Bertemu Kembali

Episode 19:

Wajah Dion menghadap kesamping karena sebuah tamparan mendarat di wajah nya. Senyum di wajahnya seketika memudar, berganti dengan raut wajah bingung.

Mengapa Kanaya tiba tiba menampar nya? Apa karena masih tak terima dengan kejadian kemaren, atau jangan-jangan dia mendengar percakapan dia dan Abram?. Dion kini hanya bisa menerka nerka.

" Sayang masuk dulu yuk!" Ajak nya mencoba biasa saja seperti tak terjadi apa-apa.

Namun tak di sangka Kanaya pun menurut. Dia melenggang masuk namun masih dengan tatapan tajam nya.

" Sini sayang, duduk di sini!" Dia kembali mengajak Kanaya untuk duduk di sofa ruang ruangan itu.

" Gak usah." Jawab nya ketus.

" O iya sayang, aku mau minta maaf soal yang kemarin. Aku udah khianati dan menghina kamu sekaligus." Ucap nya memulai pembicaraan.

Sedetik kemudian dia tertawa miris, membuat Kanaya mengernyit heran.

" Aku emang bodoh, setelah menghkianati dan menghina, bisa-bisanya meminta maaf dengan begitu mudahnya." Dion terkekeh dengan terkesan di paksakan, lalu tertunduk lesu.

" Memang nya siapa yang mau memaafkan dengan begitu mudah." Ucap nya tersenyum miris. Ia ubah posisi nya dengan mendudukkan dirinya di sofa.

Sedangkan Kanaya, gadis itu masih dengan posisi dan raut wajah yang sama. Dia masih berdiri mematung dengan tatapan menerawang.

" Aku ke sini bukan untuk mendengarkan celotehan mu Dion. Ada suatu hal yang ingin aku bicarakan." Kini Kanaya menatap Dion dengan lekat.

" Kamu mau bicara apa sayang? Ngomong aja, aku siap dengerin." Ujar nya dengan gaya sok nya.

" Aku mau kasih kamu kesempatan sekali lagi. Dan aku mau besok kamu datang ke rumah aku buat ngelamar, dan Minggu depan kita harus nikah!" Ucap nya menekankan pada setiap kata.

Dion yang mendengar ucapan Kanaya sontak langsung terkejut sekaligus senang. Dia langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Kanaya yang masih setia berdiri di tempat nya.

" K_kamu beneran sayang? Kamu gak lagi ngeprank aku kan?" Tanya nya senang seakan tak percaya. Dion lalu meraih pundak Kanaya dan menatap nya dalam.

" Sayang, aku sangat senang sekali. Aku makasih banget sama kamu karena udah mau ngasih kesempatan yang kedua. Aku janji, ini kesempatan yang terakhir. Aku gak bakal ngecewain kamu lagi." Ucap nya meyakinkan.

Kanaya menepis tangan Dion yang berada di pundak nya, entah mengapa ia masih merasa risih dengan perlakuan Dion itu. Padahal dia sudah memberi kesempatan kedua pada Dion, yang otomatis dia juga sudah memaafkan nya. Tapi entah kenapa rasanya berat untuk menerima kembali.

" Aku pegang janji kamu." Ucap nya menatap tajam pada Dion.

" Aku ke sini cuma mau bilang itu, sekarang aku mau pamit pulang dulu." Ucap nya dengan nada datar.

" Loh kok buru buru sayang? Kamu gak mau makan dulu? Kita makan dulu ya, setelah itu baru kamu aku antar pulang." Tawar Dion pada Kanaya.

" Gak usah repot-repot, aku bisa pulang sendiri. Lagian aku kesini bawa mobil." Tolak Kanaya.

" Ya udah, aku gak akan maksa kamu kalau memang kamu mau pulang sekarang. Kalau gitu hati hati di jalan ya sayang!" Kata Dion lagi.

" Iya, makasih." Ucap nya tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.

Setelah itu tanpa banyak bicara lagi, Kanaya langsung keluar dari ruangan Dion. Dan kini dia sudah sampai di parkiran dan segera melajukan mobilnya.

Di perjalanan Kanaya merasa tenggorokan nya terasa kering, dia merasa sangat halus. Mungkin karena cuaca hari ini memang sangat terik.

Kanaya lalu menepikan mobilnya tepat di depan sebuah supermarket, dia berencana untuk membeli minuman di sana saja, sebab dia sudah merasa sangat halus.

Dia lalu menuju lemari pendingin dan mengambil satu botol air mineral. Setelah selesai dia segera membayar barang yang ia beli.

Brughh

Kanaya tertabrak seseorang yang seperti nya juga pengunjung supermarket tersebut.

" Aduhh! gimana sih kalau jalan tuh lihat Li,,...." Ucapan nya terputus saat dia mendongak dan menatap wajah orang yang menabraknya. Dia sangat terkejut bukan main setelah tahu siapa orang yang menabrak nya.

" Arkha!"

" Kanaya!" Ucap mereka hampir bersamaan. Sadar dengan itu, mereka buru buru memalingkan wajah masing-masing karena merasa malu.

" Kok kamu ada di sini juga Nay?" Tanya Arkha.

" Ini aku lagi beli minum, haus!" Jawab Kanaya, yang diangguki oleh Arkha.

" Kamu sendiri lagi ngapain di sini?" Tanya Kanaya.

" Ini aku juga lagi belanja kebutuhan dapur, soalnya udah habis semua." Jawab Arkha sambil menunjukkan barang yang ia beli.

" Oh ya udah, kita bicara di taman sebrang jalan sana yuk! gak enak bicara di sini, takut ganggu pengunjung yang lain." Ajak Arkha.

" Kamu gak papa kan kalau aku ajak?" Tanya Arkha mastikan. Kanaya menggeleng tegas.

" Gak papa kok."

" Ya udah kalau gitu kita ke sana!" Ajak Arkha.

" Tapi..... Barang barang kamu?" Tanya Kanaya ragu, pasalnya dia melihat barang belanjaan Arkha begitu banyak, mana mungkin jika harus di bawa dengan menggunakan tangan kosong saja.

" Udah tinggal aja, nanti ada yang ngurus." Jawab nya enteng. Kanaya mengangguk saja, tanpa bertanya banyak lagi, mereka berjalan menuju taman yang di maksud Arkha.

Taman itu tak begitu jauh dari jalan raya, namun masih begitu sejuk dan nyaman untuk bersantai ria.

Setelah sampai, mereka menduduki kursi panjang yang terdapat di taman tersebut.

" Kamu di sini sebentar ya!" Ucap Arkha, dia lalu beranjak pergi dan tak tahu mau ke mana.

" Mau ke mana?" Teriak Kanaya, karena jarak mereka yang sudah agak menjauh, namun masih bisa di dengar oleh Arkha.

" Tunggu aja di situ, nanti aku balik lagi!" Jawab nya.

Kanaya hanya bisa cemberut karena di tinggal begitu saja oleh Arkha dan tak tahu pria itu mau ke mana.

Tapi tak lama kemudian, Kanaya merasa dingin pada pipi kanan nya. Dia lalu mendongak ke atas, ingin mengetahui siapa orang yang mengusili nya.

" Arkha!" Gumam nya. Arkha lalu ikut duduk di sebelah Kanaya sambil memegang dua es krim berbentuk cron itu.

" Nih buat kamu." Arkha memberikan es krim cron rasa coklat stroberi itu kepada Kanaya. Dengan senang hati pula Kanaya menerima es krim tersebut.

" Es krim coklat biasanya bagus untuk orang yang sedang galau." Ucap Arkha sambil membuka bungkus es krim milik nya.

" Tau dari mana?" Tanya Kanaya.

" Google." Jawab nya singkat. Kanaya lalu mengangguk dan kembali menikmati es krim nya.

" Kamu tadi dari mana sebelum ke supermarket?" Tanya Arkha, namun yang di tanya malah terdiam. Kanaya lalu melirik ke arah Arkha dengan tatapan yang sulit di artikan, Arkha dapat melihat kegundahan di mata Kanaya. Matanya juga nampak mulai berkaca-kaca.

Terpopuler

Comments

Musliha yunos

Musliha yunos

naya ko kamu tega sih mau balik lg ma dion oon itu

2024-12-31

0

🤗🤗

🤗🤗

kecuali titik, semua huruf kecil

2023-05-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!