Bab 14. Rindu Menjadi Sendu

Beberapa hari telah berlalu, Lana melangkah keluar menghirup udara segar di teras rumah. Setelah kejadian dengan preman tersebut, Lana beserta kawan lainnya kembali melakukan aktifitas seperti biasa tanpa ada gangguan lagi.

" Mau Kemana lo Bar ? " tanya Lana sembari membakar rokok

" Mau ke pasar na hahaha"  jawab Bara tertawa kecil.

Lana hanya mengangguk paham atas ucapan Bara yang ingin menemui gadis pujaan hatinya di pasar. Membiarkan Bara yang sedang di landa cinta, Lana tetap duduk sembari meminum kopi.

Seketika Lana merasa merindukan Dinda, ketika melihat Bara yang dapat menyalurkan rasa rindunya saat bertemu gadis impiannya di pasar. Tiba-tiba terlintas dalam benak, untuk mengunjungi Kota Yogyakarta untuk bertemu dengan Dinda.

Bergegas Lana beranjak dari tempat duduknya, kemudian masuk kedalam untuk mengemas barang-barang ku. Apoy dan Nusa yang sedang duduk di dalam, melihat ku berkemas.

" Lo mau kemana na?" tanya Apoy.

" Ke Jogja bang, lagi mau nyari inspirasi trus sekalian ketemu Dinda haha. " jawab Lana.

" Bang bisa minta tolong anterin ke stasiun? " tanya Lana.

" bolehh, kebetulan gua juga ada perlu di kota. " ucap Apoy.

Tidak berselang lama, akhirnya mereka berangkat berboncengan mengendarai sepeda motor menuju stasiun di kota yang jaraknya cukup jauh.

Setibanya mereka di stasiun, Lana berpamitan pada Apoy.

" Salamin dari anak-anak buat Dinda ya na? " ucap Apoy.

" okee bangg, ntar gua salamin. " jawab Lana.

Tidak berselang lama Lana menunggu, akhirnya kereta api yang akan membawanya menuju Kota Yogyakarta tiba. Bergegas Lana masuk ke dalam gerbong kereta api dan mencari tempat duduk.

Di dalam kereta api, Lana mengeluarkan sebuah laptop dari tas carriernya untuk membuat membuat tulisan tentang kisah perjalanan di blog pribadinya. Ketika sedang asik dengan laptopnya, tiba-tiba datang seorang pria berambut panjang sedang membawa carrier menghampiri Lana.

" Maaf bang boleh bagi tempat duduknya?" Ucap seorang pria tersebut.

" Oh boleh bang silahkan " jawab Lana membalas senyum.

" Mau naik gunung bang? " tanya Lana.

" Iyaa bang, tapi saya mau ke Jogja dulu. " jawab pria tersebut.

" Sama bang, gua juga mau ke Jogja. " ucap Lana.

" Kenalin gua Lana. " ucap ku sembari menjulurkan tangan.

" Rimba. " jawab Rimba sembari menyalami tangan Lana.

Suasana menjadi begitu akrab, Rimba bercerita jika ia sedang memulai petualangannya sembari mencari peruntungan bekerja sesuai dengan hobinya menjadi fotografer.

Mereka mengobrol hingga melupakan sang waktu, Tanpa disadari akhirnya mereka tiba di stasiun Kota Yogyakarta malam hari.

" Sampai ketemu lagi na. " ucap Rimba.

" Pasti ketemu lagi bang. " jawab Lana.

Tidak berselang lama, akhirnya Lana berjalan menjahui menjahui Rimba menuju kos Dinda.

Ketika Lana sedang berdiri di depan pintu gerbang, secara tiba-tiba Dinda keluar dan terkejut saat melihat Lana

" Lanaaaa??? " ucap Dinda.

Bergegas Dinda membuka pintu pagar nya, kemudian langsung memeluk Lana.

" Kok kamu gak bilang mau ke Jogja? " tanya Dinda.

" Biasalah, aku lupa haha. " jawab Lana.

" Kebiasaan, oh ya kamu uda makan? " tanya Dinda.

" Hmm belum nih. " jawab Lana.

" Yaudah yok cari makan. " ucap Dinda.

Tanpa banyak basa-basi Lana dan Dinda berboncengan mengendarai sepeda motor menyusuri jalanan kota yang masih ramai.

Citttttttt.

Suara rem sepeda motor membuat Dinda terkejut.

" Kebiasaan, sukanya ngerem dadak. " ucap Dinda.

" Maap, makan di angkringan kayanya asik tuh." ucap Lana.

" Ohh yaudah deh. " jawab Dinda.

Setelah memakirkan sepeda motor, mereka berjalan memesan makanan.

" Kamu mau makan sama minum apa? " tanya Dinda.

" Hmm nasi pecel sama kopi aja deh. " jawab Lana.

Sembari menunggu pesanan mereka datang, Lana dan Dinda duduk di sebuah karpet di pinggiran jalan.

Tidak berselang lama, akhirnya pesanan mereka telah datang.

" Kopi nya beda wkwk. " ucap Lana.

" Ya itu khas nya kopi di sini. " jawab Dinda.

Mereka makan menu pesanan mereka hingga habis tidak tersisa.

Tidak terasa hari semakin larut di iringi dengan jalanan yang kian menyepi.

" Yuk pulang udah malem nih. " ajak Lana.

" Gamauuuuuu. " jawab Dinda merengek.

" Kenapa gak mau balik? " Tanya Lana.

" Masih kangen. " jawab Dinda manja.

" Kan besok ketemu lagi toh. " ucap Lana.

Akhirnya Dinda menganggukan kepala mengiyakan ajakan Lana untuk pulang.

Setibanya mereka di depan gerbang kos, Seketika pandangan mata Lana teralihkan pada sebuah kotak dengan kertas terbuka yang tergeletak di dekat pagar.

Untuk mu Dinda dari Rama.

 Isi pesan tersebut.

Sontak saja Lana terkejut ketika membaca pesan tersebut, begitu juga dengan Dinda yang tiba-tiba cemas.

" Rama siapa din?, kok kamu gak pernah cerita ke aku? " tanya Lana.

Dinda yang bingung harus menjelaskan darimana hanya terdiam tidak berkata apa-apa.

" Yaudah aku pergi dulu ya. " jawab Lana.

Lana membawa carriernya yang ia titipkan kan kemudian melangkah pergi, akan tetapi kecil Dinda yang mencoba menahan langkah Lana pergi kini tak sanggup lagi.

Lana yang pergi dengan hati yang gelisah mencoba menenangkan diri di sebuah tempat duduk di pinggir jalan. ponselnya berdering terus menerus hingga meninggalkan pesan panggilan tidak terangkat di layar ponselnya.

Kamu dimana, aku bisa jelasin semuanya. 

Isi pesannya dengan emot menangis di akhir nya.

Lana mengabaikan pesan tersebut.

Lana membakar sebatang rokok berharap dapat menenangkan fikirannya, tiba-tiba ia di kagetkan dengan seorang wanita sekitar umur 25 tahun berpakaian terbuka berdiri di sampingnya.

" Mas mau aku temenin nggak, murah kok" ucap seorang wanita tersebut

Lana hanya terdiam tak memperdulikan wanita malam tersebut. Wanita tersebut terus menggodanya dengan sentuhannya yang manja, tetapi Lana lebih memilih beranjak dan pergi meninggalkannya.

Secara diam-diam wanita tersebut mengikuti Lana yang berjalan seakan ia ingin bersamanya.

" lo ngapain ngikutin gua" ucap Lana cuek.

" Masnya lagi stres kan, mending aku temenin " jawab nya merayu.

" lo mau rokok? " ucap Lana menawarkan.

" boleh mas " jawab nya.

Kembali Lana melangkah pergi, tetapi wanita tersebut masih mengikutinya dari belakang. Lana mencoba menjelaskan jika ia tak ingin menggunakan jasa wanita tersebut.

" Tolong mas, mau ya saya temenin soalnya uangnya buat beli makan anak saya " jawab nya lirih.

Hati Lana seakan menjadi luluh ketika mendengar ucapanya.

" Aku ada uang 50 ribu buat kamu beli makan. tapi jangan mengikutiku lagi " ucapku sembari memberikan uang.

Kemudian wanita tersebut menerima uang pemberiannya. Lana tidak peduli jika wanita tersebut berbohong dengan alasannya.

Kini Lana melangkah menjauh meninggalkan wanita tersebut seorang diri di jalanan sepi.  

Malam pun semakin larut, Lana masih menyusuri jalanan kota tidak tentu arah. Lana terus berjalan dengan hati gelisah dan lelah, akhirnya ia tiba di sebuah masjid. Bergegas Lana embuka isi carriernya dan mengeluarkan sleeping bag untuk beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!