Kepulangan Dion

Episode 6:

Jam menunjukkan pukul sepuluh siang, lama aku mondar-mandir di depan rumah karena tak sabar menyambut kedatangan Dion.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil sedan pun berhenti tepat di depan rumah ku, dan aku sangat yakin itu adalah mobil Dion, orang yang sedari tadi aku tunggu.

Dan benar saja, dengan gagah nya Dion keluar dari mobil, tentu nya dengan setelan blazer abu-abu dengan kaos hitam dan celana jeans hitam, menambah kesan ketampanan nya.

Sesaat aku di buat tercengang karena kekerenan kekasih ku itu. Tiba-tiba aku di kejutkan dengan wajah nya yang sudah berada tepat di depan ku.

" Hay sayang!." Katanya menjentikkan jari nya di hidung mancung ku.

" Ihh sayang, bikin kaget aja deh." Kesal ku sambil mengusap hidungku yang terasa agak sakit.

" Ya lagian, kenapa bengong sih?. Kagum ya sama ketampanan aku?." Tebak nya sambil menaikkan kerah baju nya. Sukses membuat pipi ku merah merona karena malu, karena apa yang dia katakan benar.

" Apaan sih, kepedean banget." Elak ku salah tingkah.

" Benar kok. Itu muka kamu merah gitu." Lagi-lagi terlihat wajah ku yang merona karena ulah nya itu. Refleks aku langsung menutup wajah ku.

" Ihh Dion!." Rutuk ku yang di iringi kekehan nya.

Tak lama mama pun keluar dari dalam rumah karena mendengar keributan kecil kami.

" Dion!." Panggil mama.

" Eh Tante. Apa kabar Tan?." Tanya Dion sambil bersalaman dan mencium tangan mama.

" Tante baik, kamu gimana, sehat." Tanya mama sekedar basa-basi.

" Alhamdulillah seperti yang Tante lihat, saya sehat." Ucap Dion formal, juga di balas anggukan oleh mama.

" Loh kok pada berdiri di luar, ayo masuk. Tante sama Kanaya udah nyiapin makan siang tadi. Mari kita makan bareng-bareng!." Ajak mama. Dion pun mengangguki ucapan mama dan segera membuntuti nya masuk. Sedangkan aku dan Dion berjalan beriringan.

" Kamu cantik banget hari ini." Bisik nya.

Sukses membuat ku malu, tapi juga

bercampur rasa bersalah kepada Dion. Pujian nya membuat ku semakin merasa bersalah karena secara tidak sengaja aku telah mengkhianati nya. Bahkan hal yang paling berharga dalam hidup ku telah ku berikan kepada orang yang aku sendiri tak tahu asalnya dari mana. Aku sebenarnya merasa tidak pantas menjadi pendamping nya lagi, tapi rasa sayang ku kepada Dion membuat ku tak sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi entah mengapa perasaan ku saat ini seakan terbagi, di satu sisi aku masih menyayangi Dion karena dia orang yang sangat baik kepada ku dan keluarga ku, tapi di sisi lain aku juga menaruh hati pada Arkha, pria yang baru aku kenal beberapa hari terakhir. Bahkan bodoh nya, perasaan ku malah lebih berat pada lelaki asing itu, seakan perasaan ini sudah lama aku rasakan, kau sebelum aku mengenal Dion. Aku berfikir untuk mencari waktu yang tepat untuk mengutarakan kesalahan yang ku buat sendiri itu.

" Emang kamu pikir kemaren-kemaren aku gak cantik gitu?." Tanya ku dengan mimik wajah yang ku buat-buat kesal. Padahal hati ku terasa berbunga-bunga saat di puji seperti itu, meski bercampur rasa tak enak hati.

" Gak gitu cantik!. Maksud aku hari ini kamu bak bidadari sayang." Ralat nya.

Lagi-lagi membuat pipi ku bersemu merah.

" Ehemmm." Suara mama mengagetkan kami, membuat kami jadi salah tingkah.

" Mari nak Dion, duduk." Lanjut mama mempersilahkan Dion duduk di ruang tamu.

" Iya, terima kasih Tante." Dion pun duduk di kursi yang sudah di sediakan, dan di susul mama dan aku.

" E,,,, om Adi belum pulang Tante?." Tanya Dion yang menanyakan papa. Kebetulan papa memang belum pulang dari kantor kalau jam segini, biasanya papa pulang sekitar pukul 3 sore.

" Belum. Sebentar lagi juga pulang dia, kamu gak usah nungguin om Adi kalau mau makan, biasanya dia pulang sore, bisa kelaparan kamu kalau nungguin dia." Ucap mama. Dion hanya tersenyum canggung menanggapi

mama. Maklum, Dion memang jarang ke rumah karena kesibukan nya yang tidak bisa dia tinggalkan. Tapi jangan salah, mama memang sudah menaruh harapan kepada Dion untuk menjadi menantu nya, hanya aku saja yang belum siap. Orang tua ku juga bukan orang kolot, meski usia mereka tidak muda lagi, tapi pikiran dan sifat mereka masih berjiwa muda, dengan tidak ikut campur dalam segala keputusan ku. Terkadang mereka hanya menasehati ku jika keputusan yang ku ambil kurang tepat menurut mereka. Mereka juga sangat cere ketika aku ingin curhat, mereka sudah seperti sahabat sekaligus orang tua untuk ku.

" Kalau begitu Tante tinggal ke belakang dulu ya." Pamit mama.

" Iya silahkan Tante." Jawab Dion sopan. Setelah itu mama beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kami untuk memberi sedikit privasi.

Terjadi sedikit kecanggungan di antara kami berdua, meski aku dan Dion berpacaran dan mengenal cukup lama, tapi tetap saja aku canggung bila berdua saja dengan nya. Pasalnya Dion sering menanyakan hal yang berbau ranjang saat kami sedang berdua saja seperti ini.

Dia sering mengajak aku untuk mencoba nya, meski sudah sering kali aku tolak. Aku sadar sebenarnya ini tidak murni kesalahan nya, wajar saja dia sering tidak tahan, sebagai lelaki normal apa lagi sudah sangat dewasa. Di sini sebenarnya aku lah yang salah karena sering menunda untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, padahal Dion sendiri sering mengajak ku untuk menikah. Apa lagi sekarang di tambah kesalahan ku yang semakin menggunung karena telah bermain api di belakang nya dan malah memberikan milik ku kepada orang lain, yang seharusnya itu akan menjadi miliknya kelak.

Entah bagaimana nanti aku mengatakan pada nya bahwa aku sudah tidak virgin lagi, mungkin dia akan terang-terangan menolak ku atau mungkin lebih parah dari itu. Aku hanya bisa menghela nafas dan mempersiapkan diri untuk menerima segala kemungkinan yang terjadi.

" Sayang!." Panggil nya, tapi dengan tangan yang berusaha mengerayangi paha mulus ku yang tertutup celana jeans itu.

Aku langsung menepis tangan nya dan segera menjauh beberapa senti. " Jangan sayang." Tolak ku berusaha lembut agar dia tidak tersinggung.

" Sebentar aja. Atau kamu takut mama kamu tiba-tiba datang?." Dia menggeser kembali duduk di dekat ku yang tadinya sempat mengikis jarak di antara kami.

Aku menggeleng. Ada perasaan yang sangat takut, berbeda dari biasanya. Jika biasanya setelah sekali membujuk dan aku menolak, dia akan pasrah dan tidak mengulangi nya lagi. Tapi saat berbeda dengan hari ini, dia seakan terus memeksaku, itu pun dengan nafas yang sudah berat karena menahan sesuatu.

Terpopuler

Comments

ig : @tuan_angkasaa

ig : @tuan_angkasaa

semangat up nya thor

2023-02-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!