Berpura-pura

Keyla dan Dara baru saja tiba di parkiran kampus setelah meyelesaikan mata kuliahnya, ketika melihat sosok Riri menunggu di sana.

Asisten pribadi nyonya Kyara itu bergegas mendekati keduanya. "Nona, Anda diminta pulang oleh Nyonya Besar."

Keyla menatap Dara, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Dia merasa lebih baik jika tinggal bersama Dara, kembali ke mansion keluarga William hanya akan membuatnya sakit hati. Dia tidak mau lagi mendengarkan hinaan demi hinaan, yang dilontarkan Bara padanya.

Keyla menggelengkan kepala. "Aku tidak ingin kembali ke rumah itu lagi. Nona Riri, apa aku bisa meminta tolong untuk mengambilkan pakaianku di sana?"

"Tidak bisa, Nona. Orang tua Anda sudah menitipkan Anda kepada Nyonya Besar. Anda harus kembali ke mansion, karena Nona sekarang ini adalah tanggung jawab Nyonya Besar."

"Tapi ...." Keyla sangat bimbang, dia tidak tahu keputusan apa yang harus diambil.

Orang tuanya memang sudah menitipkan dirinya kepada Kyara, tapi tinggal di mansion keluarga William bisa membuat hidupnya seperti di neraka.

Sementara dia merasa sangat nyaman tinggal bersama Dara.

Seolah tahu apa yang dikhawatirkan Keyla, Riri lantas mencoba meyakinkannya, "Nona tidak perlu khawatir. Nyonya besar pasti akan melindungi Nona, dia tidak akan membiarkan Tuan Muda Bara berbuat sesuka hati. Dengan catatan, Nona memang tidak bersalah."

"Lo harus pulang, Key!" suruh Dara.

Dia tahu Keyla tidak ingin kembali ke mansion terkutuk tersebut, tapi di sisi lain dia juga tidak mau dianggap memberi pengaruh buruk pada Keyla.

"Key, lo nggak bisa tinggal di apartemen gue, karena itu bisa membuat orang tua lo khawatir. Nanti, kalau lo emang tersiksa di sana, lo boleh balik lagi ke apartemen gue. Dengan begitu lo akan punya alasan ke orang tua lo buat pindah."

Setelah mendengar nasehat Dara, akhirnya Keyla mengangguk pelan, lalu masuk ke mobil Riri yang akan membawanya kembali ke mansion keluarga William.

Saat tiba mansion, Keyla disambut dengan tatapan teduh dan senyuman hangat oleh Kyara.

Tatapan teduh itu mampu menghapus rasa khawatir, yang sejak dari perjalanan menganggu pikiran Keyla.

Keyla lantas meraih lalu mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.

Keyla tidak menyadari jika dari kejauhan Bara sedang memperhatikan gerak-geriknya.

'Ciihh, pantas saja mommy menyangka dia adalah wanita baik-baik, dia sangat pandai berpura-pura. Lihat saja, aku Bara William, pasti akan membongkar semua kebusukannya. Dia bisa membohongi mommyku, tapi tidak denganku.' Tatapan Bara pada Keyla seperti singa yang siap menerkam.

Kenyamanan yang dirasakan Keyla hanya sampai di situ saja. Kerena pada detik berikutnya Bara sudah mendudukkan diri di samping Nyonya Kyara.

Dia menatap Keyla tanpa jeda, seolah memiliki dendam pribadi.

Pada posisi ini Keyla merasa tertekan batin, sorot mata tajam itu membuatnya terintimidasi dan tidak nyaman.

'Tuhan ... mengapa aku harus terjebak di rumah ini? Andai saja aku tahu sejak awal jika monster ini adalah anak tante Kyara, pasti aku akan menolak saat ibu menyuruhku untuk tinggal di sini.' Keyla membatin.

Sekuat apa pun Keyla ingin melepaskan rasa takutnya, dia tetap tidak mampu. Berkali-kali juga Keyla mencuri lirikan ke arah Bara, hanya untuk memastikan apa yang sedang pria songong itu lakukan.

"Tante, boleh aku beristirahat?" Keyla tidak ingin berlama-lama terjebak dalam situasi canggung di ruangan tersebut.

Nyonya Kyara tersenyum lembut. "Silahkan, Nak. Pergilah ke kamarmu, jika ada yang mengganggumu, katakan pada tante."

Keyla pamit meninggalkan ruang keluarga untuk pergi ke kamarnya.

"Apa kau sengaja ingin menakut-nakutinya, Bara?" Nyonya Kyara kini menatap tajam putranya.

Wanita paruh baya ini tahu jika sedari tadi Bara terus menatap tidak suka pada Keyla. Sebelum ini Nyonya Kyara sengaja menahan diri karena tidak ingin membuat Bara malu, dengan menegurnya di depan Keyla.

"Apa maksud, Mommy?"

"Apa kau ingin mommy mencongkel matamu itu, Bara?" Nyonya Kyara menggertakkan giginya, dia semakin kesal karena Bara yang berpura-pura bodoh.

Padahal jelas-jelas tadi dia menatap gadis itu seperti ingin menelannya.

"Mommy jangan tertipu dengan sikapnya yang pura-pura polos itu. Dia hanya berakting menjadi anak lugu untuk menipumu, Mom. Coba lihat penampilannya, apakah seorang gadis baik-baik akan berpakaian seperti itu untuk pergi kuliah?" Bara tidak ingin kalah.

Kebetulan tadi Keyla memang mengenakan pakaian yang cukup terbuka. Rok sejengkal di atas lutut, serta atasan blouse tanpa lengan.

Namun, itu bukanlah style Keyla, itu adalah pakaian pinjaman. Dia sendiri terpaksa mengenakan pakaian serba minim tersebut, karena hanya model-model seperti itu yang dimiliki Dara.

Lagi pula tidak mungkin Keyla akan berangkat kuliah dengan pakaian kotor, ya kan? Sementara saat datang ke apartemen Dara dia hanya membawa pakaian di badan saja.

Nyonya Kyara menghela napas kesal, dia malas berdebat dengan putranya.

"Riri, ikut ke ruanganku sekarang," ujar nyonya Kyara seraya berdiri dari tempat duduknya.

Nyonya Kyara tiba di ruang kerja dan langsung duduk kursi kebesarannya. Dengan satu kode dari si Nyonya Besar, Riri langsung mengerti apa yang diinginkannya.

"Ini Nyonya." Riri memberikan berkas laporan hasil dari penyelidikan anak buahnya.

"Jadi semua yang dituduhkan putraku itu tidak beralasan?" tanya Nyonya Kyara sambil membaca laporan penyelidikan tentang kehidupan Keyla sebelum ini.

"Sepertinya begitu, Nyonya. Bahkan Nona Keyla tidak pernah pergi ke tempat hiburan malam ataupun semacamnya," jawab Riri penuh rasa yakin.

Nyonya Kyara lanjut membaca lembar demi lembar. "Jadi menurutmu apa yang membuat Bara begitu tidak menyukainya?"

"Saya tidak tahu, Nyonya. Hanya saja- ...." Riri ragu untuk mengatakannya, karena yang ingin ia sampaikan sama sekali tidak bisa menjadi tolak ukur untuk penilaian terhadap Keyla.

"Apa? Katakan!" desak nyonya Kyara.

"Nona Keyla berteman dengan seorang gadis ... maaf, maksud saya teman Nona Keyla itu bekerja sebagai wanita penghibur, Nyonya," jawab Riri dengan hati-hati.

Nyonya Kyara menautkan kedua alis matanya. "Bagaimana dia bisa berteman dengan wanita seperti itu?

"Gadis itu adalah teman terdekat Nona Keyla sejak sekolah menengah. Dari info yang saya dapatkan, gadis itu dulunya anak baik-baik sama seperti Nona Keyla. Tapi saat akan lulus sekolah menengah, dia dijebak seorang mucikari yang menjualnya kepada pria hidung belang. Sejak saat itu dia memutuskan untuk menjadi wanita penghibur, mungkin karena frustasi dan juga sudah kepalang basah."

"Apa kau juga mendapatkan info tentang mucikari yang menjebaknya? Dan pria hidung belang sudah merusak masa depan gadis itu?

"Maaf Nyonya. Anak buahku bahkan sudah memaksa pemilik hotel untuk mengecek rekaman CCTV, tapi tidak menemukan apa-apa. Sepertinya mucikari yang menjebak gadis itu berkerja sama dengan petugas hotel pada saat kejadian, mereka menghapus semua rekaman CCTV pada malam itu." Riri menjelaskan dengan sangat detail.

"Baiklah kau boleh pulang."

Riri mengangguk, dan lantas undur diri.

'Apa karena Keyla berteman dengan seorang wanita penghibur, jadi Bara berpikir Keyla juga menggeluti pekerjaan yang sama?' gumam nyonya Kyara.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!