Bab 12. Gadis Desa.

Malam telah larut, Bara duduk termenung bersama Apoy serta tiga kawan lainnya dalam teras rumah. Mereka berunding untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. 

" Jika Pak Sukirman selalu memberikan uang mingguan kepada mereka, lantas kenapa mereka masih mengganggu kami." bisik batin Bara.

" Kita kasih waktu dulu untuk Pak Sukirman yang ngurus, kalau masih belum berhasil terpaksa kita pakai kekerasan Bar " ucap Apoy sembari membakar rokoknya.

Akhirnya mereka sepakat mengikuti saran dari Apoy. Setelah rundingan selesai satu persatu dari mereka mulai masuk ke dalam tetapi tidak dengan Bara dan Apoy. Apoy selalu saja terlihat tenang jika menghadapi suatu masalah akan tetapi dalam pikirannya ia sibuk mencari jalan keluarnya.  Cukup lama Bara dan Apoy duduk di teras berdua hingga kantuk pun menyarang mereka.

Malam pun menjelma menjadi pagi, mata Bara terbuka di iringi dengan suara ayam yang berkokok. Kemudian langkahnya berjalanan menghampiri sepeda motornya dan membawanya menuju pasar untuk membeli makanan.

Suasana pagi desa begitu sangat asri, para petani berangkat ke sawah serta anak-anak berangkat menuju sekolah. Jalanan kecil ini terasa padat tapi tak sepadat jalanan kota pada umumnya. Tidak berselang lama akhirnya Bara tiba pasar. Bara mencari beberapa jenis sayuran dan rempah-rempah untuk di masak nanti . Saat Bara sedang berjalan menyusuri sudut pasar, seketika pandangannya terfokus pada seorang gadis muda yang sedang membantu ibunya berjualan sayur. Sontak saja Bara menghampiri gadis muda tersebut.

" Sayur kangkung nya ada mbak ?" ucap Bara berbasa-basi.

" Ada kok mas " jawabnya sembari tersenyum.

" Mbak saya lagi butuh bahan ini mbak " ucap Bara sembari memberi catatan belanjaan.

" Kok banyak mas, beli sendiri lagi " ucap ibu gadis tersebut.

" buat persiapan aja bu " jawab Bara sembari tersenyum.

Ketika Bara sedang mencuri-curi pandangan pada gadis tersebut, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dari belakang. Sontak saja aku menoleh ke arahnya secara tiba-tiba suatu pukulan mengarah tepat mengenai perutku.

Bukkkkk.... 

Suasana pun menjadi tegang, suara teriakan dari ibu-ibu menjadi dominan kala itu. Bara terjatuh di bawah kerumunan lalu lalang orang-orang. Tak di duga dia adalah preman kemarin yang datang ke air terjun. Rupanya preman tersebut ingin bales dendam kepada Bara. Bergegas Bara bangun, kali ini situasi tak mendukungnya sebab tak ada jalan untuk melarikan diri. Sontak Bara memberikan tendangan ke arah depan dan ke arah belakang tepat mengenai kepala preman tersebut, hingga membuat mereka tersungkur jatuh ke tanah. Kemudian Bara mencoba melarikan diri akan tetapi bara terpojok tidak ada jalan keluar. Bara pun terpaksa harus menghadapi preman tersebut. Bara memfokuskan pandangannya bersiap untuk menangkis serangan. Tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke perutnya, akan tetapi bara dapat mengelak. Kemudian tendangan kedua dari mereka berhasil tepat mengenai perut Bara.

" Mati kau anjing " ucap mereka memaki sembari menendang ke arah perutku.

Bara dapat menangkis beberapa serangan tersebut, walaupun selalu saja ada yang terlewatkan hingga membuat muka nya babak belur dan terjatuh. Lantas mereka langsung merampas uang di saku celana Bara dan meninggalkan ku begitu saja. 

" sial, untung aku tidak membawa handphone dan dompet " bisik batin Bara.

Perlahan Bara berdiri sembari membersihkan sisa tanah yang menempel di baju. 

" minum dulu mas " ucap gadis tersebut sembari memberikan minum.

" Makasih banyak mbak " ucap Bara sembari tersenyum.

Seketika suasana kembali mereda, aktifitas pasar mulai berjalan normal. Gadis itu menjelaskan, jika preman tersebut setiap hari meminta jatah keaamanan pada para pedagang. Bara tidak mengerti, hampir setiap minggu aku kesini kenapa tak pernah bertemu dengan preman tersebut.

Tak ingin berlama-lama Bara pun berpamitan pada gadis tersebut. Langkahnya tertatih-tatih menuju sepeda motornya.

" Untung aja sepeda motor gua udah di modifikasi gak ada kuncinya. " bisik batin Bara

Setibanya di rumah Bambu, Apoy yang duduk di teras rumah sembari merokok terkejut saat melihat Bara yang berjalan tertatih-tatih.

" Lo habis jatuh bar? " tanya Apoy.

" Gua habis berantem bang. " jawab Bara.

" Lu habis berantem sama siapa bar?" ucap Bang Apoy sembari menuntun Bara duduk.

" Preman yang kemarin kita hajar, sekarang gantian gua di hajar " jawab Bara.

Bara menjelaskan kronologi kejadian yang di alami kepada Apoy, sedangkan tiga kawan lainnya sedang sibuk mengurus air terjun. Bergegas Apoy menyiapkan air hangat untuk mengompres luka memar di wajah Bara. Tak lama Apoy datang membawa air hangat.

" Yaudah bar, ntar gua ke kantor kepala desa buat nyeritain ini " ucap Apoy.

Bara hanya mengiyakan ucapannya, tidak berselang lama Apoy akhir nya membawa sepeda motornya menuju kantor kepala desa meninggalkan Bara yang duduk menyendiri di teras sembari mengompres lukanya. Seketika saat Bara sedang melamun sembari mengompres lukanya, Bara teringat akan gadis di pasar tersebut.

" Kenapa tadi gua gak tanya nama gadis tadi ya " ucap batin Bara menggerutu.

Tidak berselang lama, Bara beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dalam rumah untuk beristirahatn. Akibat benturan yang mengenai kepalanya, Bara merasa pusing. Tanpa fikir panjang akhirnya Bara merebahkan badannya dan tidur di atas ranjangnya.

Tidak terasa Bara tidur cukup lama, hingga hari telah berganti sore. Bara beranjak dari tidurnya, kemudian melangkah menuju teras rumah dan duduk di samping Apoy.

" Gimana bang katanya Pak Sukirman "  tanya Bara sembari membakar rokok.

" Kaya gak ada perkembangan bar, hanya omong doang seakan gak memberikan tindakan kayanya kita deh yang harus turun " ucapnya Apoy tegas.

" Kita tunggu Lana dan Bang Nusa aja bang, kan lusa mereka sudah pulang.

Bara dan Apoy akhirnya duduk berdua cukup lama di teras rumah hingga temaram, tidak lama tiga kawannya ikut bergabung duduk di teras rumah setelah menutup wisata. Mereka terkejut melihat wajah Bara yang babak belur.

Tittt.....Titttt.... nada pesan handphone Apoy.

Bergegas ia membuka pesan tersebut.

Senyum Apoy keluar ketika ia sedang membaca tersebut. Setelah membaca pesan tersebut Bang Apoy mengabari jika besok siang Lana dan Nusa akan tiba di sini . Bara ikut senang mendengar kepulangan mereka. Bara yakin mereka akan terkejut dengan kejadian akhir-akhir ini yang menimpa mereka.

Ketika hari telah larut, Bara tidak terlalu memikirkan tentang preman tersebut. Bara merasa tenang karna Lana dan Nusa akan segera pulang. Karna hari yang mulai larut satu persatu termasuk Apoy masuk ke rumah untuk istirahat meninggalkan ku sendirian di luar. Bara tetap duduk di teras sembari menghisap rokok. Karna rasa bosan yang melandaku, akhirnya Bara membuat sebuah puisi dalam secarik kertas untuk gadis di pasar tersebut.

hai.

hanya kata menyapa.

mungkinkah aku ada rasa?.

tak peduli kamu siapa.

hai.

hanya kata awal.

apakah aku sedang berkhayal.

ku harap itu kekal.

hai.

apakah bodoh hanya mengucap itu?

tanpa menyebutkan sebuah nama?

apakah bodoh hanya mengucap itu?

tanpa ada sebuah makna?

entahlah aku tak tau siapa kamu.

bahkan namamu pun aku tak tau.

apakah kita harus mengenal nama ?

mungkin itu baik,agar lebih bermakna.

kenalkan aku Bara.

pemuda kelana.

bagaimana dengan dirimu?

siapa namamu?

Kemudian aku beranjak dari kursi dan melangkah kedalam mencoba untuk tidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!