Ckleek!
Keyla sangat panik ketika mendengar suara pintu mengayun terbuka.
Tadi Keyla lupa mengunci kamar, dia buru-buru menoleh ke arah pintu, dan diam-diam menghela napas lega saat melihat yang datang itu adalah Amira, bukan kakaknya yang kurang ajar.
"Maaf, aku mengganggumu. Apa kau sudah ingin tidur?" Amira langsung mendekat ke arah ranjang Keyla.
"Tidak apa-apa, duduklah, aku juga belum mau tidur," jawab Keyla dengan sedikit terbata-bata.
Keyla berusaha menyembunyikan air matanya, karena tidak ingin Amira tahu apa yang baru saja menimpanya.
Namun, Keyla hanya bisa menghapus air matanya, dia tidak bisa menutupi jejaknya begitu saja.
Mata dan pipi Keyla jelas terlihat masih sembap. Siapa pun yang melihatnya, pasti akan langsung tahu bahwa Keyla baru saja menangis.
Amira memperhatikan wajah Keyla, seketika itu juga ia mengekrutkan dahi. "Kau baru saja menangis?"
Keyla hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Apa kau sedang dalam masalah?" selidik Amira lagi.
"Tidak, aku baik-baik saja." Keyla kembali berbohong. Tapi itu percuma saja, karena Keyla menjawabnya dengan suara yang masih terisak.
Amira menghela napas berat.
"Kau tidak mau berbagi masalahmu padaku?" tanya Amira peduli.
Keyla tidak bisa menjawab, apa yang harus ia katakan? Tidak mungkin juga Keyla akan bercerita tentang perlakuan Bara pada adiknya ini, ya kan?
Jadi daripada salah bicara, Keyla lebih memilih membungkam mulutnya.
"Saat makan malam tadi aku lihat kau baik-baik saja. Apa karena Kak Bara mengganggumu lagi?" tebak Amira.
Keyla mengelengkan kepala, dia tidak siap untuk berbagi cerita pada Amira, meski sebenarnya dia sangat membutuhkan seseorang untuk berbagi keluh kesahnya.
'Pasti Kak Bara yang sudah membuatnya menangis, dia itu selalu saja mengganggu anak perempuan,' gumam Amira, dia begitu yakin pada dugaannya.
"Baiklah, mungkin kau tidak mau menceritakan masalahmu pada orang baru. Namaku Amira, beristirahatlah, semoga kau cepat membaik. Datang saja ke kamarku jika kau butuh teman berbagi, mungkin kita bisa jadi teman baik," ujar Amira sambil tersenyum tulus.
Dia lantas pamit dari kamar Keyla.
Setelah Amira pergi, Keyla segera mengunci pintu kamarnya, lalu kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Keyla memejamkan mata, membawa hati yang tersiksa ke alam mimpi.
Pagi harinya setelah selesai sarapan. Keyla menemui Nyonya Kyara yang sedang duduk di ruang keluarga.
Meski sedikit takut, Keyla berusaha untuk memberanikan diri, tekatnya yang sudah bulat untuk pergi dari mansion terkutuk ini.
"Tante, boleh aku bicara?" tanya Keyla dengan hati-hati.
"Kemarilah, Nak. Duduk di sini." Nyonya Kyara menepuk sofa di sebelahnya.
Keyla mengangguk lalu duduk di samping Kyara. "Terima kasih, Tante."
"Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Nyonya Kyara dengan tatapan teduhnya.
Keyla menghela napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan kartu ATM pemberian Kyara.
"Tante, aku mau mengembalikan kartu ini, karena aku rasa ini terlalu berlebihan. Tante sudah banyak membantu keluargaku. Terima kasih juga sudah menerimaku dengan baik di rumah ini, dan sekarang aku ingin- ...."
"Jangan bilang kamu ingin pergi dari rumah ini?" potong Kyara.
Keyla mengangguk pelan. "Iya, Tante. Aku ingin tinggal bersama temanku saja. Aku tidak ingin berhutang budi terlalu banyak pada keluarga ini. Bagiku, bantuan yang Tante berikan untuk biaya pengobatan ayahku saja sudah lebih dari cukup."
Nyonya Kyara menatap Keyla dengan penuh telisik, dia dapat melihat alasan lain di balik perkataan Keyla.
"Tante tahu itu bukan alasan yang sebenarnya. Dan apa pun alasan kamu, tante tidak akan izinkan kamu pergi dari mansion ini."
Ucapan lembut tapi terdengar tegas itu membuat kepala Keyla semakin tertunduk.
"Tante hanya ingin menepati janji pada ibumu dulu. Sekarang orang tuamu sudah menitipkan kamu di sini, tante juga sudah menerima tanggung jawab itu dengan tangan terbuka. Jadi tante tidak bisa membiarkan kamu pergi, walau apa pun alasannya."
"Dan kartu ini, simpanlah! Gunakan untuk membeli semua kebutuhanmu." Nyonya Kyara meletakkan kembali kartu ATM tadi ke tangan Keyla.
Keyla menggigit bibir bawahnya, dia tidak ingin menyerah. Keyla berpikir keras untuk mendapat alasan yang lebih masuk akal, agar bisa keluar dari mansion ini.
Nyonya Kyara memang orang baik, bahkan terlalu baik.
Namun, anaknya yang monster itu? Ah, sudahlah! Mengingatnya saja sudah membuat Keyla ingin menangis lagi.
"Tapi Tan- ...." Perkataan Keyla kembali terpotong.
"Tante tidak suka penolakan. Satu lagi, kamu tidak perlu khawatir sama anak itu.Tante tidak akan membiarkannya mengganggumu lagi!"
Keyla tidak mengerti maksud perkataan Kyara. "Anak itu siapa, Tante?"
"Maksud tante adalah Bara. Bukankah kamu ingin pergi dari sini karena Bara suka mengganggumu?"
Keyla terdiam, dari mana Kyara tahu alasannya ingin pergi adalah Bara?
Keyla tentu tidak ingin mengiyakan perkataan Kyara. Dia tidak mau Bara jadi semakin brutal, atau mungkin akan melakukan hal yang lebih buruk daripada semalam.
'Tuhan, mengapa aku harus terjebak di sini? Bantu aku untuk keluar dari rumah ini, Tuhan,' gumam Keyla dalam hati.
Pada saat yang sama, Amira datang ke ruangan tersebut. "Iya, kau jangan takut! Mommy pasti akan melindungimu dari kak Bara. Aku tahu semalam kau menangis karena kak Bara mengganggumu, ya kan? Aku yang mengatakannya pada Mommy."
"Semalam dia juga sudah dimarahi sama Mommy," tambah Amira seraya mendudukkan diri di samping sang ibunda.
Alih-alih merasa tenang, fakta bahwa Bara dimarahi ibunya, malah membuat Keyla semakin takut.
"Sekarang di mana kakakmu itu? Mommy tidak melihatnya saat sarapan tadi!" Nyonya Kyara mengalihkan pandangannya pada Amira.
Amira menggidikan bahu. "Aku tidak tahu. Mungkin dia pergi ke apartemennya sehabis dimarahi semalam."
"Ya sudah, biar saja dia tinggal di sana, dia pulang ke rumah ini hanya untuk membuat onar saja," kesal Nyonya Kyara.
Wanita pemilik mata teduh ini kembali mengalihkan pandangannya pada Keyla. "Jika dia kembali mengusikmu, jangan ragu untuk mengadu pada tante."
Itu seperti tatapan seorang ibu yang tulus ingin melindungi anaknya.
Keyla hanya bisa mengangguk pelan, dia tidak enak jika harus memaksakan kehendak untuk keluar dari rumah ini.
Dalam hati Keyla hanya bisa berharap, semoga Bara tidak lagi berbuat kasar padanya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments