarkan setumpuk emas yang membuat pembunuh bayaran itu terkejut.
"Kalian hanya perlu mengatakan jumlahnya, saya akan memberikan kalian uang, dengan berapapun jumlahnya." Permaisuri Wu mengangkat kepalanya, auranya sangat mendominasi.
Tatapan permaisuri Wu begitu menakutkan, sampai-sampai orang yang menontonpun bergidik, merasakan kedinginan di punggung.
"Ternyata Nenek sangat menyeramkan." Gumam Yun Ling sambil memeluk dirinya sendiri.
Seorang pembunuh bayaran yang berada tak jauh dari sangkar spiritual milik Permaisuri Wu segera maju.
"Apa jika kamu menginginkan bayaran lima kali lipat dari pengirim kami, apakah anda akan memberikannya?" Tanya pria itu.
Tanpa ragu, Permaisuri Wu menganggukkan kepalanya, lalu menunjuk tumpukan emas di depannya. "Tentu. Permaisuri ini masih memiliki banyak emas, selain setumpuk kan ini." Ujar Permaisuri Wu dengan nada sombong.
Yun Ling yang menonton itu memutar bolanya malas, yang di katakan Bai Liu Shan memang benar, bahkan tanpa orang lain tahu. Sebenernya, Kekaisaran Wu adalah Kekaisaran dengan kekayaan yang tidak bisa di hitung.
"Ingin protes tapi emang begitu kenyataannya." Gumam Yun Ling, sangat pelan sampai-sampai Suyin yang di sampingnya pun tidak mendengar gumaman Yun Ling.
Pembunuh bayaran yang maju itu tersenyum senang, tanpa ragu ia berbicara. "Kalau begitu beri kami lima ratus tael emas." Pinta pembunuh bayaran itu.
Semua orang, termasuk Yun Ling melotot kaget mendengar ucapan pembunuh bayaran itu.
"Y-yang bener aja." Gumam Yun Ling, terlalu kaget.
Sebelum Bai Liu Shan berucap, Yun Ling segera berlari, mendekat ke arah Neneknya. "Nenek." Yun Ling menarik lengan Hanfu milik Bai Liu Shan.
Permaisuri menundukkan kepalanya, melihat Yun Ling. " Ya, ada apa?" Tanya Permaisuri Wu.
"Apakah Nenek akan menyetujuinya?" Walau Yun Ling tahu, Permaisurilah yang paling kaya di Istana, tapi dia merasa itu terlalu banyak.
Permaisuri Wu tersenyum, dia mengusap puncuk kepala Yun Ling sambil berkata. "Tentu saja, bahkan jika mereka meminta sebanyak satu juta tael emas-pun, Nenek akan memberikannya."
"Tapi Nenek..."
Sebelum Yun Ling meneruskan ucapannya, Permaisuri Wu lebih dulu menekan satu jarinya di bibir Yun Ling.
"Kamu tenang saja, lima ratus tael emas bukanlah apa-apa jika di bandingkan dengan nyawa cucu Nenek." Ucap Permaisuri Wu.
Permaisuri Wu mengangkat wajahnya, lalu menatap suaminya dengan wajah garang. "Bawa cucuku ke tempat aman!" Titah Permaisuri Wu, tidak ingin di bantah.
Kaisar Wu yang sedari tadi hanya berdiri memperhatikan semuanya, kini di kagetkan dengan perkataan Permaisuri Wu. Kaisar Wu segera mengangguk, dia segera menghampiri Yun Ling lalu membawanya menjauh dari Permaisuri Wu.
Setelah Yun Ling, kembali ke tempat sebelumnya bersama Kaisar Wu. Kini, permaisuri Wu kembali mengeluarkan tumpukan emas dari balik lengan Hanfunya, atau lebih tepatnya dari dalam cincin ruang nya.
"Kalian bisa menghitungnya. Jika kurang kalian tinggal minta lagi saja, dan jika lebih kalian bisa membawanya bersama kalian." Setelah mengucapkan itu, Permaisuri berbalik sambil mengibaskan rambutnya.
"Mereka membuatku kesal." Gumam Permaisuri Wu.
Sangkar yang mengurung salah satu pembunuh bayaran tadi menghilang. Dan mereka segera menghitung uang-uang itu.
Permaisuri Wu memerintahkan semuanya untuk segera masuk lagi ke ruang makan.
"Jangan pedulikan orang-orang di luar, lebih baik kita kembali makan. Anggap saja kejadian tadi hanya angin lewat." Ujar Permaisuri Wu tanpa beban.
"Huft." Yun Ling menghela nafasnya, lima ratus tael emas sama dengan sepuluh bulan uang jajan yang di berikan Permaisuri padanya.
Dia tahu kalau Neneknya itu tidak akan kehabisan emas walau memberikan mereka sebanyak satu juta koin emas-pun, bukannya tidak senang karena Neneknya sangat menyayanginya. Tapi dirinya merasa jengkel dengan tampang bahagia para pembunuh bayaran itu ketika mendapatkan emas yang di berikan Permaisuri Wu.
"Di masa depan, aku berjanji akan mengambil kembali uang itu. Bahkan aku akan melipat gandakan nya." Gumam Yun Ling penuh tekad.
...🔹To Be Continued🔹...
Note 📝 :
1000 koin perunggu \= 1 koin perak
1000 koin perak \= 1 koin emas
1000 koin emas \= 1uang kertas
10000 uang kertas \= 1 kristal ungu
1 tael perak \= 100 koin perak
1 tael emas \= 100 koin emas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-12-01
0