bab2

Leticia telah melupakan kejadian cappucino yang tumpah. Bahkan ia juga lupa untuk menghubungi Frederic untuk persoalan pergantian baju Emely yang rusak. Kartu nama itupun hilang, dan ia benar-benar tak mengingat disimpan dimana. Seminggu berlalu, Leticia hendak berangkat ke resto tempatnya bekerja. Ia berangkat menjelang siang, lantaran resto itupun akan segera buka.

Dengan mengendarai sepeda motor miliknya, Leticia tampak terburu-buru. Khawatir ia akan dimarahi oleh manager jika datang terlambat. Ditengah jalan, sepeda motor itu mogok dan tak ada yang membantunya. Leticia pun mendorong motor tersebut sembari mencari bengkel yang bisa memperbaiki kerusakannya.

"Ah, sudah sampai 500 meter berjalan, kenapa nggak ketemu bengkel juga sih," batin Leticia.

Leticia terus berjalan seraya mengusap wajahnya yang bersimbah keringat. "Duh, capek banget nih gue. Udah terlambat. Pasti gw dimarahi manager nih," gumamnya lagi.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang sudah berhenti disamping Leticia. Sontak saja, Leticia terkejut mendengar suara besar klakson mobil tersebut. Untuk kegiatan sehari-hari, Frederic memang sengaja menggunakan mobil biasa agar orang-orang dikantor tidak curiga padanya. Mobil berwarna hitam itupun dilirik oleh Leticia.

"Siapa ya? Perasaan gue nggak ada kenalan yang pakai mobil deh. Masa manager gue. Ah nggak mungkinlah, pasti manager sudah diresto lebih dulu."

Kaca mobil itupun terbuka, seketika terlihat wajah tampan Frederic yang langsung mengingatkan Leticia pada pria yang sempat dikaguminya. Kali ini style Eric cukup berbeda dan sederhana, hanya memakai kemeja polos berwarna kuning membuat wajahnya semakin cerah.

"Hei, kamu Leticia, kan? pelayan resto Family, yang minggu lalu saya datangi," tana Eric, sembari melirik wajah Leticia.

Seketika Leticia teringat dengan pesan Frederic yang memintanya untuk menghubungi pria itu. "Ah, Tuan Frederic, kan? Yang datang mbak-mbak ketumpahan cappuccino?" sahut Leticia dengan kepolosannya membuat Eric terkekeh.

"Iya, motor kamu kenapa? Kenapa motornya di dorong-dorong, apa rusak? Titip dulu saja motornya, biar saya beri tumpangan," kata Frederic menyakinkan Leticia yang menawarinya tumpangan.

"Mogok, Tuan nggak tahu kenapa, padahal tadi baik-baik saja, sayajuga sudah jalan jauh mencari bengkel tapi tidak ketemu juga. Apa tidak merepotkan kalau saya menumpang dengan, Tuan?" tanya Leticia.

"Tidak repot kok, titip saja dulu motornya," timpal Eric.

Leticia menitipkan motor kepada pemilik warung dipinggir jalan. Alih-alih membawanya kebengkel, Leticia pun sebenarnya penasaran kepada Frederic sehingga menyetujui untuk menerima tumpangan tersebut. Leticia tak menyangka, mengapa Frederic mau memberikan tumpangan kepada seorang pelayan sepertinya.

Tak hanya itu, Leticia yang baru mengetahui nama Frederic lewat kartu namanya juga masih penasaran sebenarnya ada urusan apa antara Frederic dengannya. Sebab, Frederic sudah menawarkan untuk mengganti baju Emely saat di resto lalu. Leticia berharap ia tak diharuskan mengganti rugi dengan uang untuk baju yang kotor itu. Lantaran gaji Leticia mungkin tak akan cukup untuk mengganti baju mahal seperti yang dikatakan Emely.

"Tuan, ada urusan apa dengan saya sebenarnya apa? Apa saya harus mengganti rugi baju yang kotor punya pacar Tuan, ya? tapi saya tidak punya uang," singgung Leticia.

Frederic segera melirik Leticia serta memberikan senyuman tipis.

"Ah tidak, saya sudah menggantinya kok. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Sebenarnya saya ingin berkenalan dengan kamu. Sepertinya saya agak tertarik denganmu. Dan saya tegaskan bahwa Emely bukanlah pacar saya," ujar Frederic sesekali melirik Leticia.

Frederic penasaran bagaimana reaksi Leticia setelah mendengar ucapannya.

"Masa sih, Tuan hanya ingin berkenalan dengan saya? Saya kan cuma pelayan saja. Berbeda dengan tuan yang kelihatannya seperti orang berada," timpal Leticia.

Frederic kaget mendengar ucapan Leticia, ia langsung mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang berada seperti yang dituduhkan perempuan itu. "Status saya sama saja dengan kamu, saya hanya bekerja diperusahaan. Saya juga pekerja karyawan biasa sama dengan kamu kok," tutur Frederic.

"Tapikan, Tuan bekerja diperusahaan, pasti bapak juga sudah sarjana. berbeda dengan saya yang hanya lulusan SMA, Tuan. Saya takut, Tuan malu dekat-dekat dengan orang seperti saya," keluh Leticia.

Frederic semakin penasaran dengan Leticia, dia terlalu merendah sebagai perempuan. Dia juga memiliki wajah yang cantik dan menggoda jika dilihat-lihat semakin mendalam, paras Leticia pun tampak manis, bahkan jika ia tersenyum terlihat gingsul yang menawan sehingga tidak bosan melihatnya. Tingginya yang semampai mampu mengimbangi Frederic.

"Jangan berkecil hati Leticia, semua orang sama saja kok.

Frederic pun mengantarkan Leticia ke restoran Family tempat Leticia bekerja. Bahkan Frederic ikut turun dan memasuki resto. Ternyata Frederic memang sengaja ingin makan siang di resto agar ketemu dengan Leticia meskipun tadinya tak bertemu ditengah jalan.

Duduklah Frederic dipojokan, sembari memandangi Leticia, perlahan ia mulai jatuh hati pada gadis yang memiliki rambut sepundak dengan lekuk gelombang. Frederic terus mengamati Leticia yang tengah ditanya-tanya sembari dinasihati oleh sang manager.

Kala itu, resto semakin ramai dengan waktu yang terbentur jam makan siang. Ah, Frederic pun mulai memakan makanan yang sudah dipesannya sejak tadi yaitu cordon blue dan cappuccino latte favoritnya. Makanan di resto tempat Leticia bekerja memang sangat diminati orang-orang. Selain makanannya enak, harganya pun tidak terlalu mahal. Cocok sekali untuk para karyawan biasa dengan gaji UMK.

Usai menikmati makannya, ia pun kembali ke kantor. Sebelum berlalu pergi, ia menghampiri Leticia yang tengah sibuk menulis pesanan para tamu yang tak jauh dari mejanya.

"Nanti malam aku jemput, ya," bisik Eric pelan.

Leticia sempat tertegun mendengar ucapan sang pria tampan tersebut. Tapi ia juga tak sabar untuk menerima ajakan Frederic. Sejak awal Leticia sudah jatuh hati dengan pria tampan dan sangat gagah. Hanya saja dia sadar diri dengan keadaannya, karena tak memungkinkan untuk memiliki pria tampan yang pendidikannya jauh berbeda dengannya.

Malam tepat pukul 22.00WIB, restoran Family pun tutup. Leticia yang kebingunan dan tak percaya Frederic akan menjemputnya malam ini. Mengantarkannya pulang ke rumahnya. Disisi lain pun Leticia kebingungan bagaimana nasib motor yang mogok. Tapi ia berniat meminta pertolongan Frederic alih-alih mengantarkan ke rumahnya lebih baik mengantarkan ke bengkel saja.

Tak lama menunggu ternyata Frederic benar-benar datang menjemput Leticia. Mereka pergi bersama. Leticia meminta tolong Frederic untuk membawanya ketempat penetipan motornya. Bahkan mengajaknya untuk membantu ke bengkel terdekat.

Frederic tak bisa menolak ajakan Leticia, akhirnya dia segera membantu Leticia. Usai memperbaiki motornya, Leticia meminta agar Frederic Pulang sendiri. Leticia akan pulang mengendarai motornya.

Frederic tak lupa meminta nomor seluler milik Leticia. Sesampainya dirumah, Frederic dihadapkan langsung oleh ayahnya Varrel Pratama. Ayahnya mempertanyakan bagaimana calon menantu yang dikenalkan. Padahal, Frederic sudah menyampaikan agar Emely tak menghubunginya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!