Malam hari Alicia pulang ke rumahnya, dia sangat lelah sekali hari ini. Masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya sejenak saja. Dia pikir akan sebentar kemudian dia pun akan mandi air hangat lalu mengerjakan tugas kemarin yang belum selesai.
Ada klien yang memaksanya untuk menyelidiki pacarnya, dan dia sendiri akan langsung memutuskan pacarnya. Sebenarnya Alicia sudah memenuhi permintaan kliennya itu, beberapa kali dia mengikuti targetnya dan tidak ada perselingkuhan.
Tapi kenapa kleinnya itu memaksanya untuk terus menyelidikinya. Entah bagaimana dia menanggapi klien satu itu, bingung jadinya. Atau jangan-jangan dia sendiri yang selingkuh sehingga menuduh pacarnya selingkuh dan dia bebas berpacaran dengan selingkuhannya.
Tuuut.
Suara nyaring ponsel Alicia mengagetkannya yang sudah hampir terlelap karena lelah. Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon.
Pak Bara.
"Mau apa lagi dia meneleponku?" ucap Alicia.
Tapi dia pun mengangkat sambungan telepon dari Bara.
"Halo?"
"Alicia, kamu sudah pulang?" tanya Bara di seberang sana.
"Ya, aku bahkan hampir tertidur." jawab Alicia.
"Oh, kamu sudah tidur? Maaf, aku mengganggu waktu istirahatmu ya." kata Bara merasa tidak enak karena membangunkan Alicia tidur.
"Ngga apa sih, tadi hanya istirahat sebentar. Kupikir nanti bangun dan mandi air hangat, lalu makan." kata Alicia.
"Oh, jadi aku tepat sekali meneleponmu bangun? Lalu, jika aku ajak kamu keluar untuk cari makan. Mau?" tanya Bara.
Alicia diam, dia mempertimbangkan ajakan Bara itu. Sebenarnya dia lapar, tapi dia heran kenapa Bara sering sekali menghubunginya dan terkadang membuatnya jadi tidak bisa tidur.
"Alicia?"
"Ya, boleh. Satu jam lagi aku selesai." kata Alicia.
"Aku sudah ada di depan rumah kontrakanmu." kata Bara.
"Apa?!"
Klik!
Bara menutup sambungan teleponnya, sedangkan Alicia menatap ponselnya bingung. Dia pun meletakkan ponsel di meja, dia penasaran apakah benar Bara ada di depan rumahnya. Dia membuka pintu rumahnya, tapi di depan tidak ada siapa-siapa. Apa lagi mobil yang terparkir di depan rumah kontrakannya.
"Huh! Dia membuatku kaget saja." kata Alicia memegangi dadanya.
"Kamu cari aku?"
Suara laki-laki mengagetkan Alicia, membuat gadis itu mundur ke belakang sambil melebarkan matanya. Mengedipkannya beberapa kali karena tidak percaya Bara sudah ada di belakangnya dengan senyum mempesonanya.
"Kenapa sudah ada di sini?" tanya Alicia tidak percaya.
"Ya, aku pikir lebih baik ajak kamu makan di luar. Tapi ruamhmu tampak sepi, jadi aku telepon kamu aja. Kamu malah habis bangun tidur, muka bantalnya masih nampak." kata Bara santai.
"Ish, kenapa juga tiba-tiba kemari." kata Alicia.
Mereka semakin akrab dan lebih sering memakai kalimat santai dan gurauan seperti Alicia. Tidak lagi berbahasa formal, karena Bara yang memulai. Dia ingin lebib dekat dengan Alicia, dan ternyata sangat menyenangkan juga.
"Kalau mau mandi, cepat sana. Aku tunggu di sini." kata Bara.
"Mobilmu mana?" tanya Alicia melihat di depan tidak ada mobil Bara.
"Ada di depan sana, aku tadi berhenti di depan warung kopi. Jadi kupikir di parkir di sana saja, aku malas harus kesini naik mobil." kata Bara.
"Ya sudah, aku mungkin cuci muka saja. Kamu sudah ada di sini, jadi ngga enak harus menunggu lama kamunya." kata Alicia.
"Ngga apa-apa." ucap Bara.
"Masuk aja di dalam, ngga enak kalau ada tetangga lewat dan ada tamu di luar." kata Alicia lagi.
Bara pun masuk mengikuti Alicia masuk, dia di persilakan duduk di ruang tamu. Tampak biasa ruang tamunya, tak ada apa pun. Mungkin Alicia bukan tipe gadis yang suka pernak pernik di ruangan. Mata Bara berkeliling kesemua tempat, kemudian dia duduk bersandar di kursi sofa lalu mmebuka ponselnya.
Mencari tahu tentang saham yang kemarin dia beli. Kemudian mencari berita tentang agensi yang dia cabut investasinya dan donasinya itu. Apakah ada investor yang masuk ke sana setelah dia cabut semuanya.
Dia mendengar Jessi di marahi oleh bosnya karena membuat ulah dan berkencan dengan sang produser. Tapi ternyata produser selingkuhan Jessi itu mau bertanggung jawab mencarikan investor baru untuk agensi di mana Jessi bekerja.
Bara sudah tidak peduli lagi dengan mantan artis dan mantan pacarnya itu. Dia kini sedang menyukai Alicia, agen cinta yang pernah dia sewa jasanya meski hanya sebentar. Beruntungnya Alicia gadis yang baik, dia melanjutkan pekerjaannya dan memberikan bukti yang akurat dan jelas sekali tentang perselingkuhan Jessi dengan sang produser.
Alicia mendekat, dia melihat Bara sedang melihat ponselnya. Bara mendongak, dia tersenyum melihat Alicia tampak berbaju santai.
"Kamu sudah selesai?" tanya Bara berdiri.
"Sudah. Memangnya kita mau makan di mana?" tanya Alicia.
"Di mana aja, terserah kamu. Kalau aku yang tentukan, kamu nanti tidak mau." kata Bara.
"Ya udah, yang dekat aja. Dari rumahku ada warung makan enak banget, di pinggir jalan dan warung tenda sih. Di sana pengunjungnya ramai, mau ke tempat itu?" tanya Alicia.
"Boleh, bisa kan dengan jalan kaki?" tanya Bara.
"Ya, dekat kok tempatnya." katq Alicia.
Bara setuju, dia pun keluar dari rumah Alicia. Di susul Alicia dan mengunci rumahnya, kemudian dia berjalan dengan Bara menyusuri kompleks. Sambil bercerita apa saja sepanjang jalan, membuat Bara merasa senang.
"Aku suka seperti ini." kata Bara menoleh ke arah Alicia.
"Jalan kaki?"
"Ya, denganmu." kata Bara.
Alicia tersenyum, dia menoleh ke arah lain karena Bara sepertinya sudah mulai terus terang dengannya. Bicaranya juga sudah mengarah ke hal pribadi, tapi Alicia membiarkan Bara bercerita sesuka hatinya.
"Alicia."
"Ya?"
"Apa kamu sudah punya kekasih?" tanya Bara.
Dia berhenti dan menghadap Alicia. Gadis itu pun berhenti juga, menatap Bara yang sepertinya mau membicarakan hal serius.
"Alicia."
"Ya, Bara?"
"Kamu belum jawab pertanyaanku." kata Bara.
"Pertanyaan apa?" tanya Alicia tidak tenang, dia gugup dan menunduk.
"Hahah! Kamu memang sangat lucu Alicia." kata Bara.
"Lucu dari mana? Aku bahkan bukan pelawak." ucap Alicia merasa kesal dan keki.
"Aku sebenarnya suka sama kamu, tapi aku tidak mau kamu menyangka rasa sukaku itu karena pelampiasan dari rasa kecewaku pada Jessi." kata Bara.
"Aku tidak merasa seperti itu." kata Alicia.
"Oh, jadi aku salah sangka ya? Hahah." kata Bara dengan tawa renyahnya.
Alicia diam, dia kemudian berjalan meninggalkan Bara yang tertawa itu. Tersenyum sendiri karena pikiran Bara tidak sama dengannya, dia berjalan cepat meninggalkan laki-laki itu. Tapi kemudian Bara dengan cepat mengejar Alicia dan menarik tangannya.
"Aku suka sama kamu Alicia." kata Bara tersenyum menatap Alicia.
Alicia menunduk dan tersenyum. Benar apa yang di katakan Nindy, dia butuh seseorang untuk kebahagiaannya sendiri. Jika dengan Bara adalah pilihan hatinya, kenapa harus ragu?
Laki-laki itu sepertinya sungguh-sungguh menyukai Alicia. Menyukai, tapi belum mencintai, lebih tepatnya baru menyukai saja. Tapi belum menyatakan cinta padanya, begitu pikir Alicia.
Sampai di situ bagi Alicia sudah cukup, seiring berjalannya waktu mungkin akan lebih meningkat lagi.
Mereka sampai di warung yang di maksud Alicia, memang warungnya ramai pengunjung. Alicia dan Bara mencari tempat duduk di depan saja, memandang jalanan dan kendaraan yang lalu lalang.
_
_
*******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
erma irsyad
sdh ad tanda2 nihh😍🥰
semngt,sehat selalu thor
dtunggu Up selanjutnya🤗
2023-03-05
0