Keyla terbangun dari tidurnya ketika hari sudah mulai senja, dia membersihkan diri lalu segera pergi ke mansion belakang, untuk membantu bi Inah menyiapkan makan malam.
Hal seperti ini memang selalu dilakukan Keyla selama satu minggu tinggal di mansion keluarga William. Terlebih sebelumnya Keyla hanya tinggal sendiri di sini, jadi dia sering datang ke belakang agar tidak kesepian.
Keyla tidak menghiraukan bi Inah, dan pelayan lain yang mencegah dirinya untuk membantu. Keyla selalu beralasan ia merasa bosan karena tidak melakukan apa-apa.
Nyonya Kyara dan Amira datang ke mansion belakang, disusul Bara yang datang tak lama kemudian.
Pada saat yang sama, Keyla sedang menghidangkan makan malam untuk mereka.
"Key, duduklah. Ada banyak pelayan di sini, itu bukan pekerjaanmu," ujar Nyonya Kyara.
"Maaf Nyonya, kami sudah sering melarang Nona Keyla untuk membantu, tapi Nona Keyla keras kepala dan selalu memaksa." Bi Inah takut dirinya dan pelayan yang lain akan dimarahi nyonya besar.
Keyla tersenyum melihat bi Inah, dia juga tidak ingin bi Inah dimarahi karena ulahnya.
"Ini bukan salah Bi Inah, Tante. Aku memang memaksanya, kalau aku tidak sering-sering di dapur, aku bisa lupa cara memasak," ujar Keyla dengan senyum mengembang dari bibirnya.
"Ya sudah, terserah kamu saja!" sahut Nyonya Kyara.
'Ciih pandai sekali gadis murahan ini mengambil hati keluargaku, tapi kita lihat saja, sampai kapan kau bisa bersembunyi di balik topeng busukmu itu,' Bara terus menatap Keyla penuh kebencian.
Keyla tahu Bara sedang menatap sinis padanya, tapi dia berusaha tenang dan tidak menghiraukannya. Meski sebenarnya Keyla sangat tidak nyaman dibuat tatapan pria menyebalkan itu.
Setelah selesai menghidangkan makanan, Keyla bergabung untuk makan malam bersama.
Makan malam yang seharusnya hangat, terasa sangat canggung bagi Keyla. Dia terus menunduk Karena tidak ingin melihat wajah Bara, yang kebetulan duduk berhadapan dengannya.
Selesai makan, Keyla segera pamit untuk kembali ke kamar. Dia beralasan ingin mengerjakan tugas kuliah, padahal sebenarnya dia enggan berlama-lama di satu ruangan bersama Bara.
Bara yang melihat kepergian Keyla segera menyusul. Dia berniat memberi gadis itu sedikit peringatan.
Tepat ketika Keyla hendak memasuki mansion depan, tiba-tiba Bara mendorong tubuhnya dengan kasar.
"Aahhkk ...." Keyla terpekik, punggungnya terasa sakit karena membentur tembok. Secepat itu pula Bara langsung membekap mulutnya.
Tubuh Keyla gemetar, melihat Bara seolah ingin membunuhnya. Dengan cepat gadis ini menepis tangan pria menyebalkan tersebut.
"Lepaskan! Mau apa kamu?" Keyla mencoba keluar dari kurungan lengan kekar Bara, tapi tidak berhasil.
Pria tersebut menampakkan seringai licik. "Apa maksudmu berpura-pura baik di depan mommy dan adikku, hah? Pandai sekali kau bersikap manis seolah dirimu adalah gadis polos! Sekarang katakan, apa tujuanmu tinggal di mansionku? Kau mengincar uang mommyku, ya kan?"
Bola mata Keyla membulat lebar. Jika bukan karena menghargai sahabat ibunya itu, dia pun enggan kembali ke sini.
"Apa maksudmu? Aku berpura-pura apa? Aku sama sekali tidak berniat buruk pada Tante Kyara!" isak Keyla dengan manik mata yang sudah berkaca-kaca.
Alih-alih merasa iba, bulir-bulir bening yang perlahan mengalir di pipi Keyla malah membuat Bara semakin dingin.
"Cih, air mata ya ... Kau sangat pandai berakting gadis sialan! Kau mungkin bisa menipu mommy dan adikku dengan sikapmu yang pura-pura lugu ini!"
"Tapi kau harus ingat gadis murahan, aku tidak akan terpedaya oleh aktingmu ini! Apa kau lupa, hah? Aku tahu siapa kau yang sebenarnya, dirimu ini adalah seorang gadis penjaja kehangatan yang sekarang berpura-pura menjadi gadis polos!"
"Kenapa? Kenapa kau menganggap aku berpura-pura? Aku punya salah apa padamu?" isak Keyla.
Satu tangan Bara mencengkeram pipi Keyla dengan keras. Dia tidak peduli walau gadis di hadapannya mengiba.
"Aku bilang berhentilah berpura-pura, sialan! Jangan pikir aku pria bodoh yang tidak tahu isi kepalamu, mudah bagiku untuk menebak isi pikiran wanita ular sepertimu!"
Keyla benar-benar tidak tahu harus bagaimana untuk menghadapi perlakuan kasar Bara, dia hanya bisa terisak dalam hati. 'Tuhan bantulah aku terlepas dari pria iblis ini, aku sudah sudah tidak sanggup.'
Demi apa pun, saat ini Keyla hanya ingin menjauh dari Bara. Di sini bukan hanya hatinya yang disakiti Bara, tapi pria yang tidak punya perasaan ini juga tidak segan mengasarinya secara fisik.
"Uang, kau ingin uang, kan! Sekarang puaskan aku, aku akan memberimu uang sebanyak yang kau mau!"
Bara melepaskan cengkeramannya di pipi Keyla, sejurus itu juga bibirnya menyambar bibir ranum milik Keyla dengan sangar kasar.
Keyla membungkam mulutnya rapat-rapat, tapi Bara memberi gigitan yang mau tidak mau membuat mulut Keyla terbuka.
Pria ini terus menciumi Keyla dengan beringas, sampai-sampai membuat Keyla kesulitan untuk bernapas.
Keyla bisa mati kehabisan napas jika ini tidak dihentikan. Dia dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Bara agar bisa terlepas. Sayangnya, tubuh pria bajingan itu seperti menara besi, tidak bergerak sama sekali.
Keyla tidak kehabisan akal, dia balas menggigit bara, hinga akhirnya pagutan pria kurang ajar itu terlepas.
Plaakk!
Keyla tidak membuang kesempatan untuk membalas perlakuan kotor Bara. Dia langsung melayangkan tamparan keras, meski tarikan napasnya masih terengah-engah.
"Aku memang gadis miskin, tapi aku tidak butuh uangmu itu. Jangan pikir hanya karena kau kaya, bisa melecehkan harga diriku seenaknya!" hardik Keyla dengan suara sesunggukan.
Air mata Keyla sudah tidak terbendung lagi, kini mengalir deras seperti anak sungai.
Dia segera berlari meninggalkan Bara. Dia sudah tidak sanggup menahan rasa sesak yang menyiksa di hati.
"Awas saja kau j4lang! Ini baru permulaan, aku akan membuatmu lebih menderita daripada hari ini, sampai kau angkat kaki dengan sendirinya dari mansionku!" geram Bara sambil memegangi pipinya yang perih akibat tamparan Keyla
Jangan lupakan juga bibirnya yang bengkak dan mengeluarkan darah akibat gigitan Keyla.
Begitu sampai di kamar, Keyla meringkuk di atas ranjang, menarik selimut lalu mendekap tubuh sendiri yang tersiksa lahir batin.
Dia sekarang tinggal di hunian seperti istana, dan diberi berbagai fasilitas mewah. Namun, apalah arti semua itu, jika dia harus mendapat pelecehan dan perlakuan tidak manusiawi.
Belum genap sehari Keyla kembali ke tempat ini, tapi rasanya sudah seperti setahun hidup di neraka.
Awal kedatangan Keyla di mansion keluarga William tidak seperti sekarang, dia disambut baik dengan segala kenyamanan dan kebaikan penghuninya.
Keyla bahkan sempat merasa dirinya akan hidup seperti di cerita cinderella.
Namun, kenyamanan dan ketenangan itu kini tidak dia dapatkan lagi. Semua karena anak pemilik mansion ini bukanlah seorang pangeran baik hati, melainkan sesosok monster yang tidak memiliki perasaan.
"Ayah, Ibu, Key sudah tidak mau tinggal di sini, ini neraka Ayah. Mengapa Key harus tinggal di tempat seperti ini?" Keyla bermonolog dalam tangis tangisnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments