Ini Bukan Jalanmu

"Benarkah aku tampan?" tanya Diego dengan penuh percaya diri.

Keyla menggelengkan kepala.

"Bukan, bukan, aku hanya latah ...." Keyla memberi alasan, meski itu terdengae kurang masuk akal.

"Hahaha ...." Diego tertawa keras, menampilkan mimik wajah tidak percaya, "Mana ada latah yang seperti itu, Nona? Kau menjawab pertanyaanku dengan spontan, dan itulah yang namanya kejujuran!"

Keyla memutar bola mata kemudian menunduk malu, dia tak dapat membantah perkataan Diego, karena pada kenyataannya dia memang memuji pria ini dalam hati.

Sukurnya situasi canggung itu tidak berlangsung lama, karena tak lama kemudian mereka pun sampai di apartemen Moore Avenue.

Setelah mengucapkan terima kasih, Keyla segera turun lalu masuk ke dalam gedung apartemen tersebut.

Keyla tiba di depan unit Dara, dia menekan bell dan menunggu sahabatnya itu membuka pintu.

Ketika pintu dibuka, Dara begitu terkejut melihat Keyla. Kepulangan Keyla tengah malam, membuatnya dapat menebak jika pertemuan dengan Bara tidak berjalan lancar.

"Key, lo baik baik aja 'kan?" tanya Dara, dia tampak khawatir, dan segera menarik Keyla masuk.

Mereka duduk di sofa ruang tamu, lalu Keyla mulai menceritakan kejadian yang dia alami saat bersama Bara.

"Sukur! Itu artinya Tuhan gak izinin lo jadi cewek kotor seperti gue ini, Keyla!" Alih-alih simpati dengan apa yang menimpa sahabatnya, Dara malah tertawa keras.

"Ish, malah ketawa lagi!" sungut Keyla memasang raut wajah cemberut.

"Coba pikir, pas lo mau gituan. Tiba-tiba tamu bulanan lo datang, itu artinya Tuhan mau lo tetap jadi cewek baik-baik, Keyla." Kali ini Dara berucap dengan serius.

"Iya, tapi biaya operasi bokap gue?" lirih Keyla pelan.

Dara mengusap bahu Keyla, kemudian memberi solusi, "Lo jangan khawatir ya, sejak tadi gue udah mikirin masalah ini. Tabungan gue emang gak cukup buat bayar biaya operasi bokap lo sampai lunas, tapi gue yakin kita bisa nego sama pihak rumah sakit untuk bayar uang mukanya dulu. Setelah itu baru kita cari cara untuk melunasinya."

Keyla menggelengkan kepala. "Tapi gue gak mau nyusahi- ...."

Perkataan Keyla tidak sampai selesai, Karena Dara sudah memotong, "Gak usah protes! Udah malam nih, lo mau tidur di sini atau di kamar gue?"

Setelah berucap, Dara lantas beranjak ke kamar, sedangkan Keyla mengekor dari belakang dengan wajah cemberutnya.

Keyla membersihkan diri terlebih dulu, kemudian menyusul naik ke tempat tidur.

"Besok lo ada kelas?" tanya Dara yang dijawab Keyla dengan gelengan kepala.

"Enak lo, gue ada kelas pagi!" rutuk Dara sembari menarik selimutnya, lalu terlelap tidur.

Sedangkan Keyla belum bisa tidur, matanya memang sudah terpejam tapi pikirannya masih teringat kejadian horor saat bersama Bara.

Keyla meringis, dalam hatinya berharap semoga ia tidak akan pernah bertemu pria itu lagi.

Lama Keyla berkutat sendiri dengan pengalamannya hari ini, hingga menjelang dini hari barulah ia tertidur pulas.

Keyla mengerjap saat hari sudah cukup siang, dan menyadari Dara sudah tidak ada lagi di apartemen.

"Mungkin dia sudah berangkat kuliah," gumam Keyla.

Keyla melihat selembar catatan di atas meja, yang memberitahu ada sarapan di meja dapur.

Keyla mengambil handuk lalu segera mandi, setelah itu ia melahap sarapan yang dibuatkan Dara untuknya.

"Ternyata masakan Dara enak juga." Keyla bermonolog.

"Bodoh!" Keyla merutuki diri sendiri. Dia lupa sahabatnya itu adalah mahasiswi jurusan tata boga, jadi sudah pasti masakannya enak.

Setelah meghabiskan sarapan, Keyla kembali ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya, dia hendak pergi ke rumah sakit.

Ketika menyalakan ponsel, Keyla mendapati ada belasan panggilan tak terjawab dari ibunya.

"Ayah!" Melihat panggilan yang segitu banyak, membuat Keyla sangat cemas.

Keyla segera keluar, sembari melangkah jemari tangannya dengan cepat membuka aplikasi untuk memesan taksi.

Menunggu sekitar sepuluh menit, terasa seperti satu tahun bagi Keyla.

Ketika taksinya datang, Keyla segera masuk dengan tergesa-gesa.

"Sesuai aplikasi ya, Pak. Minta tolong cepat," ujar Keyla bahkan ketika duduknya masih belum sempurna.

Supir taksi itu mengangguk, dia melajukan mobil secepat yang ia bisa. Sayangnya jalanan cukup padat, hingga untuk sampai ke rumah sakit harus memakan waktu lebih dari satu jam.

Begitu tiba di gerbang rumah sakit, Keyla langsung turun dan berlari agar segera sampai di ruang rawat sang ayah.

Braaak!

Karena sangat tergesa-gesa, Keyla menabrak seorang wanita setengah baya hingga mereka berdua sama-sama terjatuh.

Dari penampilannya saja, Keyla sudah dapat menebak jika wanita ini adalah orang kaya. Pakaian yang melekat di tubuhnya adalah brand internasional, serta tas di tangannya adalah merk Cendol edisi terbatas.

Keyla memang baru pertama kali melihat tas itu secara langsung, tapi dia ingat pernah melihat tas yang sama di katalog fashion.

"Maafkan saya, Nyonya. Saya benar-benar tidak sengaja, saya sedang buru-buru, ayah saya sedang sakit," lirih Keyla sembari membantu wanita setengah baya itu untuk berdiri.

Wanita itu melotot, dia kesal karena harus bertemu seorang gadis ceroboh hingga membuatnya terjatuh. Namun, saat melihat raut panik di wajah Keyla, wanita ini pun berusaha menekan amarahnya.

"Ya sudah, tidak apa-apa, tapi lain kali kamu harus hati-hati! Jangan sampai mencelakakan orang, dan juga mencelakakan diri sendiri seperti ini!" Wanita itu mengingatkan meski nadanya terdengar sedikit ketus.

"Terima kasih, Nyonya. Saya permisi dulu," tutur Keyla sekaligus berpamitan.

Keyla meneruskan langkah dengan cepat. Dia ingin segera tahu kondisi terkini sang ayah, dan berharap tidak terjadi hal buruk.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

neni onet

neni onet

apakah itu mamanya bara 🤔

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!