Hasrat Dion

Episode 7:

Aku terus beringsut menjauh dari nya, namun Dion terus mendekati ku dengan nafas memburu.

" Sebentar aja sayang. Aku udah gak tahan karena kamu selalu nolak aku. Kali ini aku gak bisa mengendalikan diri lagi! sayang." Ucap Dion dengan suara yang sudah serak.

" A,,,,aku,....!. Ucap ku ragu. Perasaan ku berkecamuk, antara rasa takut dan rasa bersalah ku pada nya. Bukan takut untuk memberi kan apa yang dia inginkan, toh sebenarnya aku juga sudah tidak perawan lagi, apa yang harus aku banggakan. Aku hanya takut dia kecewa saat mengetahui aku sudah tak suci lagi, apa yang dia katakan nanti setelah tau?, mungkin dia akan segera meninggalkan ku. Di satu sisi aku juga merasa bersalah karena selama ini aku bersikeras untuk tidak memberikan milik ku pada nya, pada akhirnya mahkota ku juga sudah terenggut oleh orang lain, bahkan orang yang belum aku kenal siapa keluarga dan alamat rumah nya.

" Aku kenapa sayang?, Kamu takut sakit?. Gak bakal sakit kok, aku akan pelan-pelan supaya kamu gak ngerasain sakit. Please sayang! Aku janji setelah ini aku gak minta lagi kok, Kita akan melakukan nya lagi saat sudah nikah." Ada rasa iba melihat dia memohon seperti ini, tapi aku juga takut dia kecewa dan berujung kehancuran pada hubungan kami.

Aku benar-benar harus mencari cara untuk menolak nya secara halus.

" Tapi sayang, aku lagi dapet." Ucap ku, tentu saja berbohong. Aku berharap dia percaya dan mengurung kan niat nya, setelah itu aku harus mencari cara-cara lainnya untuk menolak nya kembali jika dia meminta lagi, sampai aku bisa jujur dan mengatakan yang sebenarnya.

Dion sedikit merasa kecewa mendengar alasan ku, dia pasti percaya dengan kebohongan yang terpaksa aku lakukan ini,

Karena siapa saja pasti tahu, itu memang hal wajar bagi seorang wanita.

Perlahan dia beringsut mundur dari ku dengan wajah murung nya.

" Ya udah gak papa. Tapi kalau sudah bersih bilang ya, aku mau ngajak kamu ke hotel." Goda nya dengan berbisik di telinga ku, hingga membuat ku bergidik ngeri.

" Ihh apaan sih. Dasar mesum." Aku pun memukul tangan nya pelan.

Tak lama mama pun keluar, di susul Dion yang berpamitan untuk pulang, katanya ada pekerjaan yang harus cepat di selesaikan, padahal aku tahu kalau dia tidak tahan berlama-lama berada di dekat ku, takut tidak bisa menahan hasratnya.

Sebelum pergi Dion menyempatkan mengedipkan mata kepada ku, sontak membuat ku tersenyum malu dan salah tingkah.

****

Malam hari nya, sebelum tidur aku menyempatkan menyiapkan berkas-berkas untuk meeting besok. Setelah itu aku menghempaskan tubuhku di atas kasur untuk segera beristirahat, kebetulan jam sudah menunjukkan pukul 22:30 malam, waktu dimana orang-orang sudah memejamkan matanya untuk bermimpi indah.

Begitu juga dengan ku. Baru saja memejamkan mata, aku sudah mulai terlelap karena efek tubuh ku yang terasa sangat lelah.

Namun antara sadar dan tidak, aku merasakan sebuah tangan yang melingkar tepat di pinggangku tanpa permisi. Aku segera membuka mata ku dan refleks aku langsung berdiri. Takut saja jika maling yang mencoba menggagahi korban nya sebelum barang-barang ku di rampas.

Dengan setengah takut, aku segera mencari letak tombol lampu ruangan kamar ku, karena sebelum tidur aku selalu mematikan lampu, dan hanya menggunakan lampu duduk listrik.

Aku semakin terkejut karena yang berbaring dengan santai, dengan tangan yang menumpu pada kepala dengan posisi miring tepat ke arah ku itu ternyata Arkha si pria misterius.

" Ka_kamu!." Kata ku terkejut.

" Iya aku, kekasih mu." Ucap nya percaya diri. Aku berdecih mendengar ucapan nya barusan. Heran nya, bagaimana bisa dia tiba-tiba ada di kamar ku, sedangkan aku tidak mendengar ada langkah kaki seseorang yang menuju kamar ku, lagian di luar juga ada satpam yang menjaga gerbang.

Apa dia mengendap-endap masuk ke kamar ku di saat aku tertidur pulas hingga tak merasa ada orang yang masuk. Niat sekali dia!.

" Ngapain lagi sih kamu ke sini?. Belum puas udah ngancurin masa depan aku!." bentak ku kesal. Namun dia hanya tersenyum dengan manisnya, seperti tak sedikit pun merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan pada ku.

" Pergi gak!." Pekik ku lagi sambil meraih benda-benda yang ada di samping ku, tepat nya di atas meja kerja ku. Seperti buku dan lampu belajar yang ku lempar-lemparkan ke arah nya. Namun anehnya dengan santainya dia menangkap semua barang-barang tersebut dengan santainya.

Dia beringsut turun dari tempat tidur ku dan berjalan mendekati ku yang juga perlahan mundur agar menjauh dari nya.

Namun sayangnya seperti biasa, dia sudah tiba di depan ku tanpa aku tau kapan itu terjadi.

" Jangan dekati dia, dia itu berbahaya." Cegah nya,  yang entah di tujukan kepada siapa larangan itu.

" Apa maksudmu? Dan siapa dia?." Kesabaran ku benar-benar sudah habis karena dia yang selalu tiba-tiba datang dan pergi sesuka hati, belum lagi kata-kata nya yang sulit di mengerti.

" Sssssut,,,,,, jangan keras-keras, nanti ada yang mendengar." Bukan nya menjawab pertanyaan ku, dia malah memerintahkan ku untuk diam.

" Siapa yang kamu maksud Arkha, siapa dia?." Aku mengulangi pertanyaannya ku, tapi kali ini dengan suara pelan.

" Nanti kamu akan tau." Jawab nya santai, sambil menyelipkan anak rambut ku ke telinga ku.

Deg

Membuat jantung ku terasa tidak aman. Darah ku berdesir hebat setiap kali dia menyentuh ku, entah perasaan apa yang sudah menjalar di hati ku ini.

Namun juga ada rasa marah saat dia tidak mau memberi tahu ku siapa yang ia maksud.

Sesaat aku memejamkan mata, menetralisir perasaan yang bercampur aduk didalam hati ku. Namun saat aku sudah membuka mata ku, aku tidak mendapati lagi keberadaan Arkha di dalam kamar ku itu.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan kamar ku, namun hasilnya nihil. Tidak ada Arkha lagi di sana.

Seketika aku bergidik ngerti membayang kan bahwa Arkha itu bukan manusia melainkan mahluk halus. Itu terbukti dari caranya yang datang dan pergi sesuka nya dan secara tiba-tiba. Tapi apa iya ada mahluk halus setampan itu?. Tapi kenapa dia sangat misterius dan sangat aneh?.

Aku berperang sendiri dengan pikiran ku karena pria berlesung pipi tersebut. Terkadang ada rasa yang menggelitik hati ku kala mengingat wajah dan nama nya. Entah ada apa dengan perasaan ku ini.

Di rasa tak ada lagi keberadaan Arkha di kamar ku, aku menuju ke atas kasur ku untuk segera beristirahat dan menemui mimpi ku. Aku berharap tidak akan ada lagi yang menggangu ku malam ini.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!