13. Flashdish

Alicia sudah menunggu dua jam lebih belum juga di panggil oleh resepsionis. Dia gelisah, apakah Bara mau bertemu dengannya saat ini. Alicia pun mendekat lagi pada petugas resepsionis dan bertanya apakah Bara mau bertemu dengannya.

"Mbak, gimana dengan janji pak Bara? Apa saya bisa ketemu dengannya?" tanya Alicia.

"Oh, tadi di tunggu mbak. Sekretaris pak Bara tanya mbak di suruh ke ruangannya, saya kira mbaknya pergi." kata resepsionis itu.

"Duh, terus gimana mbak?" tanya Alicia.

"Saya tanya lagi ya, maaf mbak. Tunggu sebentar." katanya lagi.

Alicia menghela nafas panjang, dia sabar menunggu resepsionis menelepon sekretaris Bara. Dia berharap hari ini bisa ketemu dengan Bara, karena besok dia ada tugas lagi yang baru masuk.

"Mbak Alicia ya?"

"Ya benar."

"Katanya di suruh ke ruangan pak Bara mbak. Pak Bara sedang santai katanya."

"Oh, syukurlah. Lalu, saya pergi kemana ya?"

"Ke lantai lima mbak. Nanti tanya aja sama staf di sana di mana ruangan pak Bara." kata resepsionis itu.

"Oke, baiklah. Terima kasih."

"Sama-sama mbak."

Alicia pun menuju lift, dia memencet angka lima menuju gedung di mana ruang kantor Bara berada. Dia melangkah keluar dari lift dan bertemu staf di sana, bertanya di mana ruangan Bara. Alicia di antar oleh staf menuju ruangan Bara. Bertemu dengan sang sekretaris dan memberitahu kalau Alicia mencari bosnya.

"Mbak Alicia ya?" tanya sekretaris Bara.

"Iyq mbak. Pak Bara ada?" tanya Alicia.

"Ada di dalam, tunggu ya sebantar. Saya kasih tahu dulu." kata sekretaris itu ramah.

"Iya mbak."

Alicia menunggu di depan meja sekretaris. Sang sekretaris itu masuk menemui Bara kalau ada tamu untuknya. Tak lama sekretaris keluar lagi dan menyuruh Alicia masuk ke dalam ruangan Bara.

"Anda di suruh masuk mbak." kata sekretaris.

"Ya, terima kasih."

Alicia pun masuk, dia melihat Bara sedang menelepon seseorang. Dia mengira Bara menelepon kelasihnya, Alicia pun mendekat. Agak ragu dia memberikan bukti yang ada di flashdishnya itu.

Bara menatap Alicia, mata mereka bersitatap lama. Tapi akhirnya Alicia memutus tatapan itu dengan menundukkan wajahnya. Bara pun memutus sambungan telepon di sana, meletakkan ponselnya di meja lalu kembali menatap Alicia.

"Nona ingin menemui saya? Ada apa?" tanya Bara.

"Emm, apa saya boleh duduk sebentar? Karena memang hanya sebantar saja sih saya bertemu dengan anda pak Bara." kata Alicia.

"Oh ya, maafkan saya. Silakan duduk nona, tapi lebih baik duduk di sofa saja. Mari." kata Bara menyodorkan tangannya menunjuk ke arah sofa.

"Ya, terima kasih pak Bara." kata Alicia.

Dia pun menuju sofa dan duduk dengan anggun. Bara memperhatikan apa yang di lakukan Alicia, sangat menarik baginya. Tapi kemudian dia tepis rasa kagum itu, karena dia akan bertunangan dengan Jessi. Jadi dia berpikir rasa kagumnya itu hanya godaan saja.

"Ehem! Nona datang menemui saya, apakah ada perlu?" tanya Bara mengubah posisinya jadi menghadap Alicia.

"Ya, menurutku apa yang akan saya berikan ini sangat penting. Tapi itu terserah anda pak Bara, bukannya saya melakukan sesuatu yang buruk." kata Alicia, membuat Bara mengerutkan dahinya. Heran.

"Maksudnya bagaimana nona Alicia?" tanya Bara.

"Saya sebenarnya merasa tidak enak dengan anda pak, masalah uang yang sudah masuk ke rekening saya. Dan pekerjaan saya itu sebenarnya belum tuntas dengan nominal yang adan transfer ke rekening saya. Jadi, sebagai penghilang rasa tidak enak saya. Saya berikan flashdish pada anda pak Bara, itu hasil kerja saya sesuai dengan uang dari anda." kata Alicia.

Bara semakin tidak mengerti, kenapa Alicia masih mencari tahu tentang kekasihnya. Tapi dia penasaran juga, kenapa Alicia datang ke kantornya sendiri. Padahal bisa saja dia mengirimnya melalui ponsel. Karena dia masih menyimpan nomor Alicia.

"Ini pak Bara, menurut saya ini penting tentang masa depan anda. Tapi jika anda tidak mau membukanya, ya tidak masalah. Saya hanya mengerjakan sesuai pekerjaan saya dengan imbalan yang sudah masuk ke rekening saya." kata Alicia.

"Padahal saya sudah meminta nona menghentikannya, karena saya dan pacar saya mau bertunangan. Tapi tidak masalah, nanti jika ada waktu akan saya buka flashdishnya." kata Bara.

"Oh ya, tidak masalah pak Bara. Sesuka anda saja, yang penting saya tidak mempunyai beban rasa tidak nyaman karena pekerjaan saya belum tuntas." kata Alicia.

"Ya, tidak masalah. Saya salut dengan nona, profesional dalam bekerja." kata Bara.

"Ya, terima kasih pak Bara. Kalau begitu, saya pamit pergi ke kantor lagi." kata Alicia.

"Oh, kenapa hanya sebentar?" tanya Bara.

"Saya takut mengganggu anda pak Bara, karena saya tahu anda seorang yang super sibuk." kata Alicia.

"Hahah, baiklah. Mungkin lain kali saya ajak nona makan siang bersama. Sebagai tanda rasa terima kasih saja, atau sebagai teman." kata Bara.

"Emm ya, kapan-kapan boleh." kata Alicia.

"Oh ya, pertunangan saya akan di laksanakan dua minggu lagi. Nona Alicia bisa datang sebagai undangan khusus." kata Bara.

"Ya, terima kasih pak Bara. Mudah-mudahan tidak ada pekerjaan yang mendesak. Saya pamit dulu." kata Alicia.

Dia menyalami Bara, dan Bara menyambutnya. Dia senang bisa bicara dengan Alicia, kemudian dia mengantar Alicia sampai di depan pintu.

"Nanti saya kirim undangan pertunangan ke kantor nona." kata Bara lagi sebelum Alicia berlalu.

"Oh ya, terima kasih sebelumnya." kata Alicia.

Dia tersenyum dan melangkah pergi. Bara masih berdiri di depan pintu, menatap kepergian Alicia sampai dia masuk lift. Sedangkan sang sekretaris merasa heran dengan sikap ramah Bara pada Alicia.

Jarang sekali bosnya itu tersenyum ramah dan melihat kepergian seorang perempuan sampai dia masuk ke dalam lift. Bahkan pacarnya saja dia hanya sampai di depan pintu lalu masuk lagi.

"Neti, kamu nanti kirim undangan pada nona Alicia ke kantor agensinya ya." kata Bara.

"Undangan apa pak?" tanya Neti heran.

"Oh yaz undangan pertunanganku dengan Jessi. Tapi masih lama, kamu nanti ingatkan saya untuk mengirim undangan pada nona Alicia di kantor agensinya." kata Bara.

Meski Neti tidak mengerti apa maksud ucapan Bara, Alicia? Agensi? Tapi dia mengiyakan ucapan Bara.

"Hanya mengingatkan saja kan?" ucapnya ketika Bara sudah masuk ke dalam ruangannya.

Meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda karena harus menelepon Jessi dan tadi ada Alicia. Dia lupa dengan flashdish yang telah di berikan oleh Alicia. Flashdish itu masih tergeletak di meja tamu, belum di sentuh oleh Bara.

_

_

*********************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!