Bab 7. Sebuah Rencana.

Malam berganti pagi, dan kembali lagi. teriakan bunda membuat Lana terbangun lagi dan lagi. Lana tidak menghiraukan teriakan dari bunda hingga membuatnya merasa jengkel. Bergegas bunda mengambil sebuah gayung berisi air penuh menyiramku.

" Sekarang kamu sudah mandi, kini waktunya untuk berangkat ke sekolah kau lihat jam sudah jam berapa sekarang?" ucap bunda sembari memegang gayung.

Lana merasa kaget dengan waktu yang begitu cepat.bergegas ia berangkat kerumah Dinda untuk menjemputnya.

Tidak lupa Lana berpamitan kepada bunda. Kemudian Lana memacu sepeda motornya menuju rumah Dinda, setibanya ia di depan pintu gerbang Lana membunyikan klakson sepeda motornya berkali-kali. Tidak lama keluarlah tukang kebun dari rumah Dinda.

" Dinda sudah berangkat dari tadi " ucap tukang kebun tersebut.

Lana kembali memacu sepeda motornya melewati sela-sela jalanan kota yang mulai macet. Hingga tibalah Lana di depan gerbang sekolah yang telah tertutup rapat. Dengan terpaksa Lana memarkikan sepeda motornya di parkiran dekat sekolah dan berjalan memutar ke belakang sekolah. Bergegas Lana langsung meloncati tembok tinggi dengan tumpuan batang kayu yang ia susun.

krekkkkkk  suara celana sobek.

Seketika ia melihat celananya yang robek cukup lebar.

" Sialan apes banget gua hari ini, mana jaket gua di bawa Dinda lagi" ucap batin Lana kesal.

Lana yakin jika ujian fisika telah di mulai. Tidak mungkin ia masuk ke dalam kelas dengan keadaan seperti ini. Akhirnya ia memutuskan kembali meloncati tembok dan mengambil sepeda motornya di parkiran, dengan tas yang menutupi bagian belakang celana nya.

Lana tak menghiraukan orang-orang yang memperhatikannya. Akhinya Lana tiba di sebuah parkiran dekat sekolah.

" kok balik na?" ucap penjaga parkir.

" Celana gua sobek nih, lebar lagi gak mungkin juga gua sekolah dalam keadaan gini?" jawab Lana menjelaskan.

Penjaga parkir tersebut sudah kenal akrab dengannya . Lana sering memarkirkan sepeda motornya saat terlambat sekolah. Penjaga parkir itu juga mengerti jika celana yang Lana kenakan robek itu karna ia loncat tembok sekolah. Tidak lama-lama berada di sana, ia mengambil sepeda motornya dan membawanya pulang ke rumah. Kali ini bunda tak akan marah sebab bunda tak mengetahui karna sedang pergi bekerja.

Ketika sampai di rumah, Lana mengganti celananya yang robek dengan celana sehari-harinya . Terpaksa jika hari ini ia tidak masuk sekolah karna insiden kecil itu. Tidak Lupa Lana pun berkabar pada Dinda tentang insiden kecil tersebut. Cukup lama ia menunggu balasan pesan dari Dinda. Sembari menunggu balasan dari Dinda, Lana kembali melanjutkan menulis novelnya. Tiba-tiba pandangan matanya beralih pada ponsel yang berdering di sampingnya.

Kamu di cari in pak Dani . Isin pesan dari Dinda.

Pesan dari Dinda tak menjadi soal baginya. Lana kembali melanjutkan tulisannya . Hingga tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, siang menjelma menjadi sore. Lana kembali mengendarai sepeda motornya untuk menjemput Dinda. Lana menunggu tidak terlalu lama, akhirnya Dinda keluar dari pintu gerbang sekolah.

" Hai Din eh ayang hahah " ucap Lana tertawa kecil.

" Ayang? hahaha. " jawab Dinda lirih menahan malu.

Kemudian Lana mengajak Dinda untuk kembali menjenguk Bara di rumah sakit. Seperti biasa Dinda tidak melakukan penolakan. Lana membawa sepeda motornya menuju rumah sakit. Setibanya Lana berjalan menuju ruangan Bara dengan menggandeng tangan Dinda. Saat berada di depan pintu ruangan, Lana mengetuk pintu beberapa kali kemudian masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan hanya ada ibunda Bara yang sedang menemani Bara. Tidak lama ibunda Bara meninggalkan kami bertiga. Lana memberitahu Bara jika dirinya dan Dinda telah resmi berpacaran. Bara hanya tersenyum dengan pandangan matanya mengarah ke Lana. Setelah berbincang sedikit kemudian Lanadan Dinda berpamitan pada Bara, dan ibundanya yang sedang di luar ruangan.

Di atas sepeda motor Dinda Berkata jika satu bulan lagi akan diadakan perlombaan tulis artikel antar sekolah dengan tema alam negeriku, dan bagi pemenang akan mewakili sekolah masuk tingkat provinsi. Lana merasa tertarik akan perlombaan tulis artikel tersebut, Dinda pun mendukungnya penuh untuk mengikuti lomba tersebut. Lana menganggukan kepala sebagai jawaban ia akan mengikuti lomba tersebut. Tiba-tiba Dinda memeluknya dari belakang.

" peluk yang erat jangan malu din " ucap Lana.

Dinda tak memperdulikan ucapannya, Dinda tetap memeluk erat tubuh Lana. Tidak terasa mereka telah tiba di depan rumah Dinda.

" Din udahhhh, turun gih " ucap Lana.

Dinda pun turun, Kemudian ia melepas jaket yang masih terpakai di badannya.

" Makasih ya sayang. " ucap Dinda.

Lana hanya menganggukan kepala sembari memutar balik sepeda motornya dan membawanya pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Lana teringat tentang lomba artikel tersebut. 

" Apa yang akan gua tulis nanti ya? " ucap batin Lana.

Lanapun duduk di kursi meja belajarnya yang menghadap ke arah jendela. Tiba-tiba Lana teringat akan rencananya dan Bara tentang air terjun tersebut.

" ini bisa menjadi judul artikel gua nanti haha" ucap batinnya.

Akan tetapi Lana harus mengajak Nusa untuk terlibat dalam pembuatan artikelnya ini. Nusa juga sempat bercerita jika suatu hari Nusa bersama kawannya ingin memajukan kesejateraan ekonomi penduduk di dekat air terjun tersebut. . 

 Esok pagi nya setelah mengantar Dinda berangkat sekolah, di dalam kelas Lana menjelaskan tentang rencananya kepada Dinda dan Lia. Lana tak menyangka jika mereka ingin ikut terlibat dalam rencananya ini.

" Okee, nanti kita bahas lagi rencana ini " ucap Lana.

Dinda dan Lia mengiyakan ucapan Lana. Setelah pulang dari sekolah, Lana bersama Dinda menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Lana bercerita akan menjalankan rencananya. Bara membalas senyuman manandakan ia ikut senang atas rencananya yang akan berjalan.

Sebelum berpamitan pulang Lana meminta nomer ponsel dari Nusa kepada ibunda Bara. Setelahnya Lana dan Dinda berpamitan untuk pulang ke rumah.

         

Di atas sepeda motor Dinda memeluk Lana erat-erat. Dinda terlihat senang atas semangat Lana yang ingin memajukan desa kaki gunung. Setelah mengantar Dinda, Lana langsung memutar balik sepeda motornya dan pulang.

Di dalam kamar, Lana mencoba mengirim pesan singkat kepada Nusa untuk mengajaknya mengobrol santai sembari minum kopi jika tidak repot. Sembari menunggu balasan pesan darinya. Lana mencoba menulis novelnya. Akhirnya nada ponsel ku berbunyi, sebuah pesan masuk dari Nusa. Nusa mengiyakan ajakan ku dan secepatnya ia akan memberi kabar kepada Lana.

Ketika malam tiba, saat Lana sedang duduk sembari memegang kepalanya. Dering ponsel lana berbunyi, sebuah pesan dari Nusa berupa ajakan jika besok malam bertemu di kedai kopi milik Paman Bara. Kedai kopi Paman Bara adalah kedai kopi Ayah dari Nusa.  Aku mengiyakan ajakan Nusa, apalagi besok hari sabtu Lan bisa sepuasnya mengobrol hingga larut malam.

Esok paginya Lana terbangun kesiangan, Hari ini tidak ada teriakan bunda karna hari ini libur sekolah . Lana mengecek ponsel, seketika wajahnya tertawa ketika melihat pesan dari Dinda. Kemudian Lana membuka jendela kamarnya dan berjalan keluar dari kamarnya.

" siang bunda " ucap Lana menyapa.

" gimana mau sukses, bangun aja kesiangan terus " jawab Bunda meledek.

Lana menjelaskan kepada bunda tentang rencananya mengikuti lomba menulis artikel dan terlibat rencana membangun kesejahteraan penduduk lokal di plosok desa dekat kaki gunung. Bunda tersenyum dan mengaminkan semoga rencananya lancar dan berhasil. Setelahnya bunda menyuruhnya makan nasi goreng spesial buatan bunda.

          

Puas menyantap nasi goreng buatan bunda , di dalam kamar, aku membaca novel yang biasa ku bawa ke sekolah .Tidak terasa Siang begitu cepat berlalu, bergati kemudian menjelma menjadi malam. Lana membawa sepeda motornya menuju rumah Dinda untuk menjemputnya kemudian mereka bergoncengan bersama untuk menuju ke kedai kopi milik ayah Nusa. Setelah memesan minuman, tidak lama Lia datang dengan sepeda motornya bebarengan dengan Nusa Nusa dan satu kawannya datang ikut bergabung. Saat duduk melingkar Nusa memperkenalkan kawan nya Apoy kepada kita semua. Apoy adalah kawan seperguruan kampus yang pernah ikut serta membuat kincir air bersama Nusa. Apoy juga seorang pegiat alam yang telah mendaki banyak gunung di Indonesia.Dengan perawakan Rambut ikal gondrong khas pegiat alam menambah kharisma darinya. Begitu juga dengan Lana yang memperkenalkan Dinda dan Lia kepada mereka. Setelah pembahasan selesai langkah selanjutnya mereka perlu bernegosiasi dengan pengurus desa. Akhirnya besok pagi mereka memutuskan untuk berangkat ke tempat tersebut. Dalam obrolan kami Lana melihat Apoy mencuri pandangan ke Lia. Lana merasa jika Apoy jatuh hati pada Lia. Setelah Di rasa cukup dan malam yang telah larut mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Lana mengantar Dinda sedangkan Lia di antar oleh Nusa dan Apoy yang mengikuti nya dari belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!