Episode 5:
18+
Aku jadi senyum-senyum sendiri kala teringat pria tampan yang berada bersama ku di toilet tadi, meski menurut ku sedikit aneh. Wajah nya tiba-tiba selalu melintas di pikiran ku, senyum nya yang khas dan karismatik serta menampakkan lesung pipi yang cukup dalam saat dia tersenyum atau nyengir, berhubung dia tidak pernah tertawa jadi aku tidak menyantumkan nya.
Gaya nya yang cool dan sedikit macho itu pun, membuat aku seakan tidak bisa melupakan nya.
Astaghfirullah, bukan nya aku sudah punya Dion. Dasar otak kalau udah liat yang bening-bening aja, suka nya traveling.
" Woy. Bengong terus gak ada habisnya." Kejut mbak Ita .
" Ih embak, demen nya bikin orang kaget mulu." Kesal ku.
" Dari pada kamu demen nya ngelamun mulu." Balas mbak Ita.
" Aku itu gak ngelamun, tapi mikirin kerjaan yang gak ada habisnya." Bela ku dengan raut wajah kesal.
" Heleh. Mikirin kerjaan apa mikirin Dion yang gak lama lagi pulang?." Ledek mbak Ita sambil menaik-turunkan alisnya.
" Apaan sih mbak. Mending sekarang kita pulang, lagian gak ada kerjaan lagi kan?, udah sore juga." Kata ku sambil melihat jam yang melingkar di tangan ku.
" Iya ayo!." Ajak mbak Ita sambil mengemasi barang-barang nya yang akan di bawa pulang.
Aku juga meraih tas ku dan segera menyusul mbak Ita dan para karyawan lain.
***
Aku pun sampai ke rumah dengan menggunakan taksi. Karena merasa sangat lelah bekerja seharian, dan hari pun sudah sore. Aku langsung masuk ke kamar dan segera bersih-bersih setelah itu aku langsung beristirahat. Kebetulan mama dan papa sedang tidak ada di rumah, karena ada hajatan di rumah tetangga dan mereka menghadiri nya, mungkin mereka akan pulang agak malam.
Namun saat aku ingin merebahkan diri dan mulai memejamkan mata, tiba-tiba aku merasakan seperti ada seseorang yang juga berbaring di samping ku. Aku langsung merasa takut, berfikir kalau-kalau ada maling yang tiba-tiba datang, atau orang jahat yang mencoba mencelakai ku. Aku tidak berani sedikit pun untuk membuka mata ku, aku hanya bisa pasrah jika seandainya umurku hanya sampai di sini.
Namun aku merasakan dia mendekat dan membelai rambut ku. Terasa sangat dekat hingga aku bisa merasakan nafas nya begitu hangat menerpa wajah ku, juga aroma tubuh nya yang khas.
Seperti nya aku mengenal aroma tubuh ini, seperti tidak asing bagi ku. Aku merasa sudah mencium nya sangat lama, tapi siapa?.
Karena penasaran, aku memberanikan diri untuk membuka mata ku perlahan, mengintip siapa orang yang sedang berada di samping ku ini.
Aku tersentak kaget saat melihat orang yang berada di samping ku itu adalah pria yang bersama ku saat di toilet kantor tadi pagi. Aku langsung refleks menjauh dari nya.
Bagaimana bisa dia berada di mana aku berada?, apa dia tidak punya rumah atau pekerjaan sehingga terus membuntuti ku seperti ini, atau jangan-jangan dia bukan manusia!.
Aku menjaga jarak sepuluh meter jauhnya, hingga tubuh ku merapat ke dinding.
" Kenapa?." Tanya nya dengan tersenyum kaku. Lagi-lagi terlihat lesung pipi nya yang selalu membuat ku meleleh.
" Kamu kenapa bisa ada di sini?." Kata ku dengan raut wajah takut.
" Kamu gimana sih. Aku kan cari kamu itu sudah lama, jadi saat sudah bertemu kenapa harus di tinggalkan lagi. Aku tidak mau kehilangan kamu lagi." Tutur nya yang membuat ku heran dan bertanya-tanya.
" Kamu siapa sebenarnya?. Kenapa kamu selalu ganggu hidup aku?." Aku mulai merasa takut dan marah.
Tiba-tiba dia melangkah mendekati ku, sehingga membuat ku perlahan mundur menjauh dari nya. " Hey. Aku Arkha tunangan kamu. Kita terpisah selama satu abad karena tragedi itu, aku udah lama cari kamu kemana-kemana." Pandangan nya tajam menatap ku, tersirat kesedihan yang mendalam kala dia bercerita.
Aku menggeleng sambil terus menyusuri dinding kamar ku, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan. " Aku tau kamu pasti tidak akan percaya, karena kamu pasti tidak mengingat ku." Ucap nya lesu.
Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba dia sudah berada di dekat ku, tepat di hadapan ku. Bahkan terlihat jelas bahwa dia seperti menahan sesuatu.
Dia terus mendekat hingga membuat ku tak mempunyai ruang lagi untuk mundur, kini aku sudah terkurung antara pintu yang terkunci dan Arkha yang terus mendekat kepada ku.
Dia mengangkat wajah ku untuk menatap ke pada nya, namun dia memperlakukan dengan begitu lembut, seperti seorang kekasih yang sangat mencintai kekasihnya.
Aku menatap nya masih dengan perasaan takut namun tak berani bergerak sedikit pun.
Perasaan takut dan ingin bercampur menjadi satu saat wajah tampan nya kini begitu dekat dengan ku. Aroma tubuh nya yang membuat ku candu, seakan tak bisa aku tolak.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di bibir ku dengan begitu lembut namun lihai. Dia memperdalam ciuman nya, membuat ku ikut masuk dalam permainan nya. Bodoh nya tubuh ini refleks tak bisa menolak dan malah memberi ruang untuk nya agar leleasa untuk menikmati nya.
Kini dia telah membawa tubuh ku keranjang dan membuka satu persatu pakaian ku dan pakaian nya hingga tak tersisa sehelai benang pun yang melekat di tubuh kami.
Menyapu setiap jengkal tubuh ku. Membuat ku semakin lupa akan kesalahannya ini. Kembali mengecup bibirku sebelum akhirnya menatap ku sangat intens.
" Jangan tinggalkan aku lagi." Ucap nya di sela-sela ciuman nya, sebelum akhirnya kembali melanjutkan ciuman panas kami sambil menuntun milik nya untuk menemui ku.
" Akhhh." Aku memekik saat dia memasuki ku, meski tak begitu sakit.
Dia terus melanjutkan permainan panas kami sebelum akhirnya kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan hingga kami sama-sama lemas karena kelelahan.
***
Aku terbangun kala sinar matahari menembus jendela kamar ku, otomatis membuat mata ku silau.
Aku terkejut saat terbangun aku tidak mengenakan apa-apa, hanya sehelai selimut yang menutupi tubuh polos ku.
Tiba-tiba aku teringat akan kejadian panas tadi malam bersama pria yang bernama Arkha, namun saat ku lirik ke samping aku sudah tidak menemukan keberadaan nya.
Apa mungkin dia sudah pergi dari tadi malam.
" Apa aku dan dia sudah." Gumam ku. Ucapan ku terjeda, aku langsung menutup mulutku setelah sadar dengan ucapan ku.
Namun anehnya tidak ada rasa penyesalan atau rasa sedih. Hati ku seakan rela karena telah memberikan kehormatan ku kepada orang yang seharusnya baru aku kenal. Tak ada rasa bersalah sedikitpun karena mengingat aku telah mengkhianati Dion.
Aku bergegas ke kamar mandi karena teringat hari ini aku harus menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangan Dion. Kebetulan hari ini aku juga sedang ambil cuti karena ingin mempersiapkan kedatangan Dion.
Aku juga di bantu mama dan juga bi Ijah asisten rumah ku. Setelah di rasa semua nya sudah selesai, aku bersiap mandi dan berdandan untuk menyambut kedatangan Dion yang sudah sangat lama aku rindukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments