...Nihao Readers 👋🏻❤️...
...Happy Reading ♡...
...━━━━━━━⊰❖⊱━━━━━━━...
Yun Ling menutup bukunya, lalu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal karena terus duduk.
"Ugh, aku lapar. Tapi sekarang belum masuk waktu makan malam." Gumam Yun Ling.
"Aha! Gimana kalau masak sendiri aja?" Tanya Yun Ling pada dirinya sendiri.
"Baiklah, mari kita pergi ke dapur."
Yun Ling berjalan sambil bersenandung kecil, tanpa di sadari Yun Lian mengikutinya dengan wajah cemberut.
Ketika melewati persimpangan Yun Ling, tidak sengaja melihat ujung Hanfu. Ia berbalik.
"Wuah!" Yun Ling Munduk beberapa langkah akibat terkejut, di hadapannya Yun Lian tengah memasang wajah cemberut, tangannya di simpan di dada secara menyilang.
"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Yun Ling.
"JiěJiě saja yang tidak menyadari kalau aku mengikutinya sedari tadi." Ujar Yun Lian dengan nada ketus.
Mendengar nada bicara mèimèi nya yang tidak bersahabat, alis Yun Ling terangkat. "Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tengah kesal?"
"Huh, dasar tidak peka!" Yun Lian mendengus, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, ngambek.
"Mèimèi marah?" Tanya Yun Ling.
"Siapa juga yang marah." Balas Yun Lian tanpa menatap Yun Ling.
Yun Ling terkekeh pelan. "Kalau begitu, ngambek?" Tanya Yun Ling.
"Gak juga."
"Lagi kesel?"
"Dikit."
"Kesel sama siapa?"
"Siapa aja."
"Termasuk sama tiang yang ada di depan kamu?"
Mendengar itu Yun Lian melihat tiang yang tak jauh dari hadapannya, ia menatap Yun Ling dengan bibir semakin maju. "JiěJiě..."
"Hahaha." Tawa Yun Ling pecah ketika Yun Lian terlihat semakin kesal.
"Ngambek kenapa nih?" Tanyanya.
"Ikh... JiěJiě gak peka banget." Yun Lian berucap cukup kencang.
"Ya maaf, makanya jelasin dong, supaya JiěJiě tahu JiěJiě salah apa." Tutur Yun Ling.
Yun Lian menghembuskan nafasnya. "JiěJiě ninggalin aku, padahal aku juga laper pengen makan." Ucap Yun Lian.
"Oh gitu... Kirain karena apa." Yun Ling terkekeh, ternyata adiknya ini sedang marah karena tidak ia ajak.
"Kalo gitu ayo bantu JiěJiě masak, rencananya sih JiěJiě mau masak Ayam goreng balado sama sup teratai." Ujar Yun Ling.
"Kok cuma dua macem?" Tanya Yun Lian tidak terima.
"Memangnya harus masak berapa macem?"
"Ya berapa aja, yang penting lebih dari tiga macem." Ucap Yun Lian.
Yu Ling menganggukan kepalanya, di antara saudaranya yang lain, Yun Lian itu yang paling banyak makan. "Kalo gitu, kamu yang usulin JiěJiě harus masak apa."
Yun Lian mengangguk dengan semangat. " Kalo gitu ayok kita ke dapur." Yun Lian menyeret Yun Ling, dan Yun Ling hanya bisa pasrah.
Merekapun masak bersama, mereka memasak lima macam, selain Ayam balado dan Sup teratai, Yun Lian meminta Yun Ling memasak pasta dengan daging ayam, ramen kuah pedas, dan udang asam manis. Untungnya di dapur sudah ada semua bahannya, jadi mereka tidak perlu repot-repot lagi mencari bahan, tinggal masak saja.
Setelah masak, Yun Lian menata semuanya di meja dan Yun Ling berniat memanggil ke dua kakaknya. Tapi ketika sampai di paviliun anggrek, kediaman milik Yun Li, di sana sudah ada Ayah dan Ibunya. Ah, Jun Tian pun ada bersama mereka.
"Malam semuanya." Sapa Yun Ling.
"Malam juga, Ling'er." Sahut An Ke, Suyin, Jun Tian dan Yun Li.
"Apa kalian mau makan bersama? Kebetulan aku dan Yun Mèi sudah memasak."
Mendengar itu An Ke memijat pelipisnya pelan. "Ling'er, mengapa kamu memasak sendiri? Bukankah bisa meminta para pelayan untuk membuatkan mu makanan?"
"Tapi aku dan Yun Lian ingin memasak sendiri Ayah." Sahut Yun Ling dengan suara di manjakan.
"Jangan berbicara dengan nada seperti itu, Ayah tidak akan terbujuk." An Ke mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan Yun Ling yang nampak lucu.
"Ayolah Ayah, Janan marah. Makanan kali ini sangat enak lho, aku yakin Ayah akan suka." Yun Ling memegang tangan An Ke, lalu menggoyang-goyangkan nya.
An Ke menarik nafasnya, berharap tidak terbujuk. "Sudahlah, kalian makan saja. Ayah akan kembali bekerja."
Sebelum An Ke berjalan cukup jauh, Yun Ling menjatuhkan tubuhnya. "Hiks, Ayah jahat. Mengapa tidak ingin makan makanan buatan Yun Ling."
Runtuh sudah pertahanan An Ke ketika mendengar suara isakan Yun Ling. An Ke segera berbalik, menghampiri Yun Ling yang terduduk di lantai.
"Sudah, sudah. Jangan menangis. Ayah akan makan bersama kalian." Ucap An Ke sambil menggendong tubuh mungil Yun Ling.
Yun Ling menghapus air matanya, ia menatap An Ke. "Benarkah?" Tanyanya.
An ke mengangguk, "Benar."
"Yey!" Seru Yun Ling bahagia.
"Kalau begitu mari kita pergi ke ruang makan, aku yakin Yun Lian sudah menunggu." Ajak Yun Ling.
An Ke mengangguk, lalu berjalan ke arah ruang makan bersama yang lain.
Di ruang makan, sudah ada Yun Lian yang tengah mengetuk-ngetuk kan sumpit pada meja. Mendengar suara pintu terbuka, Yun Lian menoleh, wajahnya cemberut.
"Kalian sangat lama, padahal aku sudah sangat lapar." Ujar Yun Lian mengelus perutnya.
"Maafkan Ayah." An Ke menghampiri Yun Lian, ia mendudukkan Yun Ling di sampin kanan Yun Lian.
"Yun Li, duduk di sebelah kiri Yun Lian." Seperti biasa, An Ke selalu suka menempatkan ke-tiga anak perempuannya berhimpitan seperti ini.
Dia selalu berkata, "Pemandangan yang membuatku bangga."
Suyin dan Jun Tian, segera duduk. Drama seperti ini sudah sering mereka lewati. Mau di acara apapun, An Ke akan menyatukan ke tiga anak perempuannya seperti ini.
Terkadang jika di tanya kenapa, An Ke selalu menjawab. "Anak kembar tidak boleh di pisahkan, sampai mereka besar pun mereka harus bersama."
"Ayah mah kebiasaan." Gumam Yun Ling.
Yun Li tersenyum kecil, "Biarkan saja."
Mungkin karena Yun Li adalah kakaknya, di antara mereka bertiga memang Yun Li lah yang paling dewasa, terlepas dari status mereka yang sebagai reinkarnasi (orang yang ber-reinkarnasi).
"Masukkan kalian selalu saja unik." Ujar Jun Tian setelah mengamati tampilan makanan yang di buat Yun Ling dan Yun Lian.
"Kami memang suka memasak sesuatu yang berbeda." Ujar Yun Lian.
Yun Ling memutar bola matanya, 'Resep orang lain saja sudah sombong.' Batin Yun Ling.
Yun Li mulai mengambil beberapa lauk, lalu menyimpannya di atas mangkuk ke dua adiknya.
"Cepat makan, kalau makanannya dingin, takutnya kurang enak." Tutur Yun Li.
Yun Lian dan Yun Ling mengangguk, mereka mulai makan. Ketika lauk yang di ambilkan Yun Li habis, mereka berdua mengangkat mangkuk nasi nya secara bersamaan.
"Lagi." Pinta Yun Ling dan Yun Lian secara bersamaan.
Jun Tian tidak mau kalah, ia pun mengambil lauk lainnya lalu menyimpannya di atas mangkuk ke tiga adik kembarnya.
"Kalian berdua jangan merepotkan Yun Li, ambil sendiri makanannya." Ucap Jun Tian.
"Bilang aja kalau Gēgē cemburu." Ejek Yun Lian.
Yun Ling pun mengangguk setuju.
"Kata siapa aku cemburu?" Tanya Jun Tian, tidak terima.
"Kata aku/Yun Lian tadi." Ujar Yun Ling dan Yun Lian secara bersamaa.
Satu meja langsung tertawa cukup keras ketika melihat wajah merah Jun Tian.
...🔹To Be Continued🔹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-12-01
0