02. Memberitahu Klien

Alicia pun memunggu di kafe sesuai dengan janji kliennya yang menyuruhnya datang ke kafe Ria. Di mana dulu dia mengintai pacar dari sang klien. Sudah setengah jam Alicia menunggu, tapi kliennya belum juga datang.

"Kok lama banget sih? Apa dia tidak butuh informasiku?" ucap Alincia melirik terus ke arah jam di tangannya.

Dia kesal sekali ketika harus menunggu seseorang dan tidak ada kabar apa pun kapan dia akan datang. Dia sibuk mengurusi yang lain, tapi kenapa kliennya itu seakan menyepelekan sebuah janji.

"Maaf mbak Alicia, saya baru datang. Tadi di mobil bertengkar kecil dengan pacar saya." kata laki-laki klien Alicia.

Alicia tersenyum kecut, mau marah pada kliennya itu rasanya tidak enak juga. Karena wajahnya terlihat kusut.

"Memang bertengkar kenapa mas Vino?" tanya Alicia.

"Saya melihat dia jalan dengan teman kantornya yang laki-laki. Lalu saya samperin dan bawa dia masuk ke dalam mobil. Tapi dia marah-marah ketika saya minta penjelasan padanya." kata Vino.

"Ooh, begitu. Apa mas Vino masih cinta sama pacar mas Vino itu?" tanya Alicia.

Dia bertanya lebih dulu sebelum menunjukkan bukti-bukti semua percakapan dan potret pacar Vino itu padanya.

"Saya masih cinta mbak, tapi kalau dia selingkuh begitu. Saya akan putuskan dia." kata Vino.

"Memang sebaiknya mas Vino putus saja dari dia. Buat apa juga punya pacar tukang selingkuh." kata Alicia ikut kesal juga dengan masalah yang di hadapi Vino itu.

"Lalu, saya bagaimana?" tanya Vino.

"Ya udah, cari pacar lagi. Masih banyak kok gadis-gadis yang baik. Di kantor saya juga ada kok yang masih lajang." kata Alicia.

Tujuannya mau menyerahkan bukti perselingkuhan pacar Vino justru dia mau menjadi mak comlang. Vino diam, dia menatap Alicia lalu tersenyum.

"Ya udah, sama mbak Alicia aja." kata Vino tersenyum.

"Eh, kok sama saya sih? Ngga bisa!" kata Alicia kini terkejut dengan ucapan Vino.

"Hahah! Saya bercanda mbak Alicia. Baiklah, apa yang mbak temukan dari pengintaian dan penyelidikan sama pacar saya kemarin?" tanya Vino mulai serius dan santai.

Alicia tersenyum kaku, dia lalu mengambil sesuatu dalam tasnya kemudian menyerahkannya pada Vino. Sebuah alat perekam, lalu Alicia mengambil beberapa lembar foto dan menyerahkannya juga pada Vino.

"Ini bukti perselingkuhan pacar mas Vino. Kalau mas Vino masih berat untuk putus dengan pacarnya, tunjukin aja semua bukti itu sama pacar mas Vino. Tapi mas Vino juga harus sabar dan tegas, kalau mas Vino tidak bisa di bohongi dan di bodohi." kata Alicia.

Vino tidak menanggapi ucapan Alicia, dia melihat foto-foto yang tadi di berikan oleh Alicia. Dadanya bergemuruh melihat foto itu, lalu dia menatap ke arah lain karena merasa marah dengan foto tersebut.

Dia kemudian mengambil alat perekam, menyetelnya dan mendengarkannya. Dan lagi-lagi Vino tidak bisa melanjutkan mendengar suara rekaman pacarnya yang bicara begitu mesra dan manja pada teman satu kantornya.

"Sialan! Dia benar-benar ingin pisah dariku ternyata. Dia sudah bosan denganku." kata Vino mengepalkan tangannya.

Alicia hanya menatap kasihan pada Vino, sebagai agen cinta dia hanya membantu apa yang di inginkan oleh kliennya. Sejauh ini semua kliennya sangat puas dengan hasil kerjanya dalam menyelidiki dan mencari bukti perselingkuhan pasangannya.

"Jadi mas Vino mau bagaimana?" tanya Alicia.

"Aku akan memutuskannya, buat apa pacaran sama orang yang selingkuh di belakangku." kata Vino masih marah dengan bukti perselingkuhan pacarnya.

"Dan tugas saya sekarang sudah selesai, bukti sudah ada. Tinggal bagaimana mas Vino menyelesaikannya sendiri. Dan ingat mas Vino, semua bukti itu kan dari saya. Jadi tolong rahasiakan identitas saya dan dari mana bukti-bukti itu di dapat. Mas Vino bisa mengatakannya dengan alasan apa pun, asal jangan menyebut nama agen tempat saya bekerja. Apa lagi harus menyebut nama saya." kata Alicia.

"Tenang saja mbak, di surat perjanjian kan ada di sana. Saya masih ingat dan rahasia identitas agen cinta seperti mbak Alicia tetap terjaga. Ya mungkin hanya klien mbak saja yang tahu kan." kata Vino.

"Bagus kalau begitu, dan nanti sisa pembayarannya segera di lunasi ya mas. Bos saya nanti menanyakannya pada saya." kata Alicia.

"Oh ya, sekarang saya transfer saja sisa pembayarannya mbak Alicia." kata Vino.

"Ooh, silakan. Nomor rekeningnya sudah ada kan ya?"

"Iya."

Vino lalu membuka aplikasi M-banking untuk mentransfer uang sisa pembayaran dalam menyew agen cinta di firma agen cinta milik Rena. Sang bos pemilik firma agen yangs sudah mempunyai badan hukum sendiri itu.

Setelah selesai mentransfer uang sisa pembayaran itu,Vino lalu melihat pada Alicia.

"Sudah mbak." kata Vino.

"Oke, terima kasih mas Vino." kata Alicia.

"Ya, terima kasih atas kerja samanya mbak. Nanti saya akan bicara dengan pacar saya untuk cari tahu kenapa dia berselingkuh." kata Vino.

Ya benar, lebih baik tanyakan dulu kenapa bisa selingkuh." kata Alicia.

"Iya. Terima kasih ya mbak Alicia, semuanya sangat membantu saya." kata Vino.

"Iya, sama-sama mas Vino. Kalau begitu, saya kembali lagi ke kantor. Karena ada tugas lagi yang harus saya selesaikan." kata Alicia.

"Iya."

Alicia pun bangkit dari duduknya, dia lalu pergi meninggalkan Vino yang kini menatap lagi foto-foto mesra pacarnya dengan selingkuhannya.

_

_

*******************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!