Gadis itu tersungkur saat Jun Tian menendangnya cukup keras. "Ke mana arah tangan mu itu, Kun Gūniáng." Suara Jun Tian sangat dingin, mampu membuat tubuh gadis yang di panggil Kun itu bergetar.
Gadis itu bernama Kun Sui Zhu, dia adalah Putri satu-satunya dari Mentri pertanian. Gadis yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya terhadap Wu Jun Tian, anak dari pangeran ketiga.
Orang-orang tidak akan merasa aneh, saat Sui Zhu membully seorang gadis yang ketahuan menyukai Jun Tian. Tapi Jun Tian tidak pernah melirik Sui Zhu, dirinya belum tertarik dengan urursan percintaan seperti ini.
Walau kebanyakan laki-laki seusianya sudah memiliki tunangan, tapi Jun Tian masih belum. Ia masih ingin hidup bebas tanpa status apapun.
Ini bukan kali pertama Sui Zhu Teba pesona ke Jun Tian. Namun, Jun Tian selalu diam. Tapi, ia tidak akan diam saat ada orang yang berani menunjuk atau pun berkata kasar, atau perlakuan tidak sopan lainnya, terhadap adik-adik nya.
Ini juga bukan kali pertama, Sui Zhu mendapatkan kemarahan dari Jun Tian, karena dia dengan berani meloto bahkan pernah membentak salah satu dari si kembar.
"Maafkan saya Shào Yé." Sui Zhu menunduk, walau bibirnya berkata maaf. Tapi Yun Ling dapat melihat tangan Sui Zhu yang terkepal erat.
"Gēgē, lebih baik usir dia. Sebentar lagi makanan datang, dan perutku ingin segera di isi. Aku tidak ingin makan dengan suasana berisik." Ucap Yun Ling.
Jun Tian nemapak mengangguk-anggukan kepalanya. Ia menatap Sui Zhu dengan sengit. "Kau sebaiknya segera pergi dari sini, adikku tidak suka mendengar sesuatu yang berisik ketika makan."
Walau ucapan Jun Tian terkesan santai, dan tanpa emosi negatif. Namun, di telinga Sui Zhu, ucapan Jun Tian yang seperti ini malah lebih menakutkan di banding dengan saat Jun Tian memarahinya.
Dengan tangan yang masih terkepal, Sui Zhu pergi dari sana dengan tidak ikhlas. Sebelum pergi, Sui Zhu melayangkan tatapan permusuhan kepada Yun Ling.
Yun Ling hanya diam, ia sudah mulai terbiasa dengan tatapan seperti itu. Matanya menatap Sui Zhu dengan prihatin. Melihat Sui Zhu, Yun Ling merasa Sui Zhu dan salah satu teman sekelasnya dulu bernasib sama, mereka sama-sama mengejar laki-laki yang tidak pernah melihat mereka sendiri.
Ketika asik bernostalgia dengan kenangan masa lalunya, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Fokus Yun Ling teralih, ia dapat mencium aroma sedap dari Ayam bumbu pedas itu. Menciumnya saja Yun Ling tahu, kalau makanan ini memiliki rasa enak, ia menjadi tidak sabar untuk segera memakannya.
"Mari makan. Setelah makan, Gēgē akan membawa kalian ke suatu tempat." Jun Tian membantu pelayan menata makanan di meja.
Yun Ling dengan semangat menganggukkan kepalanya. Ia segera mencuci tangannya dengan air yang sudah di sediakkan di samping meja mereka.
"Ayo makan!" Seru Ketiga gadis kembar itu secara bersamaan.
Senyum Jun Tian melebar, ketika melihat ke tiga adiknya yang bahagia hanya dengan sebuah hidangan makanan. 'Kebahahaian mereka selalu sesuatu yang sangat sederhana.' Batin Jun Tian.
...━━━━━━━⊰❖⊱━━━━━━━...
Setelah selesai makan, kini Jun Tian membawa ke tiga adik nya ke salah satu puncak yang dapat melihat kota Kekaisaran dengan jelas. Bahkan mereka dapat melihat Istana utama Kekaisaran Wu dari sini.
Di puncak ini memiliki lahan kosong, sehingga dapat di gunakan untuk bermalam, menggunakan kuda.
Kini mereka duduk di bawah, di tanah dengan rumput yang tumbuh lumayan tinggi.
"Gēgē, bagaimana kamu dapat menemukan tempat sebagus ini?" Tanya Yun Li.
"Aku menemukan nya saat dulu aku dan Zhuang bermain."
"Zhuang? Siapa dia?" Tanya Yun Ling yang duduk di samping kanan Jun Tian.
"Dia adalah laki-laki yang kamu sangka pembunuh bayaran waktu itu." Sahut Jun Tian, ia tertawa kecil ketika mengingat kejadian itu.
"Gēgē Jangan tertawa. Saat itu aku hanya sedang panik saja." Wajah Yun Ling tertekuk, ia merasa kesal saat Jun Tian menertawai kelakuan nya kemarin.
Jun Tian mengusap puncuk kepala Yun Ling. "Maaf, maaf. Hanya saja Gēgē masih merasa lucu dengan kejadian itu. Untung saja Zhuang tidak marah."
"Apakah Zhuang yang Gēgē bicarakan adalah Hei Long Zhuang, anak angkat dari Jendral utama Kekaisaran kita?" Tanya Yun Li.
Jun Tian mengangguk, membenarkan ucapan Yun Li. "Ya dia. Sahabat Gēgē."
"Sahabat? Tapi mengapa aku baru melihatnya kemarin?" Tanya Yun Ling. Yun Lian pun mengangguk, sama seperti Yun Ling, Yun Lian juga beru melihat Hei Long Zhuang.
"Sejak umur sepuluh tahun, Zhuang selalu mengikuti Kakek nya untuk menjelajah. Itu sebabnya kalian tidak pernah melihatnya." Jelas Jun Tian.
"Walau begitu, Zhuang selalu mengirimi ku surat, walau isinya rata-rata hanya tentang teknik perang baru, atau hal-hal yang berbau politik." Sambung Nya.
Yun Ling mengangguk mengerti. Memikirkan tentang jelajah, Yun Ling juga ingin menjelajah. Ketika di zaman modern dulu, dia cukup sering mendaki Gunung bersamaan dengan beberapa teman sekolahnya, atau mengajak salah atu anggota keluarga pantinya.
"Gēgē, apakah aku juga bisa menjelajah seperti ini?" Tanya Yun Yi.
"Kenapa kamu bertanya hal ini?"
"Aku juga ingin menjelajah seperti yang di lakukansahabat Gēgē." Uajr Yun Ling.
Jun Tian terdiam, keluarga kerajaan memang tidak di beri larangan untuk tidak menjelajah dan hal lainnya.
Tapi masalahnya... "Kamu harus meminta izin pada Ibunda dan Ayahanda dulu. Jika mereka mengijinkan maka kamu bisa menjelajah. Tapi jika Ayahanda atau ibunda tidak menyetujuinya, maka kamu tidak bisa menjelajah." Jelas Jun Tian.
Yun Ling mengangguk tanda mengerti, kalau begitu, jika dirinya ingin menjelajah hal yang harus ia lakukan adalah membujuk kedua orang tuanya agar mengijinkan nya untuk pergi menjelajah.
Tanpa Yun Lin tahu, kedua saudara perempuannya juga memikirkan hal yang sama, seperti yang Yun Ling pikirkan barusa.
Jun Tian bangkit dari duduknya, lalu berkata. "Hari sudah mulai sore.ebih Abik kita segera pulang. Gēgē takut, Ayah dan Ibu sudah menunggu kalian."
Merekapun pergi dari sana. Pulang ke Kakisaran Wu. Sepanjang jalan mereka bercerita tentang banyak hal, di dalam kereta.
Sedangkan Jun Tian hanya tersenyum kecil mendengarkan suara-suara ke tiga adik nya. Lain kali, ia harus membuat ke tiga adik ya selalu tersenyum seperti ini. Ia sangat menyukainya.
Dirinya menunggangi kuda ber-sisisan dengan salah satu tangan kanan An Ke, Ayahnya. Dia bernama Jiu, laki-laki berwajah datar dengan mata bulat yang indah. Wajah dan sifag Jiu begitu bertolak belakang. Jika wajah Jiu terkesan imut, dan menggemaskan. Tapi sifatnya justru sebaliknya. Jiu adalah laki-laki dingin dengan wajah datar.
...🔹To Be Continued🔹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ciru
cakeepp
2023-12-01
0