Aku Tidak Punya Pilihan

Tanpa terasa hari pun beranjak malam. Dara meminta Keyla memikirkan kembali keputusannya, meski hanya ada sedikit waktu yang tersisa.

"Jadi Lo udah benar-benar yakin mau ngelakuin ini?" tanya Dara, ini entah sudah kali ke berapa dia mengajukan pertanyaan yang sama pada Keyla.

Keyla mengangguk meski hatinya berkecamuk. Baru saja tadi pagi dia menolak tawaran dari seorang CEO gila, tapi ternyata malam harinya dia sudah akan melakukan hal tersebut.

Sangat miris, bukan?

Namun, memasuki dunia kotor ini adalah pilihan satu-satunya bagi Keyla.

Melihat anggukan dari Keyla, Dara pun membuang napas kasar. "Oke, terserah lo ...sekarang kita tinggal nunggu pelanggan gue itu nelpon, terus gue bakal atur supaya lo gantiin gue."

"Makasih, Ra," sahut Keyla lirih.

"Oke, sekarang kita ngomongin masalah servis. Gue tau lo belum punya pengalaman, tapi lo harus usahain servis dia sebagus mungkin. Gue nggak tau, dia bakal bayar lo berapa, tapi kalau lo bisa buat dia puas, dia pasti bayar mahal. Apalagi lo masih virgin."

"Sekarang lo fokus aja sama apa yang harus dikerjain, gak perlu mikirin jumlah duit yang bakal lo dapat nanti berapa. Soal kekurangan buat biaya operasi bokap lo, ntar gue yang tambahin," ujar Dara.

Meski Dara mengajarkan setiap detail yang harus dilakukan Keyla. Namun, dalam hatinya tetap merasa bersalah.

Karena bagaimanapun, dia telah membiarkan bahkan membuka jalan bagi sahabatnya itu untuk memasuki dunia yang sangat kotor.

Dreet ... dreet!

Ponsel milik Keyla bergetar.

"Apaan nih?" tanya Keyla, karena Dara adalah orang yang mengirim pesan multi media padanya.

"Lo tonton aja, biar lo tau apa yang harus dilakuin nanti!" sahut Dara, yang ia kirimkan adalah video dewasa.

Keyla memutar video yang dikirim oleh Dara. Baru beberapa menit dimulai, dia sudah disuguhi adegan seorang wanita bule yang sedang berlutut di depan seorang pria.

Keduanya sama-sama polos tanpa busana, dan terlihat sangat menikmati permainan tersebut.

"Gila, ini jorok banget, Daraaa!" Keyla terpekik, lantas membuang ponselnya ke atas meja.

Detik itu juga Keyla merasa perutnya seperti diaduk-aduk, dia ingin muntah!

"Keyla, Keyla!" Dara menoyor kepala Keyla dengan keras, "Polos banget sih, lo! Itu yang harus lo lakuin nanti, dan kalau lo gak mau, lo bisa mundur dari sekarang, mumpung belum terlambat!"

Dara sengaja membuat nada bicaranya terdengar kejam, dia masih sangat berharap Keyla akan mengubah pendirian.

Walau bagaimanapun Dara tidak ingin mendapatkan penyesalan di kemudian hari, karena telah menjerumuskan sahabatnya sendiri.

Keyla memasang wajah cemberut, dia kesal karena Dara menoyor kepalanya dengan keras, ditambah lagi sahabatnya itu terus mengomel seperti seorang ibu tiri yang jahat.

Namun, Keyla tidak protes, tekadnya sudah bulat. Dia kembali mengambil pensel dari atas meja, dan lanjut menonton video tadi, meski rasanya sangat jijik.

Sekitar setengah jam berlalu, tidak ada suara percakapan lagi di antara mereka, keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Nih!" Dara menunjukkan layar ponselnya yang sedang mendapat panggilan.

Dara segera menggeser tombol hijau, "Halo, Beiby!"

Suara Dara terdengar begitu genit dan manja.

"Kutunggu Kau di penthouseku malam ini, Honey! Aku ... sudah ... sangat merindukannmu!" sahut pria di seberang sana.

Suaranya terdengar berat, sepertinya ia sudah mabuk.

"Maafkan aku, Beib ... tapi aku tidak bisa menemanimu malam ini," sahut Dara dengan nada penyesalan.

"Apa maksudmu?" Pria di ujung sana bertanya dengan nada meninggi.

"Aku sudah ada janji dengan pelangganku yang lain, Beib! Tapi Kau tenang saja, aku akan mengirim temanku sebagai gantinya." Dara sengaja beralasan.

"Mengapa kau lebih mementingkan orang itu, huh? Batalkan saja, katakan padanya aku akan mengganti uangnya dua kali lipat!" Suara pria ini terdengar tidak terima.

"Tidak bisa, Beib ... Kau kenal siapa aku, bukan? Aku bukan wanita yang seenaknya membatalkan janji hanya demi bayaran yang lebih lebih besar!" balas Dara dengan tegas.

Terdengar pria di seberang sana berdecak kesal. "Ya ... sudah, cepat kau kirim temanmu itu kemari!"

Setelah itu sambungan pun terputus.

Dara meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menyeret Keyla ke kamar.

"Lo mau ngapain?" tanya Keyla bingung, karena Dara hanya menariknya tanpa berkata apa-apa.

Dara tak menjawab, tapi malah membuka lemari pakaian dan mengambil beberapa koleksi lingerie miliknya.

"Nih, lo pilih mau pake yang mana!" Dara melempar baju haram tersebut ke arah Keyla.

"Jadi gue harus pake ini?" tanya Keyla, sementara tangannya sibuk memilih pakaian yang seperti kekurangan bahan tersebut.

"Kenapa? Lo gak mau?" Dara berkacak pinggang.

"Iya, gue gak biasa pake baju beginian," protes Keyla

"Lo harus pake itu, Key! Lo udah tau 'kan, pekerjaan macam apa yang bakal lo lakuin? Lo buruan ganti deh, abis itu gue dandanin," Paksa Dara.

Dengan terpaksa Keyla pun melepas pakaian yang semula melekat di tubuhnya, lalu mengenakan salah satu lingerie yang diberikan Dara.

Setelah itu dia berjalan ke depan cermin, memandangi tubuhnya sendiri.

Ini adalah kali pertama Keyla mengenakan pakaian yang begitu terbuka. Selama ini yang dia kenal hanyalah celana jeans, rok panjang ditambah atasan kaos ataupun kemeja, serta pakaian dengan model oversized jumpsuit seperti yang ia kenakan tadi.

Dara berjalan mendekati Keyla. "Ingat ya, Key. Lo gak boleh kelihatan risih dengan tampilan lo ini. Lo harus bersikap seolah Lo itu emang liar. Gue ingetin ya, Key ... pelanggan gue yang satu ini adalah pria yang sangat arogan, dia akan berbuat kasar kalau gak puas, tapi kalau puas dia biasa kasih tips yang sangat banyak."

"Namanya Bara!" tambah Dara.

"Bara?" Dahi Keyla mengernyit.

Nama itu mengingatkannya pada CEO gila yang ia temui saat interview tadi pagi.

Keyla menghela napas panjang. 'Kalaupun memang orang yang sama, aku akan tetap melakukan ini demi ayah,' gumamnya.

"Sekarang lo duduk, biar gue dandanin!" ujar Dara.

Keyla hanya menurut, membiarkan Dara mengeksplor wajahnya sesuka hati layaknya seorang make up artis profesional.

"Perfect!" seru Dara.

Sekitar 20 menit berlalu, Dara pun selesai menghias Keyla.

"Ternyata lo seksi juga, Key. Untung gue masih normal!" ledek Dara seraya tergelak.

Diia sengaja menggoda Keyla agar tidak terlalu tegang.

"Najis!" sungut Keyla sambil memajukan bibir bawahnya.

Setelah persiapan selesai, Dara pun mengantar Keyla menuju penthouse pelanggannya.

Saat di perjalanan, Dara kembali menjelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh Keyla.

Tanpa terasa mereka telah tiba ditujuan.

Dara memberitahu nomor lantai serta unit pelanggannya, dan membiarkan Keyla memasuki gedung pencakar langit tersebut dengan perasaan bersalah.

"Maafin gue, Key. Gue emang gak guna jadi sahabat, gue hanya bisa ngebiarin lo terjerumus ke dunia kotor ini," lirih Dara.

Setelah beberapa saat terdiam, Dara menyalakan mobil, lalu memacu kotak besi tersebut kembali ke kediamannya.

Pada saat yang sama, Keyla baru saja keluar dari lift, dia meneruskan langkah menuju unit pria hidung belang yang sebentar lagi akan memiliki tubuhnya.

Begitu tiba di depan pintu, Keyla langsung menekan bell.

Setelah menunggu sekitar dua menit.

Cklek!

Jantung Keyla seketika mencelos begitu pintu terbuka, dan menampilkan sosok pria yang ditemuinya tadi pagi.

"Ya Tuhan, ternyata memang dia orangnya!" lirih Keyla ketakukan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ning Ning

Ning Ning

kisah tentang pelacur hzhahah

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!