Pemuas Hasrat Tuan Eric

Pemuas Hasrat Tuan Eric

bab1

Malam itu, Leticia Veronica tidur berdua dengan suaminya—Frederic Varrel. Dengan suasana yang dingin, rintik hujan membasahi tanah saat malam hari, suasana syahdu, membuat Leticia semakin merasa kantuk.

Namun, tidak bagi pria yang akrab disapa Eric. Ia masih terjaga, menatap sang istri yang tertidur sangat pulas.

Glek ...

Kecantikan Leticia yang sangat sederhana mampu memikat hati Eric. Wajah polos tetapi sangat bercahaya membuat ia dengan susah payah menelan shaliva. Baju yang sedikit terbuka, mengekspose pundak mulus hingga leher jenjangnya, semakin meningkatkan hasrat Eric malam itu.

Awalnya, ia hanya ingin menyentuh tubuh Leticia. Entah mengapa, setiap sentuhannya membuatnya semakin candu. Mulai menyentuh dada sang istri, mendaratkan wajahnya ke leher jenjang istrinya yang masih pulas bahkan tak terganggu dengan apa yang semua dilakukan oleh suaminya.

Eric juga mencium bibir istrinya dengan lembut. Meski ia hanya ingin mencoba sekali saja, tapi sentuhannya semakin dalam bahkan membuatnya semakin ketagihan.

Malam ini, ia meremat dada sang istri dengan lembut. Hingga akhirnya, ia juga mendaratkan tanganya pada area yang paling intim milik Leticia.

Anehnya, Leticia justru tidak merasakan keanehan saat tuan Eric tengah melucuti tubuhnya. Sejak malam itu, awal petaka bagi Eric untuk memenuhi hasratnya setiap malam, jika sang istri sudah tertidur pulas.

Ia bermain sendiri dengan tubuh istrinya. Namun, mereka sudah terbangun, Eric justru bersikap dingin, seolah-olah tidak menyukai istrinya. Kebisaan ini mulai Eric lakukan, selepas ibunya Leticia meninggal.

Apalagi, saat sang ibu meninggal, Leticia mencoba ingin membatalkan pernikahan kontrak yang sudah mereka setujui bersama. Hal itulah yang memacu Eric hingga ia merasa tertantang untuk menyentuh tubuh istrinya.

Awal pertemuan...

Leticia Veronica hanyalah seorang pelayan restoran besar. Untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga serta menyekolahkan adik-adiknya, usai lulus sekolah ditingkat akhir, dirinya tak bisa lagi melanjutkan kejenjang perkuliahan.

Dibalik alasan tak memiliki biaya kuliah, ia juga harus memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebab, dirinya tak lagi memiliki kepala keluarga. Sang ayah telah berpulang setahun yang lalu, sehingga ia bersama ibunya harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sore itu, ia sedang membersihkan meja restoran, tetapi melihat pria tampan yang seketika membuatnya kagum. Pria itu memiliki tubuh yang gagah, dengan rambut yang sangat rapih, bahkan brewoknya membuat bulu Leticia meremang. Ia takjub mengapa ada pria setampan itu.

"Permisi, apakah ada meja yang kosong untuk ditempati," tanya lelaki itu.

"Ada, Tuan ... Silahkan ditempati pak," jawab Leticia dengan ramah.

Sebelum berlalu pergi, Eric menyampaikan pesanannya selagi menunggu seorang perempuan yang sudah membuat janji temu dengannya. Hari ini, adalah hari dimana Eric harus merelakan untuk dijodohkan kembali dengan perempuan pilihan sang ayah.

"Saya pesan cappuccino latte satu, ya," tutur Eric.

"Baik ditunggu sebentar, Tuan!"

Namun, saat Leticia harus saja ingin pergi dari tempat itu, Eric mencegahnya. "Siapa nama kamu?"

"Panggil saja saya Leticia, Tuan!" Perempuan itu melemparkan senyuman lebar.

"Ini orang kok nanya nama sama pelayan sepertiku sih. Tapi jujur saja dia ganteng banget, coba aja kalau aku bisa pacaran sama orang seganteng ini. Ah, tapi nggak mungkin juga," batin Leticia.

Sebenarnya Frederic sendiri enggan dijodoh-jodohkan tapi ia mencoba menuruti perkataan sang ayah yang ingin segera menimang cucu.

Saat ini, Frederic sudah bekerja dibawah perusahaan yang dimiliki oleh ayahnya. Pimpinan perusahaan masih dipegang kuat oleh ayahnya sendiri, hingga waktunya tiba Frederic lah yang akan menggantikan sang ayah di perusahaan besar.

Frederic juga terpaksa menjadi karyawan biasa. Tak ada satupun karyawan yang tahu bahwa dia merupakan pewaris perusahaan Varrel Grup. Padahal namanya sudah sangat jelas ada dibagian dari nama perusahaan tapi orang-orang menganggap nama Frederic Varrel adalah nama orang biasa.

Frederic bahkan digila-gilai oleh seluruh karyawan perempuan yang ada di perusahaan. Ia menganggap itu adalah hal biasa, karena dari dulupun begitu. Baik di sekolah hingga di kampus, ia menjadi idola setiap wanita. Siapa sangka ia bisa dilahirkan dengan wajah setampan sekarang.

"Hei" terdengar teriakan seorang wanita yang tak jauh dari tempat Frederic duduk.

Rupanya Emely, wanita yang mau dijodohkan dengan Eric baru saja datang dan bergegas menghampiri lelaki itu.

"Kenalin nih, gue Emely. Lo Eric kan, om sudah banyak cerita tentang lo ke gue," tutur wanita itu dengan arogan, penampilannya pun sesuai dengan sikapnya, membuat Eric merasa jengah.

"Oh... ya, gue Eric, silahkan duduk," kata Eric dengan lembut.

Dari pertemuan pertama, Frederic ternyata sudah tak menyukai Emely. Terlihat dengan kata-katanya, Emely ini tipe orang yang rewel.

Frederic membuka obrolan baru dengan Emely dengan mempertanyakan kegiatannya hingga pekerjaan, rupanya dari ujung lorong tampak Leticia menghampiri dengan membawa segelas cappuccino diatas nampan.

Tak lama, Leticia tiba disamping kursi Emely dan hendak menyodorkan cappuccino tersebut. Namun, tiba-tiba Emely berdiri meskipin ia tak melihat kedatangan Leticia.

Brak!

Emely tak sengaja menyenggol segelas cappuccino yang hendak disodorkan pada Frederic. Namun, malah dia yang marah dan melakukan playing victim.

"Awwww panas banget sih. Lo siapa sih? kenapa tiba-tiba ada disamping gue!" ketus Emely seraya membersihkan baju yang ketumpahan capucino.

"Maaf, Nona ... kamulah yang menyenggol saya karena tiba-tiba berdiri," sahut Leticia dengan santun.

"Arghhh, bego banget sih elo! Lihat nih baju gw basah dan kotor dari minuman itu. Lo nggak tau ya, baju gue ini mahal. Mana mampu pelayan kayak elo beli baju yang gue pakai ini untuk menggantinya." Emely menimpali dengan nada kesal.

"Maaf, Nona saya sendiri tidak sengaja. Saya akan bersihkan baju, nona," pinta Leticia.

Leticia mengulurkan tangan, mengambil beberapa helai tisu. Lalu, ia ingin menyeka baju kotor milik Emely tapi tangannya tiba-tiba ditangkis oleh perempuan tersebut.

"Sudahlah, Emely biar gue yang ganti baju Lo. Lagian Leticia juga tak sengaja menjatuhkan minumannya. Itu juga karena lo yang senggol kan," ujar Frederic yang menengahi pertikaian itu.

"Tuan, maafkan saya, karena minuman tumpah, pacar Tuan jadi kotor. Saya akan mengganti baju itu." Leticia memohon pada Frederic agar kesalahannya dimaafkan sehingga tidak terancam dipecat.

"Udah deh, gue yang punya urusan sama ini pelayan. Lo nggak usah ikut campur. Biar dia aja yang ganti karena dia yang udah ngerusak baju gue," kata Emely masih dengan kesal.

"Sudah saya aja yang akan belikan baju baru untuk kamu. Hayo kita pergi sekarang. Ini kartu nama saya, tolong hubungi saya, Leticia, karena kamu masi ada urusan dengan saya."

Frederic bergegas berdiri sambil menggandeng tangan Emely dengan paksa. Mereka pun meninggalkan Leticia yang masih terdiam dan mengambil kartu nama yang ditinggalkan oleh Eric.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!