Mengandung Anak Jin Tampan
Episode 1:
21+.
Kanaya Aleta gadis berusaha dua puluh lima tahun, yang kata orang di usia segitu sudah matang dan pantas untuk menikah. Tapi bagi Aleta menikah adalah sebuah komitmen yang harus dipegang kuat, jika tak mampu untuk menjalani maka percuma melakukannya.
Pacarnya juga termasuk orang yang lumayan untuk soal harta, seorang CEO di perusahaan terkenal, serta memiliki sifat baik dan penyayang, kalau soal ketampanan jangan ditanya lagi, sudah pasti pacar Kanaya itu idaman para wanita, tapi tetap saja kalau soal menikah dia belum siap.
Kanaya juga anak tunggal dari kedua orang tuanya, dan Kanaya juga bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan.
Sebenernya, orang tuanya termasuk orang yang mampu kalau soal materi, tapi karena Kanaya orangnya tidak suka bergantung pada orang tua, setelah selesai kuliah, dia memilih mencari pekerjaan sendiri, gajinya lumayan lah untuk beli skin care dan kebutuhan sendiri. Bisa dikatakan Kanaya termasuk orang yang paling beruntung dalam soal materi dan percintaan.
Namun siapa sangka, suatu hari kemalangan menghampirinya, hingga membuat Kanaya harus menanggung beban dan rasa malu karena itu.
AWAL DARI CERITA TERSEBUT.
Kanaya mendapat tugas lembur dari atasannya, kebetulan dia hanya sendiri, karena semua teman kantornya sudah pulang semua.
Jam sudah menunjukkan pukul 23: 00, kebetulan pekerjaan Kanaya rampung ia kerjakan. Kanaya pun meluruskan pinggang sejenak untuk melemaskan otot-otot yang terasa kaku karena semalam suntuk ia bekerja.
Setelah selesai, Kanaya pun menuju parkiran tempat motor matic miliknya diparkir.
Kanaya segera menyalakan motornya dan segera pulang.
Jalanan tampak begitu sepi dan begitu dingin, mungkin karena sudah larut juga, ditambah malam itu begitu berkabut, hingga membuat pandangan Kanaya menjadi agak buram dan susah untuk melihat.
Tiba-tiba saja bulu kuduk Kanaya berdiri, tapi ia berusaha untuk tak menghiraukan ketakutan itu, dia pikir mungkin karena hawa malam ini begitu dingin, jadi membuat bulu kuduk berdiri seketika.
Saat sedang fokus berkendara, tiba-tiba seorang pria berdiri di tengah jalan, entah dari mana asalnya, sontak saja hal itu membuat Kanaya terkejut dan refleks membanting setir ke kiri, alhasil dia pun menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan tersebut.
" Awas!!!." Teriak Kanaya pada lelaki tersebut, namun anehnya pria itu sedikit pun tak bergeming dari tempatnya.
Karena hal itu Kanaya jadi tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri.
Akan tetapi Kanaya masih bisa melihat wajah pria itu, meski pun dengan samar-samar.
Kanaya dapat merasakan pria itu membopong tubuhnya, wajah pria itu tak begitu jelas terlihat, mungkin karena Kanaya tak begitu sadar.
Dia pun lantas membawa tubuh Kanaya ke suatu tempat.
Dapat dirasakan tubuhnya begitu dingin seperti es, dan entah mengapa juga tubuh Kanaya begitu sulit untuk digerakkan, bahkan untuk berteriak saja ia tak mampu.
Dia membawa Kanaya ke sebuah rumah mewah namun tak begitu besar, yang dihias dengan begitu indah dengan bunga-bunga cantik yang digantung di setiap sudutnya.
Dia juga membaringkan tubuh Kanaya di atas tempat tidur yang juga dihiasi kelopak bunga mawar diatasnya. Kamar itu terlihat begitu indah dan sangat wangi, dengan aroma mawar yang menyeruak hingga menusuk hidung Kanaya, serta kamar bernuansa serba ungu, yang menambah kesan romantis.
Dia duduk di samping Kanaya seraya membelai rambutnya dengan lembut. Tiba-tiba Kanaya menjadi takut dengan perlakuannya, mengapa bisa? Bahkan mereka baru saja bertemu dan belum saling mengenal satu sama lain, bahkan dia sudah berani melakukan hal itu pada Kanaya, apa maksud pria itu sebenarnya?
Sekuat tenaga Kanaya berusaha untuk memberontak, akan tetapi tubuhnya saja sulit untuk digerakkan, seolah pria itu sudah menotok sebagian syarafnya, entahlah, dia pun tak pasti apa yang sedang terjadi pada tubuhnya itu.
Terselip di antara aktifitas yang dilakukan pria itu pada Kanaya, terdengar pria itu seperti menyebutkan sebuah nama.
" Linda!!." gumamnya.
Dan itu seperti ditujukan pada Kanaya. Kanaya jadi bertanya-tanya, siapa Linda sebenarnya? Dan apa hubungannya dengan dirinya?
Setelah puas mengusap rambut Kanaya, dia pun membaringkan tubuhnya tepat di samping Kanaya, lalu setelah itu dia memiringkan tubuhnya menghadap ke arah tubuh Kanaya yang terbaring kaku.
Meskipun begitu dekat, entah mengapa wajahnya begitu samar-samar terlihat.
Yang membuat Kanaya semakin ketakutan, tiba-tiba dia membuka satu persatu kancing baju kemeja yang Kanaya kenakan, ingin rasanya Kanaya berteriak sekencang-kencangnya untuk meminta tolong, tapi tenggorokannya terasa tercekat, seolah ada yang menahannya untuk keluar.
Setelah membuka satu persatu pakaian yang Kanaya kenakan, hingga membuatnya tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh mulusnya, membuat tubuhnya terekspos dengan jelas.
Dia juga memandangi tubuh Kanaya dengan penuh na*su, membuat Kanaya merasa semakin ketakutan.
Nafasnya terdengar memburu seakan menahan nafsu yang sudah tak dapat lagi ia tahan.
Dia langsung meluncur kan aksi terlarangnya kepada Kanaya, membuat gadis itu meringis karena perih yang meliputi area itu, beriringan dengan air mata yang merembes membasahi pipi.
Saat pria itu mendekatkan wajahnya pada Kanaya, tiba-tiba membuat Kanaya terkejut bukan kepalang. Bagaimana tidak, wajahnya begitu jelas terlihat, sangat pucat dan berkeringat, meski terlihat begitu tampan seperti pangeran, tetap saja mengerikan.
***
Kanaya langsung terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal, ternyata dia hanya bermimpi buruk saja.
Tak dihiraukannya lagi mimpi itu, ia segera bangkit dari tempat tidur dan bersiap untuk berangkat ke kantor, karena ia ingat hari ini dia harus menyiapkan berkas-berkas yang dikerjakan tadi malam untuk segera memberikannya kepada atasan, karena hari ini akan ada meeting penting.
Namun saat ingin melangkah, tiba-tiba Kanaya merasakan perih pada bawah perutnya, seperti habis ehem ehem, tapi rasanya tidak mungkin, Kanaya bahkan tidak merasa telah melakukan hal yang terlarang tersebut, apa karena mimpi semalam? Tapi mana mungkin, itu kan hanya sebuah mimpi, mana bisa terasa hingga dunia nyata.
Kanaya pun merintih sambil memegangi perutnya, karena dia merasa sudah terlambat pergi ke kantor.
Kanaya pun tidak menghiraukan bahkan tak menaruh curiga, mengapa area itu bisa sakit dengan sendirinya.
Kanaya pun pergi ke kamar mandi dengan tertatih sambil sesekali meringis kesakitan.
" Kanaya!." panggil mamanya.
" Iya Ma!" Kanaya yang masih di kamar mandi pun menjawab
" Ayo, cepat turun ke bawah! Kita sarapan dulu," ajak mamanya lagi yang berada di depan pintu kamar Kanaya.
" Iya Ma, sebentar, aku siap-siap dulu, aku masih mandi nih," jawabnya dari dalam kamar mandi.
" Ya sudah kalau begitu, Mama tunggu di bawah saja ya." Setelah mengatakan itu, mama Kanaya langsung turun ke bawah untuk menyiapkan makanan di meja.
Setelah ritual dandan sudah selesai, Kanaya pun segera turun untuk sarapan bersama papa dan mamanya.
" Pagi Ma Pa!" sapa Kanaya kepada kedua orang tuanya yang sudah melahap sarapannya lebih dulu.
" Pagi sayang," Balas mama dan papanya secara bersamaan. Kanaya pun duduk di kursi meja makan untuk sarapan dan segera berangkat ke kantor.
" Sayang, kamu sakit?" tanya mamanya.
Refleks Kanaya pun menggeleng, karena ia merasa sehat-sehat saja.
" Enggak kok Ma, cuma agak pegel-pegel aja ni badan Kanaya." Jawab Kanaya sambil memegangi tubuhnya yang terasa sakit semua, mungkin karena efek jatuh dari motor semalam.
" Itu apa di leher kamu?" tanya mamanya sambil menunjuk leher Kanaya.
" Emang ada apa Ma?" Kanaya pun memegangi lehernya yang di maksud nama.
" Itu, leher kamu kok merah-merah gitu? Kayak abis digigit sesuatu," Jelas mamanya lagi.
Karena penasaran yang di maksud mamanya, Kanaya pun segera mencari cermin untuk melihatnya, dia pun memilih kembali ke kamar agar leluasa untuk memeriksanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Swadeekhab
waduh
2023-04-08
1
Swadeekhab
mimpi tapi nyata
2023-04-08
1
febriliani
Semangat seru nih cerita nya kk
2023-04-03
1