Bab 10. Reuni Kecil-Kecilan.

Tittttttt titttttttt, bunyi alarm.

Seketika Lana terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, tangan nya mencoba mencari dan meraih ponsel di pinggir kasurnya.

Selamat pagi lanaku. Isi pesan Dinda.

Pagi juga Dinda ku. Balasan isi pesan Lana.

Kemudian Lana melangkah menuju kamar mandi, Setelah nya ia berpamitan pada bunda yang sedang asik menonton TV dengan kucing kesayangannya yang telah Lana beli untuk menemani bunda.

Kini Lana melarang bunda untuk tidak bekerja lagi karna usia yang sudah semakin tua. 

Di atas sepeda motor Lana menyusuri jalanan kota sembari mengingat kala SMA menjemput Dinda di rumah nya.

" Gua rindu masa itu tapi hidup adalah perjalanan gak akan bisa di ulang lagi." bisik batin Lana.

Tidak berselang lama, Lana tiba di rumah Dinda. Kali ini Lana masuk dan duduk di ruang tamu, sembari menunggu Dinda keluar dari kamarnya.Seketika Bunda nya Dinda menghampiri Lana dan duduk di dekatnya.

" Eh lana, mau ngajak Dinda kemana nih? " ucap Bunda Dinda.

" Dinda kangen mau liat air terjun tee " jawab Lana sembari tersenyum.

" Kamu di kangenin Dinda gak na ? " ucap Bunda Dinda dengan nada meledek.

" Kangen lana juga dong ma " jawab Dinda sembari berjalan ke arahku.

Tidak berlama-lama Lana dan Dinda pamitan kepada Ibunda Dinda. Kemudian Lana dan Dinda berboncengan menuju rumah Lia sebagai titik kumpul pertemuan. Kedatangan Lana dan Dinda telah di dahului oleh Apoy Lia bercerita kepada Apoy jika hari ini Lia bersama Dinda akan ke air terjun.

" eh ada bang Apoy, Apa kabar bang" ucap Dinda.

" Baik kok din, kabar lo gimana?" jawab bang Apoy.

"Selama ada lana kabar baik kok bang hahah" ucap dinda sembari tertawa kecil.

Tidak ingin berlama-lama, mereka memacu sepeda motornya menuju air terjun. Di atas sepeda motor pandangan mata Dinda melihat beberapa sisi jalan yang telah berubah. 

" Sudah berubah ya din, gak kaya dulu. " ucap Lana.

" Iya na, tapi gak akan ngerubah kenangan di dalamnya kok. " jawab Dinda.

Dinda tersenyum, dengan tangan yang memeluk Lana dari belakang. Akhirnya mereka tiba di rumah bambu dekat air terjun.

Dinda dan Lia merasa terkejut dengan keadaan di sekitar air terjun yang telah ramai pengunjung dan bertambah bagus. Bara yang mengetahui kedatangan Dinda dan Lia langsung menghampirinya. Sedangkan Apoy lmemisahkan diri mengurus pengunjung sebab ia mengetahui jika ini adalah sebuah reuni SMA.

" Gimana, sudah siap semua?" ucap Bara.

" Gass hahaha " jawab Dinda dan Lia.

Lana dan Bara langsung mengajak Dinda dan Lia untuk memacu adrenaline bermain Rafting. Sebelum itu mereka harus memakai pelampung dan helm untuk menjaga keselamatan. Kemudian mereka menyusuri sungai melewati beberapa jeram yang cukup ekstream, akan tetapi tidak membuat mereka ketakutan.

Cukup lama mereka berada di atas perahu karet, seketika membuat Lana dan Bara melakukan keisengan. Seketika Bara dan Lana terjatuh ke dalam air, Lana meminta Lia dan Dinda membantunya meraih tangannya agar dapat menarik Lana dan Bara. Namun Lana dan Bara malah menarik Dinda dan Lia hingga mereka semua jatuh ke dalam air.

" Gausah takut kan pake pelampung hahah " ucap Bara meledek.

" Lo tau aja gua gak bisa berenang bar , tapi gila ini seru haha. " ucap Lia.

" Tapi dingin airnya hahah " ucap Dinda.

Bergegas aku menaiki perahu karet terlebih dahulu kemudian menarik Bara, Dinda, dan Lia ke atas perahu karet.

Akhirnya mereka tiba di garis finish dengan baju yang basah. Setelahnya Dinda dan Lia mengganti baju mereka yang basah kemudian Lana mengajak mereka menuju warung di dekat sungai.

Minuman hangat dan sepiring mie instan tersaji pada meja di depan kami.

" Na bapak yang punya rumah ini kemana kok dari tadi gak kelihatan " tanya Dinda.

" Beliau telah meninggal beberapa minggu lalu Din " ucap Lana.

Dinda kembali terkejut ketika mendengar ucapan Lana, akan tetapi Dinda bahagia. Setidaknya bapak tersebut menyaksikan perjuangan mereka dalam mensejahterakan ekonomi warga desa.

" gimana din seru kan? " ucap Bara.

" gila seru abis hahah" jawab Dinda sembari makan.

Setelah mengisi perut, kemudian Bara mengajak Dinda dan Lia untuk melihat air terjun. Dinda dan Lia mengiyakan, tetap saja mereka harus berjalan akan tetapi medan kali ini tidak seburuk saat pertama mereka kesini.

Setibanya mereka di air terjun, mereka bertemu Nusa yang terkejut ketika melihat Dinda dan Lia datang ke air terjun.

" Eh Dinda , Lia kok gak kabar-kabar mau kesini " ucap Nusa.

" Bang Nusa gak di kasih tau sama Bang Apoy? kan Lia udah cerita sama Bang Apoy " jawab Dinda menjelaskan.

" Wah, kayanya si Apoy lupa tuh " ucap Nusa.

" Lagi apa bang? " tanya Dinda.

" Lagi ngecek tempat buat wahana baru din." ucap Nusa.

Nusa sedang mengecek tempat untuk membuat wahana baru. Ia berencana membuat Canyoning . Canyoning adalah aktivitas menuruni dan menaiki air terjun dengan tali. Lagi-lagi Dinda dan Lia merasa tertantang untuk mencoba wahana baru tersebut, akan tetapi ia harus bersabar karna Nusa perlu waktu untuk membuat wahana baru tersebut.

Lana dan Dinda duduk bersama di atas batu besar seperti dulu untuk melepas rindu. Kemudian Lana bercerita kepada Dinda, jika beberapa minggu lalu ada sebuah perusahaan yang akan membeli hasil karya tulisannya.

" Sayang, mungkin satu minggu lagi aku mau ndaki gunung Raung nih. " ucap Lana.

" Ikutttt.... " ucap Dinda.

" Hmmm, kamu kan kuliah. " ucap Lana.

Dinda hanya terdiam ketika ia tidak bisa ikut mendaki bersama Lana.

" Bagaimana dengan novel mu na. " ucap Dinda.

" gatau, aku masih sibuk untuk mengurus hal lain nih. " jawab ku.

Dinda menyadari jika Lana sangat sibuk apalagi ia sudah mendapat tawaran dari perusahaan untuk aktif mengirim hasil tulisan nya .

Ketika hari yang telah sore, Lana mengajak Dinda dan Lia untuk segera pulang. Bergegas mereka berpamitan kepada Nusa dan juga Bara untuk pulang kerumah. Lana, Dinda dan Lia kembali menyusuri jalan setapak dan akhirnya tiba di rumah bambu yang telah duduk Apoy untuk mengantar Lia pulang.

Di atas sepeda motor, Lana dan Dinda tidak banyak bicara. Lana melihat wajah Dinda dari kaca spionnya terlihat jelas raut wajah Dinda yang kelelahan.

Cukup lama perjalanan untuk sampai di rumah Dinda. Akhirnya Lana dan Dinda tiba di rumah Dinda.

" capek ya din?, heheh" ucap Lana.

" iya nih tapi seru kok ,makasih ya lanaku. " jawab Dinda sembari tersenyum.

" iyaa sama-sama dindaku. " jawab Lana sembari menjiwit pipinya.

Lana langsung membawa sepeda motornya menuju ke rumahnya. Saat Lana membuka pintu rumah nya, ia terkejut dengan kepulangan kakak nya yang tak terduga-duga. Ternyata sejak tadi siang saat ia sedang berada di air terjun kakak telah pulang.

Malam ini suasana rumah begitu ramai dengan makanan istimewa buatan bunda yang menghiasi meja makan. mereka menyantap makanan di atas meja di ruang makan. 

Kakak bercerita jika ia sebentar lagi akan lulus kuliah, Lana dan Bunda bahagia mendengar kabar baik dari kakak. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!