bab20

Dengan rasa kikuk dan dingin, Leticia menunggu kepergian suaminya. Ia menunggu mobil itu keluar dari garasi. Tak berselang lama, Frederic dengan mobil alpard melaju dengan kecepatan sedang.

Tiba-tiba, Leticia melambai ke arah jendela mobil tersebut. Frederic hanya memantau dari kejauhan tanpa membalas lambaian tangan istri kontraknya. Ia berlalu begitu saja meninggalkan halaman rumah.

Setelah melihat kepergian suaminya, Leticia melangkah gontai ke dalam rumah. "Kenapa aku bersikap seperti itu? Aku seperti terhipnotis oleh kata-kata Frederic," lirih Leticia.

Ia mulai memantau para pekerja di kebun belakang. Mempersiapkan dekor serta menata kursi. Pekerjaan pun mulai terlihat meski hanya beberapa pajangan yang tertata.

"Bu, mau ada panggung?" teriak seorang pekerja di halaman belakang.

"Tidak perlu, hanya kursi tamu dan meja-meja untuk tempat prasmanan makanan saja. Paling saya butuh mic dan soundnya. Serta pengisi suara dari MC dan penyanyi yang menghibur acara ini."

Leticia sudah mendekati para pekerja itu. Melihat semua pekerjaan yang terus saja dilakukan.

Tak lama kemudian, Beti dan Dini pulang. Mereka yang diminta untuk berbelanja ke pasar pun langsung mengemasi seluruh belanjaan.

"Nyonya, apa saja yang perlu dibuat?" ujar Beti saat berada di samping Leticia, di halaman belakang.

"Bikin puding beraneka rasa. Lalu, jangan lupa buah segar untuk dihidangkan nanti sore. Serta adakan juga salad buah untuk para tamu."

"Baik, Nyonya." Beti langsung berlari kembali menghampiri Dini.

Ia menjelaskan apa yang diperintah oleh perempuan itu. Kemudian, mulai mengeksekusi semua bahan bersama Dini.

Leticia memang sengaja untuk dessert meminta agar pembantu yang menyajikan, selain menghemat biaya, buah yang digunakan pun berkualitas.

*****

Hari ini, Frederic hanya melanjutkan pekerjaan dengan memanggil seluruh direktur serta para manager di perusahaan utama PT. Varrel Grup.

Pagi-pagi, seluruhnya sudah dikumpulkan. Mereka mulai membahas tentang konsep kedepan membangun perusahaan, meningkatkan keuntungan, serta mempertahankan nilai perusahaan.

PT Varrel Grup sendiri perusahaan utama milik Varrel yang bergerak dibidang keuangan. Perusahaan ini lah yang mengontrol semua bidang usaha lain, dari anak perusahaan yang dimiliki seperti Pratama Store, Pratama Collection, Pratama Foodies, dan masih banyak lainnya.

Oleh karena itu, Frederic ingin agar perusahaan yang didirikan tetap bertahan ditengah gempuran banyaknya kemunculan perusahaan lain yang ingin menghancurkan keeksisan perusahaan mereka.

"Untuk hari ini, saya ingin seluruh direktur dan manager yang hadir mulai memperkenalkan diri. Saat saya diangkat sebagai CEO, saya belum fokus dengan pengenalan diri kalian."

Semua yang hadir pun saling menatap. Dimulai dari ujung, satu-satu berdiri mulai memperkenalkan nama serta jabatan mereka. Frederic mulai menghapalkan satu-persatu orang-orang tersebut.

Setelah proses perkenalan selesai, Frederic mulai mempertanyakan semua hasil kinerja karyawan. Tak hanya itu, ia juga meminta agar beberapa direktur, nantinya menemani untuk mengecek anak-anak perusahaan yang dimiliki.

Selama dua jam rapat digelar, Frederic mulai mematangkan seluruh persiapan konsep cara mengatur perusahaan. Namun, sebelum mengakhiri sesi rapat, Frederic mengumumkan pada seluruh direktur dan manager tentang party garden yang akan digelar sore nanti.

"Sebelum rapat kita akhiri, saya ingin memberikan pengumuman. Sore ini, saya menggelar party garden, acara penyambutan pengangkatan saya sebagai CEO baru di perusahaan ini."

Semua saling menatap setelah mendengarkan pengumuman itu. Namun, Frederic masih melanjutkan pengumuman.

"Saya harap, semuanya hadir dalam acara yang digelar di kediaman pribadi saya. Saya hanya mengundang para Direktur dan Manager saja. Semua sudah dipersiapkan oleh istri saya, jadi saya mohon kehadirannya. Bila ada yang tidak datang, saya akan memerintahkan mendapatkan SP1."

Semuanya saling berbisik tetapi mereka juga takut bila mendapatkan surat peringatan dari CEO baru mereka. Beberapa direktur dan manager mulai cari muka, mengambil hati bos mereka.

"Siap, pak! Kami pasti hadir," tegas salah satu Direktur.

"Iya, pak! Acaranya pasti seru!" salah satu Manager menimpali.

Namun, yang lain masih berbisik tentang kata-kata Frederic. "Berarti benar rumor tentang status CEO kita? Beliau sudah menikah? Umurnya padahal masih muda," bisik Manager lain.

"Kan tadi kamu dengar sendiri, dia mengucapkan semua diurus oleh istrinya. Artinya kita pun harus menghargai apapun yang disiapkan oleh istri CEO. Istri? Sudah jelas maksud arti kata itu. Dia sudah tidak lajang," papar yang lain seraya berbisik.

"Baiklah, kalau begitu, sekian rapat kita hari ini. Sampai jumpa sore nanti, semua pulang tepat waktu. Tidak ada yang lembur!" titah Frederic.

Didampingi oleh sekretarisnya—Nia, ia keluar dari ruangan rapat. Kemudian, mereka langsung menuju ruangan.

"Nia, kamu juga nanti sore ikut ke rumah saya." Sebelum Frederic masuk ke dalam ruangan, ia memberikan pesan pada sekretarisnya untuk ikut hadir dalam perayaan party garden.

*****

Beberapa jam berlalu ...

Leticia sangat puas hasil kinerja EO yang mengurus design party garden tersebut. Hasilnya sangat memukau, design mewah berbalut dekor berwarna putih dengan list hijau, dilengkapi bunga segar yang ditata disetiap meja tamu dan meja tempat prasmanan.

Ada panggung kecil yang sengaja diminta oleh Leticia, mengingat suaminya itu akan memberikan sambutan pada acara. Leticia memang berubah pikiran soal panggung itu, ia meminta agar EO merubah konsep awal saat penolakan padahal sudah disarankan memakai panggung.

Anggaplah seperti ini ya gaess

Dei baru saja pulang, membawa seluruh barang yang diperlukan. Beberapa kardus botol miras pun diangkat masuk ke dalam rumah.

Leticia langsung meminta agar botol itu ditata rapih di meja tamu. Dilengkapi dengan pembuka botol. Sehingga, para tamu bisa melakukan self service khusus untuk minuman vodka dan wine itu.

"Nyonya, apa botolnya diletakkan ditengah meja?" tanya Dei agar tak salah saat menata.

"Iya, letakkan saja di tengah, jadi mereka mudah mengambilnya. Tidak perlu di meja tempat prasmanan, terlalu jauh sehingga memerlukan pelayan untuk mengerjakannya. Ini konsepnya self service, mereka menuangkan sendiri minuman itu tanpa dilayani oleh waiters!" ungkap Leticia panjang lebar.

"Baik, nyonya!" Dei langsung menyusun dengan rapih. Satu meja, terdiri dari beberapa botol minuman, berbeda-beda jenis, sehingga para tamu bebas memilih minuman itu.

"Dei, sebelum acara dimulai, jangan lupa taro es batu disamping minuman itu. Mereka bisa menikmati sensasi minuman beralkohol yang dingin. Lebih nikmat rasanya," titah Leticia.

Perempuan itu, kemudian masuk ke dalam kamar. Saat berhenti di dapur, Leticia pun memperingati pada Beti dan Dini, mulai menata buah-buahan dan dessert di meja tersendiri khusus dessert.

"Mbak Beti dan Mbak Dini, nanti tolong kontrol catring yang datang. Saya mau mandi dulu." Leticia berpamitan pada dua pembantu itu.

Mereka langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan nyonya mereka. Benar saja, berselang setengah jam, catring yang dikatakan oleh Leticia datang.

Beti langsung meminta ditata di meja. Semua makanan itupun masih hangat, ditutup dengan prasmanan yang dilengkapi penghangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!