Frederic mengaku pada sang ayah, Varrel Pratama bahwa dia tak menyukai Emely. "Aku sudah tak berhubungan dengannya," kata Frederic tegas.
"Apa? kenapa kau menolak dengannya. Dia anaknya pemilih perusahaan PT. Radica Group. Dia bakal jadi penerus keluarganya. Dan perusahaan kita akan melakukan kerjasama. Kalau kau menolaknya otomatis ayahnya tidak akan mau bekerjasama dengan perusahaan kita," ketus Varrel.
Frederic terdiam, sejenak tak mengatakan apapun. Ia tak mau menikahi perempuan hanya karena pengaruh kerjasama perusahaan. Frederic belum siap menikah. Hingga saat inipun tak ada yang dekat dengannya. Ia hanya bersimpatik kepada Leticia karena sempat bertemu beberapa kali.
Ayahnya melanjutkan, kalau Frederic tak mau menikahi setiap perempuan yang telah dicalonkan padanya. Lebih baik, Frederic segera menikah dengan perempuan yang pilihannya sendiri.
Lagi-lagi, Frederic terdiam dan tak punya pilihan lain. "Baik aku akan mencari menantu terbaik buat ayah. Tapi apapun pilihanku, ayah tidak boleh menolaknya," ucap Frederic.
Sang ayah tak bisa membantah keputusan putra satu-satunya. Sebagai penerusnya yang akan mewarisi PT Varrel Grup, ia yakin Frederic akan memilih perempuan terbaik dengan bibit dan bobot yang bagus.
Frederic diberikan waktu selama satu minggu untuk memperkenalkan calon istrinya ke depan wajah sang ayah. Dia kebingungan untuk memilih siapa yang akan menjadi istrinya dalam waktu sesingkat ini.
Yang ada didalam pikirannya hanyalah Leticia. Perempuan yang akhir-akhir ini sering bertemu dengannya. Tak mungkin ia memboyong teman sekantor untuk menjadi dijadikan menantu seorang pemilik perusahaan.
Setelah memiliki nomor seluler Leticia, Frederic berniat menghubunginya. Namun sayangnya saat ditelepon, ponsel milik Leticia tidak aktif.
Tak ada jalan lain. Satu-satunya cara adalah mendatangi Leticia ke resto Family. Waktu tersisa hanya dua hari untuk bertemu ayahnya. Sementara Leticia tak bisa dihubungi.
Usai bekerja Frederic bergegas menuju resto family. Disana ia tak juga melihat sosok Leticia Veronica.
Frederic memasuki resto dan bertanya pada manager resto. Sayangnya, hari itu Leticia absen tak masuk kerja. Belum diketahui penyebab Leticia tak masuk kerja.
"Sudah tiga hari Leticia tak masuk kerja. Dihubungi pun tidak bisa. Terakhir bekerja memang ia bilang kalau ibunya sedang sakit. Tapi tak ada izin kepada saya kalau dia tak bisa masuk kerja," jelas manager resto.
Frederic pun kebingungan. Kelimpungan dijalan sambil menyusuri jalan. Ia tak tahu harus berbuat apa jika hingga minggu ini tak bisa membawa satu wanita mana pun kedepan ayahnya.
Otomatis jika tak ada satu wanita yang dikenalkan, maka ia harus bersiap dengan keadaan pahit bahwa harus siap dijodohkan dengan siapapun pilihan ayahnya.
Setelah satu jam menyusuri jalanan. Mengelilingi kota Jakarta. Frederic semakin merasa frustasi. Ia juga tak bisa mendatangi rumah Leticia karena tak mengetahui alamat perempuan itu.
"Sial, tahu begini, kemarin aku antar saja dia pulang," batin Eric.
Frederic pun kembali kearah jalan pulang. Ditengah perjalanan ia melihat sosok Leticia Veronica.
"Apa aku tak salah lihat? mengapa ia berjalan kaki sendiri?" gumam Eric.
Rupanya, Leticia saat itu tengah membeli obat ke apotik yang tak jauh dari rumahnya. Kebetulan Frederic melewati jalan yang searah dengan jalan Eric pulang menuju tumah.
Pria itu, berhenti tepat disamping Leticia. "Hey, mau kemana?" tanya Frederic.
Leticia terkejut melihat kedatangan Frederic. "Sedang apa, Tuan disini," Leticia malah balik bertanya.
"Kebetulan aku lewat jalan ini karena searah dengan jalan pulang. Dari sore aku mencarimu. Saat ke resto kamu tak ada dan katanya tak masuk selama tiga hari," jelas Frederic.
"Ada apa? Aku tak masuk karena ibuku sakit. Tak ada yang mengurusnya. Jadi aku tak bisa bekerja," kata Leticia.
Karena ingin bicara tentang hal penting, Frederic mengajak Leticia ke kafe terdekat. Akhirnya mereka duduk dan memesan cemilan. Dia menjelaskan ada suatu hal yang penting ingin dibicarakannya.
Namun karena takut Leticia tersinggung, Frederic menggunakan kata-kata yang halus untuk mengajak Leticia menyepakati kawin kontrak.
"Jadi begini, ayahku ingin menjodohkanku. Tapi aku selalu menolak. Kemarin kami membuat kesepakatan bahwa aku akan membawa perempuan pilihanku," ucap Frederic.
Eric melanjutkan, namun tidak ada satupun perempuan yang dekat dengannya. "Aku ingin mengenalkan kamu pada ayahku. apakah kamu mau kawin kontrak denganku," tanya Frederic lagi.
Leticia hanya terdiam mendengarkan. Hingga saat ini tak ada cinta antara keduanya. Hanya sedikit rasa tertarik satu sama lain, dan juga belum melakukan pendekatan apapun.
Frederic mengatakan, ia akan memenuhi seluruh syarat dari Leticia jika mau melakukan kesepakatan kawin kontrak dengannya.
Leticia berpikir bahwa ini kesempatan baginya untuk mendapatkan biaya pengobatan sang ibu. Jika ia meminta uang dari hasil kesepakatan kawin kontrak maka dia bisa mengobati penyakit jantung ibunya.
"Baik, aku akan melakukannya. Karena ini hanya sekedar kawin kontrak, apa boleh aku meminta timbal baliknya," kata Leticia.
"Apa yang kamu mau?" tanya Frederic.
"Ibuku sedang sakit, tapi aku tak punya uang untuk pengobatannya. Selain itu, ketika kita terikat pernikahan kontrak, mungkin aku tak bisa mencari nafkah untuk keluargaku. Apa kamu sanggup untuk menafkahi keluargaku yaitu ibu dan adik-adikku?"
Frederic berpikir sejenak. Ia menebak bahwa Leticia akan memanfaatkannya. Apalagi kalau mengetahui bahwa dia pria kaya raya penerus salah satu perusahaan besar di Jakarta.
Namun dia tidak ada pilihan lain. Karena Leticia satu-satunya jawaban untuk memenuhi permintaan ayahnya. Tanpa pikir panjang dan mencari tahu latar belakang Leticia, dengan gampang ia mengiyakan permintaan Leticia.
"Baik aku akan mempersiapkan semuanya. Aku akan memberikan uang untuk pengobatan ibumu, setelah menikah akan aku penuhi semua kebutuhan keluargamu," tutur Frederic.
Leticia merasa lega. Setidaknya untuk beberapa waktu dia tak memusingkan biaya pengobatan ibunya.
"Tapi apakah kamu sudah mengenalku dengan baik. Mengapa kamu pilih aku," tanya Leticia lagi.
"Sudah tidak ada pilihan. Kamu harus menjelaskan siapa dirimu dan latar belakangmu. Sehingga aku tak kelabakan ketika ditanya oleh ayahku," ujar Frederic dengan lugas.
Felicia menjelaskan saat itu juga, bahwa dia hanyalah wanita miskin yang menjadi kepala keluarga mereka saat ini. Ia pun hanya lulusan SMA. Tak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Terlebih, saat ini dirinya memiliki ibu yang sedang mengalami sakit keras yaitu penyakit jantung dan dua adiknya sudah duduk dibangku SMA.
Dia juga menjelaskan, Frederic jangan berharap banyak darinya. Sebab dia hanyalah perempuan tinggal dilingkungan kecil di rumah peninggalan sang ayah.
"Apakah ayahmu akan menerimaku dengan latar belakang seperti ini, Tuan?" ucap Leticia setelah menjelaskan tentang difinya.
"Aku sudah mengatakan apapun pilihanku harus diterima. Jadi tak masalah bagiku dengan latar belakangmu," jelas Frederic.
Frederic juga menjelaskan bahwa kawin kontrak akan berlaku selama dua tahun. Hingga ayahnya memberikan warisan perusahaan. Sebenarnya Frederic sudah sangat ingin menggantikan ayahnya.
Namun ayahnya masih mendidik Frederic dan memintanya untuk bekerja jadi karyawan biasa agar tahu seluk-beluk perusahaan.
"Oh jadi kau anak orang kaya? Lalu mengapa ketika bertemu denganku bilang karyawan biasa," kata Leticia.
"Aku tidak ingin diketahui orang-orang. Karena aku masih bekerja seperti karyawan biasa untuk mengetahui kebutuhan perusahaan," jelas Frederic.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments