11. Tidak Sengaja Mendengar

Alicia sedang berada di ruang kantornya, hari ini dia sedang santai tidak ada klien yang memintanya untuk penyelidikan kasus perselingkuhan. Nindy masuk ke dalam ruangannya, melihat Alicia sedang mendongak sambil memejamkan matanya.

"Al, kamu tidak ada kasus yang harus di tangani?" tanya Nindy.

"Belum ada lagi. Biarlah, aku ingin santai dulu." kata Alicia.

"Emm, ya. Benar, selama dua bulan kamu sibuk terus menerima kasus perselingkuhan. Kupikir apa tidak ada ya orang setia terhadap pasangan mereka, sehingga kenapa harus selingkuh." kata Nindy.

"Mungkin karena godaan dari luar, atau tidak ada kepuasan dari pasangannya." kata Alicia menanggapi.

"Kalau sudah menikah, mereka juga banyak yang selingkuh. Kita menangani kasus selingkuh selama masih pacaran aja kan. Aku belum pernah menerima orang yang sudah menikah dan mencurigai pasangannya selingkuh." kata Nindy lagi.

"Ya, agen kita di tulis dalam keterangan kan hanya urusan pacaran. Lagi pula agak ribet kalau mengurusi yang sudah menikah. Apakah mereka akan melanjutkan pernikahan atau tidak. Kita merasa bersalah kalau sampai ada yang bercerai karena agen kita juga." ucap Alicia.

"Ya, setidaknya jika mereka masih mau memperbaiki hubungan. Bisa saja kan mereka koreksi diri sendiri, jangan sampai selingkuh setelah lama menikah. Aku ada beberapa yang masuk, mereka menikah baru lima tahun. Pasangannya itu ingin memergoki dia selingkuh, karena di duga selingkuh. Tapi sama mbak Rena ngga boleh terima kasus selingkuh pasangan suami istri."

"Ya udah, aku juga ngga mau menerima kasus seperti itu. Takut kualat." kata Alicia lagi.

Obrolan mereka terhenti karena junior mereka memberitahu bos mereka, Rena mengatakan ingin bertemu di ruangannya.

"Mau apa ya mbak Rena panggil kita?" tanya Nindy.

"Ngga tahu, mungkin mau kasih bonus. Heheh." ucap Alicia.

Mereka pun menemui Rena di ruangannya, semua sudah hadir kecuali bagian resepsionis yang memang bertugas untuk menerima tamu di depan. Tidak boleh pergi jika belum ada yang menggantikan.

"Semua sudah kumpul ya." kata Rena.

"Ya mbak."

Rena pun memberitahu pada mereka jika banyak sekali yang masuk kasus masalah perselingkuhan. Tentang perselingkuhan suami istri juga dia sudah dengar dari Nindy, kalau dia menerima kliennya itu sudah berumah tangga dan ingin menyelidiki pasangannya yang di duga selingkuh.

"Jadi, saya hanya ingin meminta pada kalian. Apakah kita buka saja untuk klien yang pasangan sudah menikah. Karena saya mendapat laporan dari Nindy, dia banyak menerima klien pasangan menikah. Tapi karena saya tidak memperbolehkannya, dia menolaknya. Menurut kalian bagaimana?" tanya Rena.

"Terima aja mbak, tapi harus yang benar-bebar sabar dan bijak. Ya, harus orang lebih dewasa sih menangani klien pasangan menikah itu. Karena resikonya besar, kalau mereka sampai banyak yang bercerai agen kita bisa di tuntut nanti." kata Alicia.

Rena mencerna ucapan Alicia. Memang dia tidak mau agensinya jadi bomerang bagi karyawan yang bekerja padanya. Mungkin satu atau dua orang pasangan menikah bisa di tangani, tapi nantinya akan mendapat nama yang buruk di mata masyarakat.

"Menurutku terima aja sih mbak, kan kita sebagai agen status dan identitas kita di rahasiakan. Klien yang meminta sama kita juga sudah bersepakat kalau dia menyewa kita ya harus menjaga dari target yang kita selidiki." kata Nindy.

Rena kembali mencerna ucapan Nindy itu, memang benar. Dia pun meminta pendapat pada yang lain, apakah harus menerima kasus seperti itu. Pasangan menikah meminta jasa mereka untuk menyelidiki yang di duga selingkuh.

Hingga pada akhirnya Rena memutuskan untuk menerima pasangan menikah melapor dan menggunakan jasa agen untuk menyelidiki target yang di duga selingkuh.

"Baiklah, saya putuskan untuk menerima kasus seperti itu. Tapi dengan catatan harus selektif untuk menerimanya." kara Rena lagi.

"Jadi, nanti siapa yang akan menerima kasus itu mbak?" tanya Nindy.

"Ya kamulah, Nin." kata Alicia.

"Lho, kok aku?"

"Kan kamu yang sering dapat klien pasangan menikah. Kamu juga sepertinya bisa kok menyelesaikan kasus itu." kata Alicia.

"Benar Nindy, saya menunjuk kamu. Saya percaya kamu bisa menanganinya. Dan ingat, jangan mengarahkan klien untuk bercerai. Arahkan dia untuk introspeksi atau bicara pada pasangannya itu baik-baik. Kurasa bagus juga, saya percaya kamu bisa." kata Rena.

Nindy diam, dia menatap semua orang-orang di sana. Dan semuanya mengacungkan jempol pada Nandy.

"Udah, kamu terima aja tugas itu. Dan mudah-mudahan juga ada hikmahnya buat kamu." kata Alicia.

"Baiklah, karena Nindy sudah siap dengan tugas barunya. Sekarang ini waktunya istirahat dan makan siang. Kalian boleh keluar sekarang." kata Rena.

"Baik mbak Rena."

Mereka pun keluar, waktu makan siang tiba. Alicia dan Nindy akan makan bersama di restoran dekat kantor agen mereka saja.

"Yang dekat aja Nin, malas aku kalau harus bolak-balik naik mobil. Di dekat kantor pajak ada restoran juga, aku ingin makan di restoran." kata Alicia.

"Oke."

Mereka menaiki motor menuju restoran yang di maksud, tidak jauh memang. Dan akhirnya sampai di restoran, memarkirkan motor lalu masuk ke dalam restoran. Tampak ramai karena jam makan siang.

Alicia dan Nindy duduk dekat meja di pojok, karena suasanya ramai dan meja itu dekat dengan dua orang yang sedang makan membelakangi meja Alicia. Mereka duduk besebelahan, Alicia melirik ke arah kedua pasangan mesra itu.

"Kamu mau pesan apa Al?" tanya Nindy.

"Ikut kamu aja deh." jawab Alicia.

Alicia duduk di belakang pasangan mesra di sampngnya. Dia duduk sambil memainkan ponselnya, sedangkan Nindy memesan makanan pada pelayan.

"Jess, sesudah makan kita ke hotel yuk?" tanya laki-laki di belakang Alicia.

Telinga Alicia menajam, dia menoleh ke belakang. Memastikan gadis di sebelah laki-laki itu, matanya mengerutkan. Dia seperti kenal dengan gadis di belakangnya.

"Aku lagi dapat sayang. Ngga bisa gituan." kata si gadis yang Alicia tahu itu suara Jessi.

"Dengan cara lain dong, aku lagi pengen nih. Mau ya?" tanya laki-lakinya.

Alicia melirik pada laki-lakinya, ternyata produser itu. Ponsel Alicia di atur untuk rekaman video. Semoga saja dapat rekaman yang bagus.

"Emm, enak di kamu dong. Aku ngga bisa dapat." kata Jessi.

"Nanti deh kalau kamu udah selesai, aku puasin." katq laki-laki produser itu.

"Emm, boleh. Di hotel mana?" tanya Jessi.

"Di hotel Raflessia." kata produser.

"Oke. Apa sih yang ngga bisa buat kamu."

"Ada."

"Apa?"

"Kamu ngga bisa putusin Bara dan bahkan mau tunangan." kata sang produser.

"Ya kan dia donatur di agensi aku. Aku nanti di marahin sama bos kalau aku putus sama dia, donaturnya akan kabur, lagi pula investasi dan donasi Bara banyak banget di agensi. Kalau donasi berhenti, siapa yang akan tanggung jawab. Aku yang di marahi."

"Kan bisa cari investor lainnya sayang, nanti aku carikan deh. Aku ada beberapa teman artis yang kaya super tajir. Dia bisa kok membantu agensimu itu." kata sang produser.

"Boleh, tapi aku masih menahan Bara karena dia janji mau membelikanku rumah. Jadi, tunggu sebentar ya." kata Jessi.

"Aku juga bisa kok belikan rumah untukmu."

"Uuh, cemburunya besar banget sih. Cup." kata Jessi.

Klik.

Alicia sudah mendapatkan rekaman video mereka. Kini tinggal dia diam saja. Dan berdoa semoga Jessi dan pacar gelapnya segera pergi dari sana.

_

_

******************

Terpopuler

Comments

erma irsyad

erma irsyad

mantap nih,ksih aja tuh bukti k Bara

2023-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!