05. Memberitahu Nadia

Alicia menemui Nadia di luar kampus, karena gadis itu tahu identitas Alicia sebagai agen cinta tidak boleh di ketahui oleh orang lain. Dia juga tahu kalau Alicia tidak akan menyerahkan nomor ponsel pada sembarang orang.

Kini Alicia menunggu di warung soto depan kampus yang di tutup oleh tenda-tenda spanduk. Dia belum makan, jadi makan soto saja. Meski dia tadi makan baso di kantin fakultas ekonomi, tapi karena pagi belum sarapan apa pun.

Nadia pun masuk ke dalam warung makan soto lamongan itu. Dia melihat Alicia sedang makan soto dengan santai. Kemudian Nadia pun menghampiri Alicia dan duduk di sebelahnya.

"Mbak Alicia lapar?" tanya Nadia.

"Ya, ngga lapar banget sih. Tapi enak juga soto di sini, jadi aku pesan makan soto." jawab Alicia.

Nadia tersenyum, dia pun ikut memesan soto itu. Memang enak soto di depan kampusnya. Alicia memperhatikan Nadia yang sedang mengecek ponselnya, dia ingin tahu apakah benar yang di katakan Doni kalau Nadia itu anak orang kaya.

"Nadia, kamu kenapa kuliah di jurusan desain grafis?" tanya Alicia menyuap sotonya.

"Emm, ngga tahu mbak. Gue suka aja, dan papaku mendukung. Kata papaku gue akan jadi arsitek dan membantunya di perusahaan." jawab Nadia.

"Perusahaan? Jadi papamu itu punya perusahaan? Bergerak di bidang apa?" tanya Alicia.

"Kontraktor sih, tapi ada juga perusahaan yang memang membawahi desainer. Mereka merancang sebuah gedung dan apa gitu ya, gue belum tanya-tanya sama papa tentang perusahaan itu. Gue lagi minat bikin gambar rancangan mobil, kalau di sana kan hampir arsiteknya merancang gedung. Jadi kurang minat di sana." kata Nadia.

"Membuat mobil? Merancang mobil gitu? Waah, kamu hebat Nadia." kata Alicia takjub.

"Heheh, ngga juga kak. Oh ya, gimana dengan penyelidikannya mbak? Pacar gue apa emang dia punya selingkuhan ya?" tanya Nadia.

"Oke, kamu jangan terlalu percaya ya sama pacarmu itu. Menurutku sih dia brengsek, bukan hanya playboy." kata Alicia menggantung ucapannya.

"Maksudnya gimana?" tanya Nadia penasaran.

"Aku punya rekamannya, tapi aku sarankan putusin dia deh. Dia mendekati kamu hanya memanfaatkan aja, kamu tahu kenapa dia brengsek?" tanya Alicia.

"Kenapa?"

"Dia tahu kamu itu orang kaya, dan nantinya kamu akan di manfaatkan olehnya." kata Alicia, dia bingung menjelaskannya.

"Maksudnya apa?"

Alicia pun mengeluarkan alat rekamannya itu, agar Nadia mendengarkan apa yang ada di rekaman tersebut. Alicia memperdengarkan rekaman itu, Nadia mendengarkan dengan serius. Tangannya mengepal ketika mendengar Doni memang hanya memanfaatkan dirinya. Lebih parahnya, Doni ingin Nadia mau berhubungan seperti suami istri dan akan merekamnya untuk memerasnya.

"Sialan dia, bener-bener brengsek si Doni." kata Nadia dengan geram.

"Ya, aku juga ngga nyangka sih. Pembicaraan dia seperti itu dengan temannya, laki-laki memang begitu. Kelihatannya alim, tapi di belakangnya punya niat busuk." kata Alicia.

"Gue sebenarnya di kasih tahu sama teman mbak, karena gue suka sama dia. Jadi gue ngga menggubris ucapan teman gue itu. Tapi sekarang, gue percaya mbak." kata Nadia.

"Ya udah, terserah kamu. Aku sudah menjalankan tugas ya, dan jika kamu mau putus sama dia. Itu lebih baik, tapi jangan katakan semua bukti dariku. Kamu tahu kan kesepakatannya? Apa lagi dia tahu aku, karena di kantin itu dia bicara denganku. Ya ngga jauh-jauh juga pikiran dia masalah mesum sama cewek." kata Alicia.

"Iya, gue akan putusin dia. Sebenarnya gue ngga terlalu cinta banget sama dia itu, tapi karena gue lihat dia alim dan pendiam aja jadi gue suka." kata Nadia.

"Cowok kalau ada maunya, dia mau melakukan apa aja. Jangan terpesona sama cowok seperti itu, aku tahu sedikit tentang karakter cowok. Dan model Doni itu memang pikirannya mesum, apa lagi dia banyak lho meniduri cewek-cewek. Tapi mungkin korbannya bukan di kampus ini, atau ada juga tapi mereka suka sama suka. Dan jika putus karena mereka sama-sama brengsek juga." kata Alicia.

"Mbak Alicia tahu banyak ya." kata Nadia.

"Ya, dia bicara begitu sama temannya. Jadi aku mengambil kesimpulan seperti itu, kalau kamu tidak percaya bisa kok kamu kasih jebakan sama dia. Tapi ingat ya, mulut dia manis. Kalau gadis polos, sudah tentu akan termakan rayuannya." kata Alicia lagi.

"Jadi, gue harus gimana mbak?" tanya Nadia.

"Ya, menurutku sih putus aja sama dia. Tapi kasih deh dia bukti dikit untuk memberi alasan kalau mau putus." kata Alicia.

Nadia tampak berpikiri, benar apa yang di katakan Alicia. Alicia tidak memberikan rekaman itu pada Nadia, karena dia sudah di kenal oleh Doni, takutnya Doni tahu kalau dia itu agen yang sedang menyelidiki perselingkuhan.

"Ya udah, nanti gue ke fakultasnya deh, coba mencari bukti untuk alasan putus sama dia." kata Nadia.

"Nah, itu lebih baik. Cari tahu diam-diam aja, kalau dia sedang di kantin belakang gedung tuh. Kamu perhatikan aja, kemungkinan dia sering deh mengobrol dengan teman ceweknya." kata Alicia.

"Oke mbak, sarannya nanti gue ikutin. Terima kasih ya, sisa uangnya nanti gue transfer." kata Nadia.

"Siip. Aku pergi dulu ya, takut Doni tahu aku bicara sama kamu. Dan ingat ya, pura-pura aja kamu ngga tahu apa-apa, dan selidiki dia untuk cari buktinya." kata Alicia.

Nadia mengangguk, Alicia pun berpelukan dengan Nadia. Setelah membayar soto yang dia pesan, dia pun menaiki motor matiknya. Motor inventaris kantor, karena miliknya sedang ada di bengkel.

Dia pun melajukan motornya dengan cepat agar bisa sampai di kantor lebih cepat. Kasusnya sudah selesai hari ini, dia mendapat pesan dari Nindy ada kasus lagi yang harus dia tangani. Jadi cepat sampai kantor.

_

_

********************

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***