Setelah menggelar karpet yang di buat para pelayan melalui intrupsi tiga kembar itu, dulu. Kini ke tiga saudara kembar itu sudah duduk rapi, siap mendengarkan Suyin yang akan bercerita. Bahkan, kini Yun Ling dan Yun Lian sudah memangku banyak camilan.
"Baiklah, ibu akan memulai ceritanya."
Dulu ada seorang pemuda, yang terlahir dari keluarga petani. Pemuda itu di kenal baik, dan orang-orang juga mengetahui kalau pemuda itu jatuh hati pada putri wali kota.
Dan ternyata, putri wali kota juga mencintai sang pemuda. Dan sejak saat keduanya mengetahui perasaan satu sama lain, merekapun semakin dekat.
Wali kota yang mendengar ini sangat marah, dan wali kotapun menjodohkan putrinya dengan anak bangsawan terpandang.
Putri wali kota menolak keras akan perjodohan ini. Tapi, seberapa keras pun ia menolak, wali kota tetep kukuh untuk menjodohkan anaknya dengan anak bangsawan terpandang itu.
Sang pemudapun hanya bisa merelakannya. Karna dirinya tahu, sebesar apapun cintanya pada putri wali kota, wali kota tak akan pernah menerimanya, karena dirinya hanya seorang anak petani miskin.
Sebelum hari pertunangan, putri wali kota menemui sang pemuda. Dia memohon untuk membawanya kabur, karena putri wali kota hanya mencintai sang pemuda.
Sang pemuda tidak menyetujui permintaan putri wali kota, dia berkata.
"Tunggu aku. Aku akan menyamakan pangkat kita, aku akan berusaha untuk memiliki banyak harta, dan memperbanyak sekutu agar ayahmu dapat menerimaku menjadi menantunya."
Setelah berpisah lagi, mereka secara diam-diam saling mengirim pesan lewat surat.
Sang pemuda menjadi bertekad,dia benar-benar harus berusaha menyamakan derajatnya. Jalan termudah adalah menjadi seorang kultivator.
Seminggu setelah putri wali kota bertunangan. Pemuda mendapatkan kabar bahwa anak bangsawan memperlakukan putri wali kota dengan kasar.
Sampai beberapa bulan kemudian, pemuda itu telah berjaya. Dia mendapat gelar sebagai jenius Kultivator.
Pemuda itu datang ke kediaman wali kota, dan meminta wali kota untuk membatalkan pertunangan putrinya dengan anak bangsawan.
Memang pada dasar wali kota sangat mementingkan ketenaran dan kekayaan. Wali kota langsung setuju. Beberapa hari setelahnya, pemuda membawa putri pergi jauh dari kita itu.
Ketika kembali ke kota lagi, pemuda itu meminta wali kota untuk menyetujui pernikahan mereka.
Setelah menikah, pemuda kembali pergi dari kota itu. Dia membangun sebuah istana di salah satu wilayah pemberian gurunya.
Di belakang istana itu, ada sebuah puncak dengan pemandangan yang sangat indah. Putri itu meminta sang pemuda untuk membuatkannya sebuah taman.
Karena rasa cinta pemuda itu begitu besar, esoknya taman yang di inginkan putri itu sudah ada. Tempatnya berada tepat di tempat paling tinggi di puncak.
Dan pasangan itu sepakat menamai puncak itu, puncak Long Di. Gabungan antara nama tengah mereka.
Wu Long Yu, pendiri Kekaisaran Wu sekaligus Kaisar pertama dan Hua Di Wei sebagai permaisuri satu-satunya.
Setelah bercerita, Suyin memerhatikan raut wajah anak-anaknya satu persatu. Dan ketika mendapati wajah terkejut dari Jun Tian, Suyin terkekeh kecil.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Suyin, pada anak sulungnya.
Jun Tian menggeleng pelan. "Aku hanya terkejut. Ternyata Kaisar pertama memiliki kisah seperti ini. Aku hanya tahu, kalau pendiri Kekaisaran ini adalah seorang rakyat biasa. Makanya Kekaisaran ini memiliki peraturan untuk menghormati rakyat kecil."
Suyin mengusap puncuk kepala anak sulungnya itu. Sepertinya anak laki-lakinya ini sudah belajar dengan giat.
An ke yang berada di samping Suyin, menatap anak laki-lakinya itu dengan bangga. "Sangat bagus, sangat bagus."
"Sepertinya ajaran dari Gurumu telah kamu ingat dengan baik." Tutur An Ke.
Sebuah senyum bangga terukir di wajah Jun Tian. Dia menepuk dadanya sembari berkata. "Tentu saja. Jun Tian kan belajar dengan baik."
Yun Ling yang tadinya tengah menatap Gēgē-nya dengan bangga, kini dirinya malah merasa jengkel.
"Ish, Gēgē sangat sombong."
"Apa-apaan nada bicaramu itu, seharusnya kamu memuji Gēgē mu ini, bukan malah mengatainya." Ujar Jun Tian merasa tidak terima.
"Apa yang harus di banggakan? Hanya beberapa pelajaran mudah seperti itu saja, aku juga bisa langsung hapal." Yun Ling melipat kedua tangannya di dada.
Dia memalingkan wajahnya sambil mendengus. "Hm!"
Jun Tian ikut merasa kesal, dia tidak terima karena telah di remehkan. "Awas kau ya."
Jun Tian berdiri tegak, hendak menghampiri Yun Ling yang ada di seberangnya. Namun, sebelum itu terjadi, Yun Ling sudah berlarian tak tentu arah.
"Ling'er, jangan berlari! Kembali ke sini." Jun Tian berteriak kesal.
Yun Ling tidak menghiraukan teriakan Gēgē-nya itu. Dia masih terus berlari, sambil menjulurkan lidahnya ke arah Jun Tian.
"Ling'er!!"
Dan terjadilah kejar-kejaran antara Yun Ling dan Jun Tian. Mereka berlari mengelilingi puncak bukit yang cukup luas itu.
Sedangkan yang lainnya hanya diam memerhatikan saja. Karena hal ini sudah sering terjadi.
Yun Ling menghentikan langkahnya ketika tenaganya sudah mulai habis. Dia memegangi lututnya yang terasa sudah lemas.
"Jangan mengejar lagi." Yun Ling mengangkat tangannya, menghentikan Jun Tian yang berniat berlari ke arahnya. "Aku sudah lelah."
Bruk
Yun Ling membaringkan tubuhnya di atas rerumputan, nafasnya terengah-engah. Jun Tian yang juga sudah merasa cukup lelah, ikut berbaring di samping Yun Ling.
"Hari ini Gēgē akan memaafkan kesalahanmu yang tadi. Tapi lain kali, jangan mengejekku seperti itu. Kalau tidak, Gēgē tidak akan mengampuni mu." Ancam Jun Tian dengan wajah datar yang terkesan galak.
Walau begitu, Yun Ling tidak merasa takut. Karena dirinya tahu, ancaman ini tidak serius. Dia hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh.
"Gēgē, aku ingin minum." Pinta Yun Ling setelah beberapa saat mereka berbaring.
Jun Tian bangkit, lalu menepuk Hanfu-nya. "Tunggu sebentar, biar Gēgē ambilkan air."
Lihatlah, kemana wajah galak yang di tampilkan tadi. Kini Jun Tian sudah Kemabli seperti Kakak yang memanjakan adiknya.
Yun Ling tersenyum senang, dirinya bersenandung kecil, menunggu air yang akan di bawakan Jun Tian.
Ketika kepalanya menoleh ke arah kanan, dia melihat sesuatu yang membuat dirinya bahagia.
Itu adalah bunga dari rumput quantum. Di buku, di tuliskan bahwa rumput quantum bisa di jadikan obat dan juga racun, tergantung pembuatannya.
Kebetulan, buku yang ia bawa ke sini memiliki resep untuk menjadikan rumput quantum sebagai tambahan rempah ke dalam makanan.
Fungsinya beragam. Jika rumput quantum dan bunganya di rebus bersamaan dengan ginseng merah, sup yang di hasilkan dapat membuat orang yang meminumnya mendapatkan energi besar untuk bertarung.
Bunga rumput quantum juga dapat di jadikan sebuah pil penghenti darah. Jika di olah denan benar, dan di campur dengan beberapa herbal langka. Pil ini bisa berada di tingkat 6 - tingkat tertinggi ke dua - dengan kemurnian 95%.
...🔹To Be Continued🔹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments