Episode 18:
" Oh s*it, siapa yang berani berani nya mengganggu ku?" Umpat nya kesal.
Namun walau begitu Dion menghentikan aktivitas ha*am nya itu dan bergegas memungut dan memakai baju nya yang berserakan, begitu juga dengan Alia.
Tok tok tok
Pintu ruangan kembali di ketuk.
" Tuan ini saya Abram, apa saya boleh masuk?" Tanya suara dari luar.
" Iya masuk saja!" Jawab nya dengan sedikit kesal. Kini Dion dan Alia sudah berpakaian rapi seperti semula.
Ckekkk
Terdengar pintu terbuka, dan saat itu Abram seorang pria muda sudah berada di ambang pintu, menunggu sang majikan mempersilahkan nya masuk.
" Apa saya boleh masuk tuan?" Tanya Abram kembali memastikan. Dia merasa tidak enak hati saat melihat di dalam ruangan bos nya ada seorang wanita. Dia pastinya sudah dapat menebak apa yang sedang di lakukan bos nya bersama wanita itu di dalam ruangan nya.
" Hemm." Gumam Dion dengan gaya angkuh nya. Abram pun masuk dan langsung berdiri di depan Dion dengan sopan.
" Maaf tuan, ada hal penting yang harus saya sampaikan." Ucap nya sambil melirik Alia yang sedang duduk di sofa.
Dion pun mengerti maksud Abram yang ingin berbicara hal penting tanpa ada orang yang mendengar, dia segera menyuruh Alia untuk segera keluar.
" Alia, kamu bisa pulang sekarang? Aku ada pekerjaan penting yang harus ku selesai kan." Dion menoleh ke arah Alia yang duduk santai di sofa, Alia yang mendengar itu langsung menghampiri Dion dan bergelayut manja di tubuh nya.
" Kok kamu ngusir aku sih? Aku tuh masih kangen sama kamu, aku masih pengen sama kamu sayang." Ucap nya dengan manja. Abram hanya bisa menunduk melihat pemandangan di depannya itu, dia merasa malu berada di antara pasangan itu.
" Iya aku ngerti, aku juga masih kangeeen banget sama kamu, tapi aku harus kerja, lain kali aja ya." Bujuk Dion dengan lembut. Dia menyelipkan anak rambut ke telinga alia yang menutupi wajahnya cantik wanita itu.
" Nanti aku pesan hotel, kita bisa melakukan nya dengan puas di sana." Ucap nya sambil berbisik pelan di telinga Alia, membuat sang empu meramang karena hembusan nafas Dion yang begitu dekat dengan telinga nya.
" Benar kah? Baiklah aku akan pulang, tapi kamu harus janji ya?" Ucap nya kegirangan. Dion mengangguk mengiyakannya dengan senang hati.
Sebelum pergi, Alia menyempatkan diri untuk mencium bibir Dion yang masih berada di bawah nya. Tanpa rasa malu pula Dion pun meraih pinggang ramping Alia agar lebih dekat dengan nya dan ia pun membalas ciuman Alia.
Abram yang melihat itu, semakin menundukkan kepalanya, bahkan dia memejamkan mata dengan erat. Ia sangat malu melihat kelakuan bos nya yang tanpa malu menunjukkan kemesraan di depan orang lain. Tentu sebagai seorang pria normal, Abram juga merasakan hal yang lain, meskipun dia belum pernah melakukan nya.
" Udah ya sayang, kamu pulang dulu, nanti aku kabarin lagi." Ucap Dion saat sudah melepas kan pangutan nya. Tanpa sadar kata ' sayang' dari mulut Dion membuat gadis itu bahagia, ia tersenyum. Sudah lama sekali dia ingin mendengar kata itu dari mulut Dion, tapi Dion memang bukan tipe orang yang romantis. Dia hanya suka bermain wanita dan meniduri nya saja tanpa menggunakan perasaan. Bagi nya pantang untuk mtencintai wanita, karena mereka akan menghancurkan nya jika itu terjadi. Begitu menurut nya.
Alia yang semula nya cemberut karena masih ingin bersama Dion, kini ia tersenyum sumringah seakan mendapat suntikan semangat dari Dion yang tanpa sengaja mengucapkan kata itu.
Gadis itu beranjak dari pangkuan Dion untuk segera pulang.
" Ya udah sayang, aku pulang dulu ya, Dahhh!!" Pamit nya tanpa menghiraukan orang yang juga sedang ada di situ. Dion hanya tersenyum lalu mengangguk.
" Bagaimana? Hal penting apa yang ingin kau sampaikan pada ku?" Tanya Dion tu the poin saat Alia sudah tak nampak lagi batang hidungnya.
" Begini tuan, tuan Adam, ayah dari nona Dila, dia sudah setuju untuk memberikan setengah saham nya untuk tuan, asal tuan menikahi anak nya dan mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung nya." Jawab Abram jujur.
Dion mengangguk angguk puas sambil menyatukan kedua tangannya dan meletakkan nya di dagunya sebagai tumpuan.
" Apa kau sudah mengatakan bahwa aku ingin menikahi nya secara siri saja?" Tanya Dion.
" Sudah tuan, dan dia setuju untuk itu. Dia bilang asalkan bayi yang di kandung nona Dila mempunyai ayah."
Dion tersenyum menyeringai mendengar penuturan anak buah nya, dia merasa puas akan hasil kerja Abram yang tidak pernah membuat nya kecewa. Abram memang asisten sekaligus sahabat nya yang patuh dan bisa di andalkan, Dion sudah sangat percaya kepada Abram.
" Baiklah, apa ada hal lain nya yang ingin kau sampaikan lagi?" Tanya Dion .
" Tidak tuan, itu saja yang ingin saya sampaikan pada tuan." Jawab Abram jujur.
" Kalau begitu, kau boleh keluar!" Ucap Dion tanpa melirik lawan bicaranya.
" Baik tuan, kalau begitu saya permisi." Ucap Abram sambil menunduk hormat.
" Hemm." Jawab Dion singkat.
Meskipun Abram adalah sahabat nya sejak duduk di bangku SMP, namun Dion tetap berperilaku angkuh kepada nya, atau pun kepada orang lain. Dia merasa sombong karena Abram adalah bawahnya. Begitu pun dengan Abram, dia merasa tak punya hak untuk protes
Bagaimana pun Dion sudah menolong nya dan memberikan pekerjaan untuk nya. Dia juga merasa itu hal yang wajar di lakukan sebagai bos kepada bawahan nya untuk bersikap profesional dalam bekerja.
Baru beberapa menit Abram keluar, namun pintu ruangan Dion kembali di ketuk oleh seseorang.
" Argh siapa lagi sih." Gumam nya kesal, pasalnya dia sedang tidak ingin di ganggu saat ini.
" Permisi tuan, apa saya boleh masuk?" Kali ini adalah suara seorang wanita.
" Siapa?" Tanya Dion.
" Saya dari bagian resepsionis, ingin menyampaikan bahwa di bawah ada seorang wanita muda yang ingin bertemu dengan anda tuan." Jawab nya masih dari luar pintu.
" Siapa?" Tanya Dion lagi.
" Dia bilang nama nya Kanaya tuan." Kali ini membuat Dion merespon dengan baik. Dia langsung semangat dan bergegas membukakan pintu.
" Suruh dia masuk sekarang juga!" Ucap nya tanpa bantahan.
" Baik tuan." Karyawan tersebut menurut dan langsung bergegas pergi untuk memanggil wanita yang di maksud tuan nya tersebut.
Dion sangat bahagia, dia sudah tidak sabar menunggu kedatangan Kanaya. Entah mengapa sekian banyak wanita yang bersama nya, hanya Kanaya yang sering dia harapkan kedatangan nya, semenjak kejadian tempo hari, dia sangat frustasi karena Kanaya terlihat sangat marah pada nya, dan tentu saja saat Kanaya kini yang mengunjungi nya terlebih dahulu, membuat nya sangat sangat bahagia.
Cklekkk
Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik yang berdiri menatap nya dengan tatapan sulit di artikan. Tatapan nya datar tanpa ekspresi, membuat Dion mengernyit heran. Namun sedetik kemudian, dia teringat kejadian tempo hari yang membuat Kanaya kecewa dan sakit hati pada nya, dia merasa maklum dengan tatapan yang di tujukan pada nya, perlahan Dion menghampiri Kanaya yang masih mematung di tempatnya dengan tatapan datar nya itu dengan senyum yang mengembang.
Plakkk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
🤗🤗
pakai huruf kecil ya beb
2023-05-01
1