bab6

Frederic juga memasuki kamar tersebut. Leticia kaget, ia mengira akan tidur dengan kamar yang berbeda dengan suami kontraknya.

"Loh, Tuan akan tidur disini juga?" sambar Leticia, terperanjat kaget.

"Ya tentulah. Namanya juga suami istri," ketus Frederic.

"Ingat perjanjian kita. Walau tidur didalam kamar yang sama. Tapi tak boleh menyentuh sama lain," kecam Leticia memperingati.

"Ya, aku ingat," kata Frederic yang tampak lesu dan capek.

Frederic juga membaringkan tubuh diatas ranjang, tepat bersebelahan dengan Leticia. Tak lama ia tertidur pulas memunggungi wajah Leticia.

Sementara Leticia justru tak bisa tertidur karena baru menempati rumah itu. Leticia sudah terbiasa hidup susah dan tidur dikamar kecil bersama Fani adiknya.

Kini, ia harus tidur dengan laki-laki yang tidak dicintainya namun sudah menjadi suaminya. Hari pertamanya menjadi istri Frederic tampak melelahkan. Tak ada kemesraan satu sama lain. Frederic dan Leticia saling cuek hanya memperdulikan kehidupan mereka masing-masing.

Hanya satu yang disyukuri oleh Leticia yaitu terbebas dari kemiskinan untuk dua tahun kedepan. Meski sudah menjadi suami istri. Frederic dan Leticia sepakat untuk tidak honeymoon. Namun karena sang ayah sudah mempersiapkan tiket honeymoon ke Lombok, mau tidak mau mereka harus berangkat ke pulau itu selama satu minggu.

***

Frederic dan Leticia sudah berada di bandara Jakarta menuju Lombok. Mereka berdua pergi honey moon. Seluruh tiket pesawat, hotel, hingga paket wisata selama di Lombok dipesankan oleh ayah Frederic—Varrel Pratama.

Pesawat akan segera take off, Leticia dan Frederic duduk bersebelahan. Tak ada kemesraan yang ditunjukan oleh Frederic pada istrinya. Lama-lama mereka semakin merasa asing dan kedekatan itu semakin hambar.

Saat tiba di Lombok, Frederic dan Leticia dijemput oleh pihak hotel. Leticia sangat bersemangat untuk mengelilingi daerah Lombok. Dia belum pernah kesana untuk liburan.

Bagaimana mau liburan kalau selama ini ekonominya saja sulit. Kini, ia tak memusingkan soal uang. Frederic telah menyerahkan ATM hingga kartu kredit untuk digunakan sehari-hari. Ya, itu juga semua lagi-lagi disiapkan oleh sang ayah.

Begitu tiba di hotel, Frederic langsung istirahat dan menbaringkan tubuh diatas kasur hotel yang empuk dan wangi.

Diatas kasur terdapat hiasan paket pernikahan berupa handuk berbentuk bangau serta bunga mawar ditata rapi berbentuk love.

Frederic menghempaskan tubuhya begitu saja ke atas kasur dan menghancurkan bunga-bunga mawar tersebut. Bunga bertebaran di lantai. Ia tak peduli dengan hiasan pernikahan itu.

Sementara Leticia berkemas merapihkan barang-barang hingga mengganti baju. Ia sudah tak sabar untuk mengikuti tour mengelilingi Lombok.

"Kamu senang sekali rupanya," ucap Frederic sembari rebahan di kasur empuk.

"Tentu saja, Tuan! Aku tidak pernah kesini. Aku akan mengelilingi Lombok!" kata Leticia dengan semangat menggebu.

"Duh sorry! Kayanya aku tak akan ikut! lebih baik aku istirahat didalam kamar ini!" lanjut Frederic dengan malas, ia tetap rebahan di atas ranjang.

"Yasudah terserah kamu saja, Tuan! Aku tidak peduli," kata Leticia.

Leticia bersiap kebawah. Tanpa diikuti oleh Frederic. Pihak hotel telah menyiapkan tour guide untuk Leticia dan Frederic. Sesampainya Leticia di lobi Hotel, Varrel Pratama menghubunginya melalui video call.

Varrel ingin memastikan bahwa anaknya akan menemani sang menantu selama liburan itu. Dia tahu sendiri sikap arogan dan rasa malas Frederic lebih besar daripada harus berduaan dengan sang istri menjalankan liburan tour selama di Lombok.

"Halo," sapa Varrel melalui sambungan video call, ia juga melambaikan tangan pada Leticia yang menatap mertuanya dengan datar.

"Iya, Ayah," balas Leticia, ia dipinta memanggil ayah pada Varrel ketika Leticia dan Frederic sudah sah menjadi suami istri.

"Loh! Mana Frederic? mengapa ia tak ada disebelahmu?" tanya Varrel, mengedarkan pandangan, mencari sosok putra semata wayangnya.

"Tuan ... Eh Eric, tak mau ikut, Ayah. Katanya ingin istirahat didalam kamar saja!" jelas Leticia sedikit memperbaiki kata panggilan pada suaminya.

"Kamu tunggu di situ! ayah akan menghubunginya," tegas Varrel.

Varrel segera menghubungi Eric, meluapkan kemarahan pada Frederic. Ia segera menyuruh Frederic menyusul istrinya. Apalagi di Lombok, Leticia tak kenal siapa-siapa bahkan belum mengetahui daerah itu karena tak pernah sekalipun kesana.

Dengan malas, Frederic bergegas menyusul Leticia ke lobi hotel. Ia mengira ayahnya tak akan mengontrol honeymoon mereka.

Tour guide bahkan telah bersama Leticia dan Frederic. Mereka berdua diajak berkeliling pantai. Indahnya pulau Lombok dinikmati oleh Leticia dan Frederic.

Meski Frederic malas berjalan-jalan, ia hanya mengikuti tour itu tanpa basa-basa. Tidak ada foto-foto bahkan selfie berdua dengan Leticia.

Sementara Leticia sibuk memotret sana-sini. Ia selfie sendiri menikmati paket liburan honeymoon dari mertuanya. Dia tak peduli dengan tingkah suaminya yang ogah-ogahan. Leticia dan Frederic bersantai sejenak di tepi pantai senggigi.

Pantai Senggigi sangat terkenal di Lombok dengan keindahan pemandangan karena ada gradasi warna hitam dan pasir pantai yang putih. Bahkan pemandangan sunsetnya tak kalah indah dengan sunset di pantai kuta.

Tour Leticia dan Frederic lanjut ke pantai Pink di lombok timur. Pantai berwarna pink karena adanya percampuran antara pasir pantai dengan terumbu karang. Disini Leticia dan Frederic menunggu hingga sunset berakhir. mereka ingin menyaksikan sunset sambil memakan jagung bakar yang dijual oleh pedagang sekeliling.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!