04. Pembicaraan Di Kantin

Alicia terus mengikuti dua laki-laki yang salah satunya adalah pacar Nadia, gadis tomboy dari fakultas desain grafis. Alicia terus menguping pembicaraan keduanya dan juga merekamnya.

"Bang, baso dua ya." kata laki-laki teman pacar Nadia.

"Oke mas."

Abang tukang baso itu pun membuat dua mangkuk baso, Alicia tergiur dan dia pun memesan baso juga seperti dua laki-laki tadi. Pacar Nadia melirik pada Alicia, dia tampak menatap Alicia lama.

Namun Alicia pura-pura acuh saja dengan tatapan pacar Nadia. Yang semakin lama semakin mesum otaknya. Kini Alicia tahu kalau pacar Nadia hanya memikirkan sesuatu yang membuatnya ingin bersenang-senang saja.

Teman pacar Nadia pun ikut menoleh ke arah Alicia yang sibuk memainkan ponselnya. Pura-pura sibuk, agar tidak ada yang mengganggu.

"Don, lo suka sama gadis itu?" bisik temannya.

"Gue belum pernah ketemu cewek kayak dia. Cantik, menarik, apa lagi emm itunya. Heheh." jawab pacar Nadia dengan senyum smiriknya.

"Lo berani dekati dia?" tanya temannya.

"Berani." jawab pacar Nadia yang bernama Doni dengan penuh keyakinan.

Alicia yang mendengar ucapan pacar Nadia jadi jengah juga. Dia muak pada laki-laki mesum ketika melihat seorang gadis. Pikirannya langsung mesum dan larinya pasti ingin meniduri.

Baso pesanan pun datang, kini Alicia makan dengan cepat. Dia merasa sudah cukup bukti kalau memang Doni pacar Nadia tidak pantas untuk di jadikan pacar, apa lagi niatnya hanya untuk memeras Nadia. Gadis tomboy itu yang belum tahu kalau pacarnya hanya memanfaatkannya saja.

Doni tiba-tiba pindah duduk di hadapan Alicia, dia membawa mangkuk basonya dan makan di depan Alicia.

"Halo, kamu mahasiswa baru di sini?" tanya Doni.

"Emm, rencananya mau mendaftar kesini. Tapi belum ke ruang sekretariat, aku keburu lapar." kata Alicia.

"Aku bisa kok antar kamu ke ruang sekretariat, tanya-tanya juga bisa kok sama aku. Kamu mau masuk ke fakultas ekonomi juga?" tanya Doni.

Alicia mencibir dalam hati, Doni memang laki-laki sopan kelihatannya pada gadis yang baru ketemu dengannya. Jika di ajak berteman, memang enak untuk teman diskusi. Tapi di balik itu, Doni hanya menginginkan gadis untuk dia tiduri saja. Setelahnya, memang mungkin akan dia campakkan.

"Bagaimana?" tanya Doni.

"Belum tahu sih, aku tanya dulu sama papaku deh. Soalnya papaku ngga setuju aku masuk ke fakultas ekonomi. Di suruhnya ke fakultas hukum, biar jadi pengacara." kata Alicia menolak ajakan Doni.

"Aku juga punya teman di fakultas hukum, kalau kamu mau boleh kok aku antar kesana." kata Doni tidak menyerah.

"Ngga, nanti aja. Aku belum bilang sama papaku soalnya." kata Alicia mencoba menolak lagi ajakan Doni.

Doni belum menyerah lagi, dia pun kembali bicara pada Alicia. Menanyakan banyak hal, menanyakan nama Alicia dan juga tempat tinggalnya. Alicia kesal sekali, itu menghambat pekerjaannya dalam menyelidiki kasus yang sedang dia tangani.

"Ooh, nama kamu Ani ya. Kok ngga pantas ya nama kamu Ani, padahal kamu itu cantik." kata Doni mulai melancarkan rayuan mautnya.

Teman Doni di bangku lain pun paham kalau ucapan Doni itu cuma rayuan saja. Dan Alicia bukan gadis yang mudah sekali di bodohi. Dia banyak mengetahui dan mendengar bagaimana seorang laki-laki playboy dan brengsek itu. Seperti Doni, dia laki-laki playboy dan brengsek.

Tuuut!

Ponsel Alicia pun berbunyi, beruntung sekali Nadia meneleponnya. Dia langsung mengangkat teleponnya dan menjawabnya.

"Halo?" ucap Alicia.

"....."

"Oke, kita ketemu di luar aja ya. Aku ada oleh-oleh untukmu." kata Alicia.

"....."

"Aku segera kesana." jawab Alicia lagi.

Doni mendengarkan percakapan Alicia di telepon. Dia penasaran siapa yang menelepon Alicia dengan menyamar sebagai Ani itu.

"Pacar kamu ya yang menelepon?" tanya Doni.

"Ya, dia pacarku. Katanya mau ketemu denganku sekarang, maaf ya. Aku tinggal." kata Alicia.

Dia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju abang tukang baso untuk membayar baso yang dia makan.

"Ani, boleh minta nomor ponselnya ngga?" tanya Doni.

"Maaf, nomor ponselku privat number. Tidak bisa di sebar ke sembarang orang." kata Alicia.

Dia melangkah pergi meninggalkan Doni yang diam tanpa ekspresi. Lalu dia pun tersenyum, temannya pun tertawa lepas karena Doni di cueki sama Alicia.

"Hahah! Lo di kacangin sama dia." kata teman Doni.

"Berisik lo, gue suka yang begitu. Menantang banget. Tapi sayang banget dia tadi ngga mau gue ajak kenal lebih jauh. Mana ngga kasih tahu juga di mana rumahnya. Ponsel pun ngga gue dapat." kata Doni.

"Hahah! Lo apes, mungkin dia dengar ucapan kita tadi waktu di koridor kampus." katanya.

"Ah, setahu gue dia masih jauh. Mana dengar dia."

"Yee, gue lihat dia di belakang kita. Dan lo juga kan lihat dia, bahkan menatapnya lama." kata temannya lagi.

"Tahu deh, kalau dia ngga ketemu lagi sama gue. Ya masih banyak cewek-cewek yang bisa gue kadalin lagi. Yang penting target gue Nadia, lo harus tutup mulut ya!"

"Oke, asal gue dapat jatah."

"Hahah!"

_

_

*********************

Terpopuler

Comments

ahyuun.e

ahyuun.e

mimpi lo ketinggian don

2023-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!