Jessika bekerja di agensi artis dan entertainmen, dia awalnya sebagai artis dan model. Karena sudah di pacari oleh Bara satu tahun lalu, dia berhenti jadi model dan artis. Sebagai gantinya, dia bekerja di agensi di mana dia pernah bernaung di sana. Dan dia sebagai pencari sponsor untuk keberlangsungan agensi tersebut.
Bara, kekasihnya bersedia menjadi donatur tetap di agensi itu. Maka jadilah setiap bulan Bara menggelontorkan dana dua miliar ke rekening agensi di mana Jessi bekerja.
Jessi gadis yang pintar, dia bisa melihat artis pemula yang berbakat. Jadi dia rekomendasikan pada produser film atau iklan, jika artis yang dia rekomendasikan sangat berbakat.
Alicia, dia datang ke agensi, menyamar sebagai wartawan untuk meliput kegiatan di agensi tersebut. Dia melihat foto di ponselnya, mencari orang bernama Jessi di kantor agensi tersebut. Tampak seorang perempuan tinggi semampai berjalan dengan pakaian yang lumayan sedikit seksi.
Alicia memperhatikan perempuan tersebut, dia tersenyum. Karena perempuan itu yang di carinya, dia pun mendekati Jessi. Perempuan yang jadi targetnya kali ini.
"Maaf mbak, saya mau tanya. Apa di sini benar banyak artis yang ikut kontes kecantikan ya?" tanya Alicia.
Jessi, menatap Alicia. Dia memperhatikan penampilan Alicia dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Kamu wartawan ya?" tanya Jessi.
"Iya mbak. Boleh wawancara?" tanya Alicia.
"Kamu wartawan apa?" tanya Jessi sedikit curiga..
"Wartawan berita online mbak." jawab Alicia.
"Mbak? Jangan panggil mbak!" ucap Jessi kesal.
"Ooh, maaf kak. Apa boleh wawancara dengan salah satu artis atau manajemen di sini?" tanya Alicia.
"Biar sama aku aja. Tapi tunggu sebentar, nanti aku panggil kamu." kata Jessi.
Dia pun pergi meninggalkan Alicia, Jessi masuk ke salah satu ruangan kantornya. Alicia menatapnya, tapi kemudian dia mengikuti dan berdiri di depan pintu ruangan itu. Tak lama, laki-laki datang dengan penampilan seperti seorang produser masuk ke dalam ruangan itu.
Apakah laki-laki itu seorang produser? Pikir Alicia.
Dia pun mendekat, berharap bisa menguping pembicaraan Jessi dan produser yang baru masuk itu. Dengan berpura-pura memainkan ponselnya, Alicia menempelkan permen karet di bawah pintu yang nampak. Kemudian dia pun duduk, membalas chat dari klien lain.
Alicia duduk di kursi tunggu, dia menjawab telepon dari seseorang. Bara yang menelepon.
"Halo?"
"Nona ada di mana? Apa perlu saya datang ke tempat di mana nona berada?" tanya Bara di seberang sana.
"Nona?"
"Ya, maaf. Kalau memanggil mbak rasanya aneh saja."
"Oh, oke. Saya ada di agensi ...."
"Saya ke agensi nona?"
"Tidak usah, bagaimana kalau bertemu saja di tempat lain. Tapi tunggu satu jam ya, karena saya sedang bekerja." kata Alicia.
"Oke. Kalau begitu, saya tunggu satu jam lagi di restoran Queeny kafe and resto." kata Bara.
"Baiklah. Tunggu satu jam, nanti saya akan ke restoran Queeny kafe and resto." kata Alicia.
"Oke."
Klik!
Alicia menutup sambungan teleponnya, dia melihat ke arah pintu yang terbuka. Laki-laki yang terlihat seperti seorang produser itu keluar dengan tersenyum pada Jessi. Jessi pun ikut tersenyum, keduanya saling menatap lalu Jessi melihat Alicia.
"Aku ada yang menunggu untuk wawancara, mas pergi saja dulu di lokasi." kata Jessi dengan senyum genitnya.
"Oke, aku tunggu beby. Daah."
"Daah."
Laki-laki itu pun pergi, Jessi melambaikan tangannya. Lalu merapikan rambut serta bajunya yang agak berantakan. Alicia menatap Jessi seperti habis melakukan sesuatu.
Jessi mendekati Alicia, lalu duduk di sampingnya. Alicia memperhatikan penampilan Jessi yang berbeda saat tadi melihatnya.
"Emm, mbak mau wawancara apa? Saya sudah siap." kata Jessi masih merapikan rambutnya yang berantakan.
"Ya, wawancara apa aja kak. Soalnya kan situs berita kami itu ya lumayan barulah, kalau mewawancarai artis senior seperti kakak untuk menarik pembaca berita dari situs kami." kata Alicia.
"Emm, nama situsnya apa ya? Biar nanti setelah wawancara, saya bisa lihat juga." kata Jessi.
Waduh gawat, dia tidak tahu harus bagaimana jika benar Jessi membaca hasil wawancaranya dengannya. Pikir Jessi.
"Mbak?"
"Oh ya, kami baru meluncurkan situs berita itu sih. Jadi kau mengumpulkan berita yang akurat dan real aja dulu kak. Peluncuran situsnya nanti awal bulan, jadi apakah kak Jessi bersedia di wawancarai?" tanya Alicia.
"Ya, boleh. Tapi maaf tidak bisa lama-lama, karena saya di tunggu produser film." kata Jessi.
"Waah, kak Jessi mau terjun lagi main film?" tanya Alicia.
"Ngga, mengantarkan artis yang baru muncul. Dan nanti artis itu akan di tes akting dulu untuk di jadikan pemain pembantu. Kalau produser cocok, lumayan saya dapat bayaran. Heheh." kata Jessi.
"Oh, begitu ya. Emm, apa tadi yang baru keluar dari ruangan kakak itu produser? Maaf kalau tadi saya lihat laki-laki masuk ke ruangan kak Jessi." kata Alicia.
"Ya, dia prodeser yang akan merekrut artis pe datang baru. Kapan wawancaranya?" tanya Jessi.
"Sekarang kak, karena saya tadi di beritahu sama bos saya ada wawancara lagi dengan orang penting juga. Jadi mungkin hanya sepuluh pertanyaan aja saya ajukan pada kak Jessi." kata Alicia.
"Baiklah."
Alicia pun mengambil ponsel khusus merekam wawancara. Dia bertanya dan Jessi menjawab semua pertanyaan Alicia dengan antusias. Lima belas menit wawancara pun selesai, kini Jessi lebih dulu pamit pada Alicia karena seseorang meneleponnya.
Setelah Jessi pergi, Alicia mengambil permen karet yang dia tempeli alat perekam di bawah pintu. Setelah mendapatkannya, dia pun segera pergi dan langsung meluncur ke Queeny kafe and resto menemui Bara. Entah mau apa Bara ingin menemuinya siang ini.
_
_
*********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Windy Lyana
Bara itu Donatur apa investor thor.kl Donatur enak di Jessi .udah dpt duit bebas selingkuh lagi.
2023-02-24
1