Bab 4. Kecelakaan

Esoknya Lana beraktivitas seperti biasanya dengan rasa kebosanan yang ia rasakan di dalam. Akhirnya bunyi bel berakhirnya sekolah telah terdengar . Bergegas Lana mengantar Dinda pulang ke rumahnya.

" Terima kasih na " ucap Dinda.

Lana hanya tersenyum kemudian memutar balik sepedanya menuju rumahnya. Ketika hari mulai berganti malam

, Seketika Lana mengajak Bara untuk bertemu di kedai kopi milik pamannya. Lana ingin meminta pendapat kepada Bara tentang air terjun yang mereka datangi.

" Aku setuju akan pendapatmu, jika untuk memajukan ekonomi penduduk setempat tapi kita harus meminta saran kepada orang yang berpengaruh, salah satunya Bang Nusa." ucap Bara.

Lana menyetujui pendapat Bara, kemudian Bara segera mencari jadwal untuk mempertemukan Lana dengan Nusa.Setelah pembahasan di kedai kopi tersebut Lana memutuskan untuk pulang lebih awal meninggalkan Bara seorang diri di kedai kopi. Bara juga menyukai dengan suasana sepi seperti berada di air terjun kemarin. Tak jarang juga Bara datang sendiri ke kedai kopi ini hanya untuk menenangkan pikirannya. 

Saat berada di dalam kamar otak Lana di penuhi dengan inspirasi. Kali ini Lana menulis novelnya dengan lancar hingga lupa waktu, sampai akhirnya Lana tertidur dalam meja belajarnya. 

Pagi telah datang, tidak sadar ternyata saat tertidur laptopnya masih menyala dengan baterai yang hampir habis. Lana mengecek ponselnya yang di taruh di kasur, Lana merasa kaget dengan belasan panggilan masuk dari paman Bara. Paman Bara juga meninggalkan pesan jika Bara tidak pulang kemarin malam. Bergegas Lana menelfon balik panggilan tersebut, tetapi tak ada jawaban. Lana coba menenangkan diri mencoba berfikir kenapa Bara tidak pulang sembari menunggu Lana melangkah menuju kamar mandi. Setelahnya ponsel Lana kembali berbunyi.

" Nak Lana, ini ibunya Bara, sekarang Bara lagi ada di rumah sakit " ucap suara ibu Bara.

Sontak saja Lana langsung berpamitan pada bunda. Lana memacu sepeda motornya melewatu jalananan perkotaan yang mulai ramai. Hingga tibalah Lana pada rumah sakit dimana Bara di rawat. 

" Kenapa dengan Bara ?" ucaku lirih.

" Ia mengalami kecelakanan setelah pulang dari kedai pamannya ." jawab Bunda Bara.

Badan Lana seketika lemas tak berdaya saat mendengar sahabatnya terbaring lemas di ruang operasi. Lana hanya bisa duduk di kursi sembari berdoa berharap semua akan baik-baik saja. Tak lama dering ponselnya kembali berbunyi namun tidak Lana hiraukan. Pikirannya masih kacau saat itu, Pertemanan Lana dengan Bara terbilang cukup lama hingga aku telah menganggapnya sebagai saudara.

Cukup lama Lana menunggu kabar dari dokter yang mengoperasinya. Tiba-tiba Lana teringat dengan Dinda, segera Lana mengambil ponsel di saku celananya kemudian mengecek ponselnya.

Maaf baru berkabar Dinda, gua sedang di rumah sakit. Bara mengalami kecelakaan semalam. Isi pesan Lana.

Hanya sebuah pesan singkat yang Lana kirim. Tak lama ponselnya kembali berbunyi, tapi tidak ia hiraukan. Lana dan orang tua Bara menunggu cukup lama kabar dari dokter, hingga akhirnya dokter keluar dari ruang operasi.

"pasien kehilangan banyak darah, kebetulan stok darah untuk golongan AB sedang kosong" ucap dokter.

Seketika orang tua Bara kebingungan untuk mencari stok darah yang sesuai dengan Bara.

" Golongan darah saya AB dok, langsung saja ambil darah saya." ucapku.

Bergeges Lana di bawa masuk ke sebuah ruangan untuk di ambil darahnya.

Tak lama suasana kembali sedikit tenang ketika Bara mendapat pendonor. Lana berharap darah yang ia donorkan sebagai penyelamat hidupnya Bara. Setelah mendapatkan darah dari Lana, perawat langsung meninggalkannya sendirian dalam di ruangan untuk beristirahat. Lana menunggu sangat lama kabar dari Bara, tiba-tiba seorang perawat masuk ke dalam ruangan ku memberiku kabar.

" Alhamdulillah, operasi berjalan lancar." ucap perawat.

Hati Lana terasa lega ketika mendengar kabar bahagia tersebut .Kemudian Lana melihat ke arah jam yang menempel di dinding, tak terasa hari telah menginjak sore. Tiba-tiba Dinda masuk ke ruangan. Lana merasa kaget atas kehadiran Dinda, kemudian ia duduk di kursi dekat Lana.

" Gua, hampir kehilangan saudara gua " ucap Lana dengan mata berkaca-kaca.

Lana hanya melihat senyum dari Dinda, kemudian matanya mulai terpejam.

Esok nya Lana terbangun dari tidurnya, pandangan matanya yang buram kini menjadi jelas. Lana menoleh ke sisi kanan, ia melihat bunda di sampingnya sedang tertidur.

"Mungkin Dinda mengabari bunda jika aku sedang di rumah sakit. " bisik batin Lana.

Seketika bunda terbangun saat tangan ku bergerak. Bunda tidak banyak bicara, Bunda hanya tersenyum sembari mengelus kepalaku . Tidak lama, keluarga Bara datang ke ruangan Lana sembari mengucap terima kasih atas sumbangan darah darinya. Lana juga meminta maaf kepada keluarga Bara karna mengajak Bara ke kedai kopi kemarin lusa. Keluarga Bara memaklumi jika ini bukan kesalahannya, ini sudah takdir yang harus kita hadapi.

Lana memaksa untuk beranjak dari tempat tidurnya, kemudian berjalan ke ruangan Bara. Di celah kecil pintu, Lana melihat Bara yang masih terbaring di atas ranjangnya. Hanya doa yang dapat Lana kirimkan untuk kesembuhan Bara . Setelahnya Lana dan bunda melangkah meninggalkan ruangan Bara. Saat Lana dan Bunda keluar, di depan pintu masuk rumah sakit terdapat sebuah mobil milik keluarga bara untuk mengantar kita pulang. Sengaja Lana meninggalkan sepeda motornya karna badannya masih terasa lemas. Tidak lupa, Lana berkabar pada Dinda jika ia sudah pulang ke rumah. Di dalam mobil fikirannya masih terbanyang dengan kondisi Bara.

         

Tidak terasa akhirnya Lana dan Bunda tiba di depan pintu gerbang rumahnya. Lana berpamitan kepada Ayah Bara yang telah mengantarnya pulang ke rumah. Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Terpaksa hari ini Bunda libur bekerja untuk mengurus Lana , bergegas bunda membuatkan Lana makanan untuk di makan.

Ketika hari beranjak sore saat jam pulang sekolah tiba, tiba-tiba Dinda mengetuk pintu rumah sembari memberi salam kemudian masuk kedalam rumah.

" Hai na, gimana kabar lo?" ucap nya.

" Alhamdulillah baik, gimana tadi sekolah nya?" tanya ku balik.

" untung lo gak masuk, Bu mila jahat banget hari ini hahaha " ucap Dinda sembari tertawa.

" besok ada guru jahat gak?, klo ada gua libur sehari lagi boleh lah hahah" jawab ku.

Kehadiran Dinda di rumahnya, terbukti membuat Lana melupakan sedikit tentang Bara. Lana dan Dinda bercanda sembari makan kue buatan bunda yang baru matang. Tidak terasa hari perlahan menjadi gelap, Sedangkan ojek pesanan Dinda pun sudah menunggu di depan pintu gerbang. Kali ini Lana mengantarnya sampai pintu gerbang rumahnya. 

" Terima kasih atas kunjungan nya, jangan datang lagi ya.. kue nya ntar habis hahah " ucapku meledek.

" biarin ,laper gua " jawab nya sembari tertawa.

Setelah ke pergian Dinda, Lana kembali melangkah menuju kamarnya untuk istirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!