Ketika mereka sudah dekat dengan gerbang istana Kekaisaran Wu. Jun Tian melihat ada yang tengah berdiri di sana, seperti tengah menunggu seseorang.
Mata Jun Tian menyipit. "Bukankah itu ibunda?" Gumam nya.
"Dia memang Suyin Wangfei, Shào Yé¹." Ucap pria berusia , Jiu. Sepertinya dia dapat mendengar gumaman Jun Tian.
Mendengar ucapan Jiu, Jun Tian segera mempercelat laju kudanya. Setelah sampai di gerbang, ia langsung turun dari kuda, menghampiri Suyin.
"Ibunda." Jun Tian memberi salam pada Suyin.
"Ibunda, sedang menunggu siapa?" Tanya Jun Tian ketika menegakkan tubuhnya, selesai memberi salam.
"Tentu saja menunggu kalian, ibunda sangat khawatir ketika kalian belum juga pulang, padahal hari sudah sore seperti ini." Ujar Suyin dengan khawatir.
"Maaf kami pulang telat. Tadi aku mengajak mereka ke puncak terlebih dulu, jadi pulang nya agak sore." Ucap Jun Tian.
Suyin mengangguk. "Baiklah. Sekarang kita masuk ke dalam, sepertinya Ayah mu masih menunggu di dalam."
"Memangnya ada perlu apa? Sampai Ayah menunggu ku."
"Ibu pun tidak tahu." Suyin menggelengkan kepalanya.
Jun Tian lebih dulu menjemput ke tiga adiknya, mereka berenam pun berjalan bersama. Di barisan depan ada Suyin dan Jun Tian yang tengah mengobrol, di tengah-tengah ada Yun Ling dan Yun Lian yang tertawa bersama, sedangkan di paling belakang, kini Yun Li tengah mencoba mengajak Jiu mengobrol.
"Apakah pekerjaan yang di berikan Ayah hanya mengawal saja?" Tanya Yun Li, kepada laki-laki berusia sembilan belas tahun itu.
"Ya." Untuk ke sekian kalinya, Jiu hanya menjawab dengan satu suku kata.
Yun Li hanya tersenyum, ia menatap kaki Jiu yang melangkah pelan namun panjang. Yun Li menatap tubuhnya yang kecil, dan hanya sampai se pinggang Jiu.
"Ku harap, aku segera tumbuh lebih tinggi." Gumamnya.
Yun Ling yang ada tepat di depan Yun Li, mendengar gumaman itu. "Aku juga ingin tumbuh tinggi, aku selalu merasa sangat kecil jika berjalan di samping Gēgē dan Ayah." Ucap Yun Ling.
"Benar. Yun Lian juga ingin tumbuh tinggi. Yun Lian ingin merangkul pundak Gēgē, karena Gēgē yang sekarang terlalu tinggi untuk di rangkul." Sambung Yun Lian.
"Kalau begitu kalian harus rajin berlatih untuk tumbuh tinggi." Ujar Suyin.
"Berlatih apa?" Tanya Yun Lian.
"Tanyakan saja pada Gurumu, ibu yakin dia tahu." Yun Lian agak kecewa mendengar ucapan Suyin.
"Baiklah."
"Sudah, nanti saja memikirkan nya. Sekarang kita harus segera menemui Ayah kalian, kalau kita terlalu lama di sini, takutnya Ayah mu akan kebosanan."
Suyin mempercepat langkahnya, di ikuti yang lainnya. Mereka dengan cepat sampai di paviliun pyoni, kediaman Suyin dan An Ke. Terlihat, An Ke sedang menunggu mereka di gazebo.
"Kenapa kalian begitu lama? Ayang menunggu kalian sampai kaki Ayah terasa pegal." Tanya An Ak saat Suyin dan ke empat saudara itu masuk. Jiu menunggu di luar Gazebo.
"Tadi ada beberapa kendala yang terjadi di perjalanan." Sebelum Jun Tian berucap, Yun Ling malah mendahuluinya.
"Kendala? Bukankah Xiao Tian berkata, dia membawa kalian ke puncak dulu, sehingga membuat kalian pulang telat." Ujar Suyin dengan bingung.
"Itu memang benar, tapi di perjalanan tadi juga ada sedikit hambatan." Ucap Yun Ling.
"Apa itu?" Tanya Suyin dan An Ke secara bersamaan.
"Kuda yang di tunggangi Gēgē tiba-tiba berlari, berbalik melawan arah. Entah karena apa." Tutur Yun Ling.
"Kenapa bisa begitu?" Tanya An Ke.
Jun Tian mengangkat bahunya. "Aku juga tidak tahu."
"Maaf jika menyela." Jiu masuk ke gazebo dengan menundukkan setengah badannya.
"Ya, ada apa Jiu?" Tanya An Ke.
"Menganai kuda yang di tunggangi Shào Yé, saya merasa kuda itu merasakan aura pembunuh bayaran yang mengiku..."
"Apa?! Pembunuh bayaran?!" Sebelum Jiu menyelesaikan ucapannya. Suara keras Suyin terdengar.
"Apa maksud mu dengan pembunuh bayaran?!" Tanya Suyin dengan wajah memerah.
An Ke mengahmpiri Suyin, lalu menepuk-nepuk pundaknya, menenangkan istrinya itu. "Jelaskan." Tuntut nya.
"Jadi, saat kami baru saja keluar dari wilayah Kerajaan Luo, saya mulai merasakan banyaknya orang-orang yang mengeluarkan biaya membunuh. Apa lagi, beberapa bayangan yang anda tugaskan Samapi bersikap waspada. Saya yakin, pembunuh bayaran ini adalah pembunuh bayaran dengan level tinggi." Jelas Jiu.
"Tapi mengapa aku tidak merasakan keberadaan mereka?" Jun Tian merasa aneh, dirinya dan Jiu memiliki tingkat kultivasi yang tidak jauh, lalu mengapa dirinya tidak merasakan hawa keberadaan mereka.
"Sepertinya mereka memakai sesuatu, agar tidak di ketahui keberadaan nya." Sahut Jiu.
"Apakah kamu dapat menebak siapa mereka?" Tanya An Ke dengan wajah yang mulai berbuah menjadi sangat suram dan dingin.
"Kalau saya tidak salah menebak. Mereka adalah Pembunuh bayaran Hei Long."
"Maksudmu pembunuh bayaran yang melakukan semuanya berdasarkan uang?" Tanya An Ke, memastikan.
"Ya. Namun, ini hanya dugaan awal saya. Saya tidak dapat menjamin kalau, mereka benar-benar pembunuh bayaran Hei Long." Tutur Jiu.
"Jadi, jika mereka benar-benar pembunuh bayaran Hei Long. Kita hanya harus menyiapkan imbalan yang melebihi penyewa itu saja bukan?" Tanya Suyin.
Jiu menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan Suyin. "Ya." Jawabnya.
"Kalau begitu kamu harus segera mempersiapkan uang yang banyak, jangan sampai pembunuh bayaran itu melukai anak-anak." Titah Suyin kepada An Ke.
"Tentu." An Ke mengangguk. Ia segera pergi dari sana, meninggalkan mereka yang masih terdiam.
"Jiu Gē, aku ingin bertanya." Yun Ling maju, menghampiri Jiu.
Jiu menundukkan kepalanya. "Apa itu Xiăo Jiě?" Tanyanya.
"Menurutmu, pembunuh itu mengejar siapa?"
Untuk beberapa saat Jiu terdiam, lalu ia sedikit mengangkat wajahnya. "Maaf jika menyinggung. Tapi menurut pengamatan saya, pembunuh itu seolah tengah mengincar anda." Jawab Jiu.
Perkataan Jiu berhasil membuat semuanya kaget. Dan yang palin terkejut adalah Jun Tian. "Apa?!"
"Jangan bercanda. Ling'er tidak memiliki musuh, mengapa ada orang yang berniat membunuh nya." Ujar Jun Tian.
"Gēgē." Yun Ling menggeleng kan kepalanya ketika Jun Tian ingin berucap kembali.
"Kalau dugaanku tidak salah. Ini pasti ulah salah satu orang yang di tolak Gēgē." Mendengar itu, hampir semua orang yang ada di gazebo mengertukan alisnya, tidak mengerti. Kecuali Jiu.
"Kalau memang begitu, lalu kenapa kamu yang di incar?" Tanya Yun Li, tidak paham.
"Karena hampir semua alasan Gēgē menolak mereka adalah karena adik-adiknya, dan yang serin di tunjuk Gēgē adalah aku." Yun Ling teringat dengan tatapan Kun Sui Zhu. Sudah beberapa kali, Sui Zhu melayangkan tatapan permusuhan bahkan sebuah tatapan benci padanya. Bukannya berprasangka buruk, tapi hanya Kun Sui Zhu saja yang sering di tolak Jun Tian dan hanya Sui Zhu saja yang berani melayangkan tatapan seperti itu padanya.
...🔹To Be Continued🔹...
Note 📝 :
Shào Yé \= Tuan muda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-12-01
0