Aku Punya Alasan

Dengan segera Amira pergi ke kamar Bara, dan mendapati kakaknya itu sedang tertidur lelap.

"Kakak bangunlah!" Amira menguncang tubuh Bara, "Kenapa kau tiba-tiba pulang dan langsung membuat masalah!"

"Kau ini apa-apaan, Mira! Sana pergi, aku masih mengantuk!" erang Bara sambil menggeliat malas.

Dia berdecak kesal karena sedang enak-enaknya berada di alam mimpi, tapi adiknya yang cerewet itu malah datang menganggu tidurnya.

"Kau dipanggil mommy, dia sangat marah! Mengapa kau mengusir anak temannya?"

"Siapa yang aku usir?" balas Bara dengan suaranya yang masih terdengar berat.

"Mana aku tahu, kau tanyakan saja sendiri sama mommy." Amira menggidikkan bahu, dia menambahkan sebelum keluar dari kamar kakaknya, "Cepatlah temui mommy, sebelum dia bertambah marah!"

Bara turun dari tempat tidurnya dengan gerakan malas, mencuci wajahnya di wastafel, lalu pergi untuk menemui ibunya.

"Ada apa, Mom?" tanya Bara sambil menguap karena masih mengantuk.

Nyonya Kyra menyambut kedatangan putranya dengan pelototan tajam. "Bisa-bisanya kau bertanya ada apa! Sekarang katakan, mengapa kau mengusir Keyla?"

"Keyla siapa, Mom? Aku saja tidak mengenal siapa Keyla, bagaimana aku bisa mengusirnya?"

"Ck, gadis berkacamata yang tinggal di sini, bi Inah bilang kau yang mengusirnya," jawab nyonya Kyara.

Ciri-ciri yang disebutkan ibunya membuat Bara mengangguk paham, ternyata yang dimaksud adalah gadis murahan yang diusirnya tadi.

Bara tidak tahu gadis tersebut tinggal di mansionnya. Namun, Andai kata Bara tahu gadis itu memang tinggal di sini, maka dia tetap akan mengusir gadis tersebut.

Dia tidak akan membiarkan seorang jal4ng tinggal bersama keluarganya.

"Astaga, Mom? Gadis itu? Mengapa gadis seperti itu bisa tinggal di mansion kita?" Bara berdecak bingung.

"Dia memang tinggal bersama kita, dan gadis seperti itu bagaimana maksudmu?" tanya Nyonya kyara sambil menatap putranya tanpa jeda.

"Maksudku, dia itu bukan gadis baik, Mom," sahut Bara.

"Apa maksudmu? Berani kau mengatai anak temanku bukan gadis baik!" sergah Nyonya Kyara dengan nada yang ditekankan.

Bara menghela napas berat, bagaimanapun dia harus hati-hati dalam memilih ucapan.

Jika tidak, maka dia harus bersiap untuk menghadapi amukan singa betina, yang kini sedang menatap tajam dan siap menerkam itu.

Sehebat dan sesukses apa pun seorang Bara William di luar sana, tapi saat di rumah, dia hanyalah anak kucing kecil, yang tidak akan berani mengangkat kepala saat ibunya sedang marah.

Lagi pula tidak mungkin dia mengatakan gadis itu adalah wanita yang pernah dia bayar untuk menemaninya tidur, ya kan?

Bara mendekat lalu merangkul ibunya. "Mom, koneksiku di luar sana sangat luas, aku dengan mudah bisa mengetahui profil pribadi seseorang. Lalu gadis itu, dia bukan wanita baik-baik, kita tidak bisa membiarkan gadis seperti itu tinggal bersama kita."

"Bisa kau buktikan ucapanmu itu, Bara?" tanya nyonya Kyara dengan tatapan membunuh.

"Tentu, aku bisa membutikan bahwa dia adalah gadis yang suka menggoda pria kaya. Mommy jangan tertipu penampilannya yang lugu itu. Dia bisa berpenampilan sangat berbeda, Mom. Seperti ular berkepala dua." Bara mencoba meyakinkan ibunya.

Bara tidak ingin keluarganya menampung wanita ular, terlebih setelah mengetahui adiknya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta, dia tidak mau adiknya yang polos mendapat pengaruh buruk dari wanita seperti Keyla.

"Sekarang coba tunjukkan buktinya!" desak Nyonya Kyara.

Bara menggaruk kepala, bukti apa yang harus dia tunjukkan?

Sekarang dia belum memiki bukti apa-apa, kecuali rekaman cctv saat di penthousenya, dan itu tidak mungkin dia tunjukkan pada sang ibunda.

"Jika belum ada buktinya, maka jangan asal menuduh, Bara! Dia itu anak sahabatku, dia dilahirkan dari keluarga baik-baik. Ucapanmu sama sekali tidak beralasan. Sekarang cari dia, dan bawa pulang. Dia tidak punya keluarga di sini, ibunya sudah menitipkan dia pada kita," suruh nyonya Kyara.

'Ah sial! Aku memang tidak bisa menunjukkan bukti kelakuan si jal4ng itu pada mommy, tapi secepatnya aku harus mencari bukti yang lain,' gumam Bara.

"Dengarkan aku, Mom. Mungkin sekarang aku belum bisa membuktikan ucapanku, tapi aku pastikan, aku bisa memberikan buktinya padamu."

"Bagus! Kalau begitu kau buktikan dulu ucapanmu yang tidak beralasan itu. Jika itu benar, maka mommy sendiri yang akan mengusirnya, tapi itu pun setelah dia selesai wisuda nanti. Mommy sudah berjanji pada keluarganya untuk mengurusnya sampai dia selesai kuliah. Jadi sekarang cepat kau cari dia, bawa pulang!" nyonya Kyara kembali mengulangi perintah dengan tegas.

"Tapi, Mom ...."

"Tidak ada tapi-tapi, cepat kau cari dia!"

Sekali lagi Bara menghela napas berat, dia merasa frustasi karena memikirkan cara untuk meyakinkan ibunya.

"Terserah Mom saja, tapi jangan suruh aku mencari wanita ular itu. Jangan pula salahkan aku jika dia membuat malu keluarga kita. Lebih baik aku pulang ke apartemen daripada harus mencari gadis sialan itu," tolak Bara.

Bara berdiri dari tempat duduknya, ini adalah kali pertama dia berani menolak permintaan ibunya.

Dia tahu penolakan ini pasti akan menyakiti sang ibunda, tapi dia punya alasan yang kuat

Ini demi kebaikan keluarga dan ibunya sendiri tentu saja.

"Bara!" seru nyonya Kyara karena putranya itu tidak mau menurut.

"Mommy sendiri tidak mau mendengar ucapanku, aku mau pulang ke apartemen," rajuk Bara.

"Baguslah! Sana pergi ke apartemenmu, biasanya kau selalu tinggal di sana 'kan? Sekalinya kau pulang ke sini, malah langsung membuat keributan!" kesal nyonya Kyara.

Brian menghentikan langkah, dan menoleh ke belakang. "Harusnya Mommy bersukur karena kebetulan aku pulang, dan melihat wanita ular itu di rumah kita."

"Pergi sana kalau tidak mau mencari Keyla. Apa pun alasannya, dia akan tetap akan tinggal bersama kita sampai dia lulus kuliah!" tegas nyonya Kyara.

"Kalau begitu aku tidak jadi pergi, dan mulai sekarang aku akan selalu pulang ke mansion ini. Lihat saja, aku akan membuat wanita ular itu tidak betah tinggal di sini!" sahut Bara tak mau kalah.

"Apa kau pikir Mommy akan membiarkanmu berbuat sesuka hati pada Keyla?" Nyonya Kyara menghunus tatapan tajam pada putranya.

Bara yang tidak ingin berdebat panjang dengan ibunya, segera pergi meninggalkan kamar tersebut.

Hal ini membuat nyonya Kyara mengelengkan kepala. Seumur-umur putranya itu tidak pernah membantah, jadi dia pun berpikir jika Bara pasti tidak asal bicara, dan pasti ada alasan kuat di baliknya.

Namun, andaipun semua itu benar, dia tetap ingin menepati janji pada Rita, sahabatnya.

Dia bertanggung jawab untuk menjaga Keyla dengan baik, dan mengurus gadis itu sampai kuliahnya selesai nanti.

Berpikir sampai di sini, Nyonya Kyara lantas menyuruh Riri asistennya untuk mencari keberadaan Keyla. Sekaligus memberi tugas untuk menggali kebenaran tentang ucapan Bara.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

neni onet

neni onet

ceritanya bagus tapi kenapa sepi comment yaa

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!