Alicia diam di tempat duduknya sambil menundukkan wajah membaut Nindy merasa aneh dengan rekan kerjanya. Alicia memberi isyarat kalau Nindy harus diam untuk tidak bicara lebih dulu sebelum kedua pasangan selingkuh di belakangnya pergi dari tempat itu.
Tak lama, Jessi dan selingkuhannya itu pun pergi. Mereka membayar makanan ke kasir dan kemudian pergi ke hotel. Alicia merasa lega setelah kedua pasangan itu pergi dari tempatnya.
"Huh, hampir ketahuan. Untung mereka cepat pergi." kata Alicia duduk dengan tegak.
"Kamu kenapa Alicia? Apa meraka pernah jadi klienmu?" tanya Nindy.
"Bukan klienku, tapi target yang pernah aku cari dan selidiki. Bahkan aku pernah wawancara dia, mengaku sebagai wartawan situs berita online." jawab Alicia.
"Lalu, klien kamu yang mana?" tanya Nindy.
"Kamu tahu pak Bara? Yang punya perusahaan besar itu?" tanya Alicia.
"Ya, CEO tampan yang sudah punya kekasih mantan artis." jawab Nindy.
"Nah, dia tadi yang perempuan itu pacar pak Bara. Apa kamu tidak dengar tadi ucapan Jessi dengan selingkuhannya?" tanya Alicia.
"Sayup-sayup aku dengar. Kupikir mereka pasangan asli, mereka pasangan selingkuh?"
"Ya, dan kamu tahu. Pak Bara membatalkan penyelidikanku sama Jessi ini. Katanya dia mau tunangan sama Jessi itu, gila. Dia benar-benar cinta banget sama itu perempuan. Sampai buta dia, padahal aku udah dua kali memergoki mereka selingkuh." kata Alicia.
"Terus, kamu hentikan penyelidikannya?" tanya Nindy.
"Ya mau bagaimana lagi, dia yang minta. Tapi aku kasihan deh sama dia, aku tadi dengar dia di tekan sama bosnya untuk tidak memutus hubungan dengan pak Bara. Karena dia investor dan juga penyumbang dana ke agensi manajemen artisnya." kata Alicia.
"Tanggung ya, tapi menurutku sih kamu teruskan aja." kata Nindy.
"Penyidikannya?"
"Iya."
"Aku sudah dapat bukti dua, dan itu akurat kok. Cuma aku bingung, apakah harus laporan sama dia. Pak Bara sudah membatalkannya." kata Alicia.
"Bingung juga ya, dia sendiri yang membatalkannya."
"Ya, aku bersikap profesional kan. Tapi dia yang membatalkan sendiri, padahal mereka mau tunangan." kata Alicia.
"Lebih baik kamu abaikan aja Al, kupikir memang kasihan. Tapi, dia sendiri yang membatalkan penyelidikannya, jadi kamu tidak usah memberitahunya. Bukan urusanmu juga kan." kata Nindy.
"Iya, cuma kasihan aja." ucap Alicia.
Mereka diam, pikiran Alicia masih mengganjal antara meneruskan atau akan dia kirim semua bukti rekaman yang tanpa sengaja dia dapatkan. Dia juga sebenarnya tidak enak mendapat uang dari kerja yang di batalkan itu, tapi pekerjaannya belum selesai.
_
Berhari-hari Alicia memikirkan tentang perselingkuhan Jessi, kekasih Bara. Dia bingung apakah akan dia teruskan penyelidikannya atau tidak. Tapi jika tidak di teruskan pun dia sudah dapat tiga bukti yang sangat akurat.
Apa lagi sewaktu dia menunggu di kantor Jessi, perempuan itu di dalam kantornya bahkan berbuat mesum dengan sang produser itu. Dia dapatkan bukti itu ketika menempelkan alat perekam di bawah pintu.
Kini Alicia sudah memindahkannya ke dalam flashdish, masalahnya dia bingung mau di apakan flashdish berisi rekaman persekingkuhan itu. Sedangkan semua sudah di hentikan dan di batalkan.
Ketika dia mendapatkan bukti dengan mudah, justru kliennya yang membatalkan sendiri. Jadi Alicua pun bingung sendiri.
"Apa aku harus menemui pak Bara dan memberikan bukti itu ya?" ucap Alicia.
Dia terus berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menemui Bara besok ke kantornya. Berharap Bara ada di kantornya dan tidak terlalu sibuk, jika sibuk pun dia akan menunggunya sebentar. Dia akan memberikan flashdish itu dengan dalih karena uang yang dia terima dulu tidak bisa dia gunakan begitu saja tanpa melakukan pekerjaannya.
"Ya, sebaiknya aku menemui pak Bara. Kupikir dengan begitu uang yang sudah masuk padaku tidak sia-sia aku gunakan." ucap Alicia.
Dia pun memejamkan matanya, pikirannya sudah tenang setelah memutuskan akan menemui Bara di kantornya besok.
Malam semakin larut, hingga pagi menjelang Alicia tidur dengan nyenyak. Dia bergegas bangun padi dan bersiap untuk pergi ke kantornya.
Semalam dia tidur nyenyak sekali, dan kini dia bersiap untuk pergi ke kantor lebih dulu. Karena saat ini belum ada klien yang mmebutuhkan jasanya dalam penyelidikan kasus percintaan yang rumit.
Nindy, dia ada beberapa kasus perselingkuhan suami istri. Dia menjalankan semua dengan sangat hati-hati, Alicia di tawari oleh Nindy untuk menyelesaikan satu kasus. Tapi dia tidak mau jika urusan pasangan menikah.
"Al, kamu sudah datang lebih pagi?" tanya Rena yang juga baru datang.
"Iya mbak, hari ini agak santai sih. Tapi aku mau ke perusahan pak Bara." kata Alicia.
"Mau apa kesana?" tanya Rena.
Alicia menceritakan secara garis besarnya saja tentang Bara. Dia tidak menjelaskan semuanya, tapi Rena mengerti apa yang di katakan oleh Alicia.
"Ya, terserah kamu. Menurutku memang harus di bertahu sih, dari pada kamu memikirkan terus menerus. Karena uang juga sudah masuk, dan baru satu kali pekerjaan kan?"
"Iya mbak, makanya sebagai gantinya aku mau berikan bukti itu. Ya meski buktinya tanpa sengaja aku dapatkan."
"Ya, baiklah. Teruskan saja." kata Rena.
"Iya mbak, ini mau bersiap kesana sih. Tapi mau absen dulu ke kantor. Heheh." kata Alicia.
Rena tersenyum, dia lalu pergi menuju kantornya. Sedangkan Alicia segera masuk ke dalam ruangannya dan keluar lagi untuk pergi ke kantor Bara. Dia berharap Bara sudah datang, memang pagi sekali dia datang. Tapi tidak mengapa jika harus menunggu.
Selama perjalanan menuju kantor Bara, Alicia menyusun kata dan kalimat yang akan dia ucapkan pada laki-laki itu. Rasanya entah kenapa dia sendiri merasa gugup, aneh memang.
"Kenapa aku jadi gugup sih, padahal bukan mau apa-apa." kata Alicia.
Terjebak dalam kemacetan pagi hari, tapi Alicia masih tenang dalam mobilnya. Lima menit terurai juga kemacetan jalanan itu, Alicia pun segera melajukan mobilnya menuju kantor Bara yang sebentar lagi sampai. Dan memang dia sudah sampai di kantor Bara, melirik jam di tangannya.
"Baru jam delapan." gumam Alicia.
Dia turun dan melangkah menemui bagian resepsionis. Menanyakan apakah dia bisa bertemu dengan Bara di kantornya.
"Sebentar ya mbak, saya tanyakan dulu ke sekretarisnya." kata resepsionis.
Alicia mengangguk, resepsionis itu menelepon sekretaris Bara. Tak lama dapat jawaban dari sang sekretaris.
"Mbak, pak Bara ada waktu jam sepuluh. Apa mbak mau menunggu atau membuat janji lain waktu?" tanya resepsionis.
"Emm, menunggu aja deh." jawab Alicia.
"Oke mbak, saya beritahu mbak mau menunggu sampai jam sepuluh."
Setelah berkata seperti itu, Alicia pun pergi ke lobi. Dia akan menunggu selama dua jam di sana, memang akan sangat membosankan. Tapi dia akan menunggu di sana, karena tidak ada pekerjaan. Alicia santai hari ini.
_
_
*******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments