Episode 16:
" Ya udah, ngapain masih di sini? Ganggu orang mau tidur aja." Ucap Kanaya kembali ketus, padahal baru saja tadi dia tersenyum malu-malu, sekarang dia kembali kasar, sebenarnya apa yang terjadi?.
" Kok gitu? aku kesini karena aku khawatir sama kamu atas kejadian tadi siang, kenapa aku malah di sambut kurang baik begini?" Jawab nya terlihat mulai kesal dengan sikap Kanaya yang berubah-ubah itu.
Kanaya tertegun, dia jadi merasa bersalah kepada Arkha. Entah mengapa kejutekan yang sudah ia susun rapi, kini seketika melembek hanya karena ucapan Arkha.
Tapi tidak, dia harus tetap teguh pada pendirian nya, dia harus marah pada Arkha yang sudah berani menghancurkan masa depan nya dan membuat dia menjadi merasa bersalah kepada Dion.
" Terserah saya, saya tuan rumah di sini, suka-suka saya mau ngusir siapa dan menerima siapa." Mendengar kata 'saya', entah mengapa hati Arkha terasa sakit, ia jadi heran kenapa tiba-tiba Kanaya mendadak berbicara sangat formal dengan nya.
" Sebenarnya ada apa sih, kok kamu tidak seperti biasanya? Aku ada salah apa sama kamu?" Arkha mencoba berbicara lembut kepada Kanaya yang sedari tadi sangat kasar pada nya, meski saat ini pun dia juga merasa kesal.
" Aku dari dulu memang seperti ini, kamu nya aja yang gampang baper, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Malahan dari dulu itu aku benci banget sama kamu, karena kamu, hubungan aku dan Dion jadi merenggang, karena aku merasa bersalah sama dia, karena aku sudah tidak suci lagi. Itu semua karena kamu!" Mati-matian Kanaya menahan rasa sesak di dada nya setelah mengatakan itu, entah mengapa hati nya tak sanggup jika harus menyakiti Arkha. Ia memalingkan wajahnya ke samping, tak berani untuk bertemu pandang dengan mata Arkha yang tentunya tersirat kekecewaan yang besar di sana.
Dia benar-benar terpaksa melakukan ini, dia ingin membuat laki-laki ini membenci dirinya. Dia hanya tidak ingin memberi harapan lebih kepada Arkha, sedang kan dirinya akan kembali pada Dion dan mungkin setelah itu mereka akan segera menikah.
Laki-laki itu terlihat mengangguk-angguk sambil tersenyum miris. Hati nya benar-benar sakit dan terasa sesak, bertahan-tahun bahkan hampir satu abad dia menunggu wanita itu, namun yang dia dapat, wanita itu sama sekali tidak mengingat nya, bahkan untuk jatuh cinta kembali pun tidak. Dia malah ingin memulai hidup baru nya bersama orang yang baru. Mungkin dia sadar dia salah, seharusnya yang pergi tak kan pernah kembali lagi, meskipun dengan orang dan wajah yang sama, tapi tidak dengan hati nya. Meskipun orang itu terlahir dengan rupa dan bentuk yang sama, tentu itu hanya sebuah kemiripan semata.
Dia jadi teringat, dulu jin Aron pernah mengatakan, sulit baginya untuk menemukan cinta itu kembali, meskipun kembali, tapi tak bisa sesempurna yang sebelumnya. Tapi tetap saja dia bersikeras untuk mencari nya, dan sekarang yang dia dapat malah sakit hati.
" Iya, aku hanya bisa minta maaf soal itu, mungkin dengan hanya meminta maaf, tidak bisa mengembalikan apa yang telah hilang dari mu, tapi setidaknya aku bisa merasa tenang, dan semoga kamu tidak membenciku lagi." Tutur nya sambil tersenyum miris.
Matanya sudah memerah menahan sesuatu yang akan tumpah, sungguh dia sangat teriris. Kanaya hanya bisa menelan ludah dengan kasar, matanya sudah berkaca-kaca.
" Terimakasih untuk semua nya, dan aku minta maaf karena kehadiran ku hanya membuat luka." Ucap Arkha menatap lekat ke arah Kanaya yang sedari tadi hanya memalingkan wajahnya.
Arkha sungguh-sunghuh merasa bersalah karena kejadian satu bulan yang lalu, karena kejadian itu Kanaya merasa dirinya tidak suci lagi, meskipun Kanaya adalah istri sah nya, tapi apakah mungkin dengan Kanaya yang terlahir kembali dengan tidak mengingat nya itu masih bisa di katakan suami istri?.
Dia benar-benar sangat bodoh dan ceroboh. Karena rindu dan nafsu nya, tanpa sadar dia telah menyakiti orang yang dia cintai itu sendiri, tanpa berpikir panjang, dia telah melakukan dosa besar.
Kanaya tak kalah sakit nya mendengar ucapan Arkha. Rasa bersalah akan Arkha, menyelimuti hati nya saat ini. Air mata yang semula ia tahan mati-matian agar tidak jatuh, pun kini telah luruh, tapi dengan gerakan cepat dia menghapusnya agar tak terlihat oleh Arkha. Ke egoisan nya mengalahkan segalanya, bahkan perasaan nya sendiri.
" Ya sudah, aku pulang dulu. Aku doakan semoga kamu selalu bahagia." Ucap nya lembut dengan senyum tulusnya. Senyum yang biasanya selalu membuat Kanaya candu, tapi hari ini bercampur dengan rasa sesak.
Kanaya tak menjawab atau pun menatap nya barang sedikitpun, hati nya sangat sakit jika harus bertatap mata dengan Arkha.
Pria itu pun perlahan melangkahkan kakinya untuk pergi dari kamar Kanaya, setelah di rasa pria itu semakin menjauh, Kanaya memberanikan diri untuk melihat kepergian nya.
Dan ternyata pria itu pulang melalui balkon seperti saat dia datang tadi, namun yang membuat Kanaya terkejut, ternyata pria itu turun menggunakan tangga yang terdapat di samping rumahnya.
Dan konyol nya, sebelum nya dia berpikir bahwa Arkha turun menggunakan kekuatan nya, seperti menghilang atau terbang, namun dia salah, dia di buat malu sendiri dengan pikiran konyolnya.
Kanaya menatap sendu kepergian pria yang baru di usir nya itu, perasaan bersalah terus saja hadir, namun dia harus tetap tega pada Arkha, atau jika tidak, akan ada hati yang tersakiti lebih dalam lagi.
___________________
Pagi menyapa, fajar pun telah melambai. Kini Kanaya sudah sangat rapi, dengan stelan dress polkadot dan flat shoes nya, serta riasan tipis di wajah nya menambah kesan manis dan anggun. Hari ini Kanaya tidak masuk kantor.
Tidak, bukan hanya Kanaya yang tidak masuk kantor, tapi seluruh karyawan semua nya hari ini libur, karena pak Haris sendiri selaku CEO memberikan mereka cuti bersama, katanya untuk menenangkan pikiran karena setiap hari otak mereka selalu di forsir dan hari ini mereka di beri izin untuk istirahat, baik sekali bukan? Meskipun terkadang menyebalkan.
Setelah bersiap-siap, Kanaya meraih tas selempang nya lalu turun kebawah untuk menemui orang tua nya untuk mengikuti sarapan seperti hari-hari biasa.
" Hay sayang, selamat pagi." Sapa Nita yang melihat Kanaya menuruni anak tangga.
" Pagi juga ma." Jawab Kanaya singkat.
" Sini duduk!" Ajak sang mama sambil menarik kan kursi untuk Kanaya. Kanaya pun menurut, dia duduk di kursi yang sudah di sediakan sang mama.
" Nih, mama udah masakin makanan kesukaan kamu, tempe bacem dan sambel terasi." Ucap Nita sambil mengambil kan nasi beserta lauk pauk kedalam piring Kanaya.
Namun lagi-lagi Kanaya hanya diam tanpa protes atau berbicara. Nita sangat mengerti dengan keadaan sang anak, dia memilih diam dan tidak bertanya dulu tentang masalah yang di hadapi sang anak, Nita memberikan waktu untuk Kanaya untuk bercerita kepada nya, jika hati nya sudah mulai tenang, baru lah dia akan bertanya.
Saat itu hanya ada mereka berdua, karena Adi sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Karena Kanaya tidak banyak bicara, suasana menjadi hening. Terkadang Nita yang banyak bertanya seperti biasanya, pun hanya di tanggapi dengan 'iya' dan 'tidak' saja oleh Kanaya, dan terkadang hanya di jawab singkat oleh nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
🤗🤗
🌹🌹 mawar untukmu
2023-04-29
1
Mba Cempluk
cewek tolol kanaya
2023-02-23
2