Malam sudah begitu larut, namun mata Marvel tak kunjung tertutup, pikirannya terus tertuju pada Laura yang saat ini sedang sakit. Disisi lain Marvel ingin melihat keadaan Laura tapi di sisi lain juga Marvek terlalu gengsi.
Namun setelah cukup lama berpikir akhirnya Marvel menurunkan egonya, ia bangun dari tidurnya lalu beranjak keluar kamar. Langkahnya langsung menuju kamar sang istri.
Perlahan namun pasti pintu kamar itu ia buka, lampu kamar masih menyala dengan terang sepertinya memang disengaja. Hingga tatapan mata Marvel tertuju pada seorang wanita yang kini sedang terlelap di atas kasur.
Marvel mendekat, ia melihat wajah Laura yang begitu pucat. Tangan Marvel menyentuh kening wanita cantik itu. Rasa panas dapat Marvel rasakan.
"Dia demam" gumam Marvel.
"Ibu.... Laura kangen bu, tolong bawa Laura pergi"
Telinga Marvel begitu jelas mendengar gumaman Laura, sepertinya wanita itu sedang mengigau. Membuat Marvel begitu kasihan dengan keadaan sang istri.
"Apa dia demam karena kepikiran sama ucapan Ayah nya tadi" tanya Marvel pada diri sendiri.
Melihat keadaan Laura yang seperti ini, apalagi suhu badan yang panas akhirnya Marvel menuju dapur untuk mengambil air hangat, ia akan mengompres Laura supaya suhu tubuhnya tak terlalu panas seperti sekarang.
Marvel kembali kekamar Laura sambil membawa baskom berukuran kecil yang sudah berisi air hangat, tak lupa dengan handuk kecil. Dengan telaten Marvel mengompres kening Laura, menggantinya lagi setelah di rasa handuk itu sudah mulai dingin.
"Cepatlah sembuh, aku tidak mau melihatmu sakit seperti ini" gumam Marvel.
Di atas meja nakas ada beberapa obat, mungkin itu yang harus di minum Laura selama sakit. Tangan Marvel terulur untuk melihat obat apa saja yang di minum sang istri.
"Yang aku paham cuman obat penambah darah saja" gumam Marvel seraya menggelengkan kepalanya.
Laura merasakan keningnya basah, ia pun membuka matanya secara perlahan. Ia begitu terkejut saat melihat Marvel duduk membelakangi dirinya.
"Marvel" panggil Laura dengan suara lemah.
Mendengar namanya di panggil Marvel segera menoleh, ia mendadak salah tingkah saat melihat Laura terbangun.
"Kenapa kamu bangun ?" Tanya Marvel.
"Aku merasa ada air menetes di dahuku, makanya aku terbangun"
"Maaf sudah mengganggumu"
"Tidak Vel, apa kah kamu yang melakukan ini ?"
"Iya, tadi aku cek tubuhmu terasa panas makanya aku kompres"
Mendengar hal itu Laura menjadi tersenyum, ternyata di sikap dingin dan pria playboy ternyata Marvel masih ada rasa perhatian.
"Terima kasih ya Vel"
"Untuk apa ?" Tanya Marvel
"Karena sudah merawatku malam ini"
"Tidak usah berterima kasih , itu sudah menjadi kewajibanku sebagai suami. Ingat Laura walaupun aku bejat dan menganggap pernikahan ini menjijikan tapi aku tetap paham dengan kewajibanku sebagai suami"
Laura tertegun mendengar ucapan sang suami. Itu membuatnya sedikit kagum dengan sosok Marvel.
"Tidurlah ! Ini masih malam" titah Marvel.
"Iya.. kamu juga tidur. Bukankah kamu harus bekerja besok"
Marvel mengangguk ia pun berdiri dari duduknya, tak lupa kembali membawa baskom tempat air untuk mengompres Laura tadi. Sebelum pergi Marvel berucap
"Selamat malam, semoga cepat sembuh" ucap Marvel kemudian.
"Malam juga Vel" balas Laura ia menatap kepergian Marvel sampai laki-laki itu keluar dari kamarnya.
"Ternyata dia baik juga, di balik sikapnya yang dingin dia tetap ada sisi baik nya" gumam Laura.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan harinya.....
"Ayah, kenapa Laura belum juga mentransfer uang ke rekeningku ?" Tanya Lala saat mereka kumpul di meja makan.
Arhan langsung menghentikan suapannya, lalu menatap Lala dengan seksama. Ia memang tak menceritakan prihal Marvel yang memberinya banyak uang supaya tak mengganggu Laura lagi.
"Laura di larang sama suaminya untuk melakukan hal itu" jawab Arhan dengan tenang.
"Lah terus aku gimana Yah ? Aku bahkan sampai membatalkan acara kumpul-kumpul karena Laura tak juga mengirim uang"
"Iya mas, kasihan kan Lala" sahut Lily membela putrinya
"Kamu cari kerja La, jangan mengandalkan Laura terus. Apalagi sekarang dia sudah bersuami". Ucap Arhan.
"Kok Ayah mala belain Laura sih, bukannya selama ini Ayah sangat membenci Laura"
"Kata siapa Ayah membenci Laura. Bagaimanapun Laura anak kandungku, darah dagingku. Sementara kamu" Arhan menjedah ucapannya "kamu tidak punya hubungan darah sedikitpun denganku" sambungnya lagi.
Lily dan Lala saling menatap, keduanya begitu kaget mendengar ucapan Arhan, selama ini Irpan selalu menuruti apapun keinginan Lala tapi sekarang kenapa laki-laki itu berubah drastis.
"Ayah mau berangkat dulu" kini Arhan berdiri lalu mengambil tas kerjanya dan segera pergi.
"Bagaimana bu, kalau Laura tak mau lagi mengirimi aku uang, aku akan jadi orang miskin" ucap Lala frustasi.
"Tenang, kita cari cara lain supaya Laura tetap mentransfer uang ke rekening kamu"
"Harus itu bu, lagian kenapa tua bangka itu sekarang membela Laura, tak biasanya dia seperti itu"
"Iya, ibu juga heran dengan sikapnya"
"Apa ibu sudah berhasil membuat tua bangka itu menanda tangani berkas pemindahan harta ?" Tanya Lala serius.
"Belum, entahlah dia lama sekali mau menanda tangani itu"
"Coba saja kalau berhasil, mending kita racuni saja dia supaya segera pergi"
"Kalau itu sudah lama ibu inginkan La, ngapain bertahan sama laki-laki tua seperti dia"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sementara itu Laura berusaha bangun dari tidurnya, ia ingin mencari udara segar supaya tubuhnya lekas membaik. Kalau hanya tiduran terus Laura rasa sakitnya akan bertahan lama.
Namun saat ia berusaha berdiri pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, membuat Laura mengurungkan niatnya saat melihat Marvel masuk sambil membawa segelas susu dan roti bakar.
"Mau kemana ?" Tanya Marvel.
"Aku mau mencari udara seger Vel, berjemur sepertinya akan membuat aku cepat sembuh"
"Sarapan dulu, terus minum obat nanti aku ajak berjemur kebawah"
"Memangnya kamu gak kerja Vel ?"
"Selama kamu sakit aku akan libur dulu, nanti aku masuk lagi kalau kamu udah sembuh"
"Aku baik-baik saja Vel, kalau kamu gak kerja siapa yang urus perusahaan ?"
"Ada papa yang akan menggantikan aku sementara jadi kamu tenang saja"
Laura menganggukan kepalanya, ia tak bisa lagi berkata apa-apa. Jika memang itu keinginan Marvel ia tak bisa apa-apa.
"Ayo sarapan dulu !" Ucap Marvel yang kini sudah duduk di samping sang istri.
Marvel menerima roti bakar yang di buatkan sang suami, juga minum segelas susu hangat.
"Habisin rotinya Ra !"
"Aku udah kenyang Vel, nanti muntah kalau banyak makan"
"Ya sudah kalau gitu" Marvel memindahkan nampan itu keatas meja, kemudian tanpa aba-aba Marvel langsung menggendong Laura sehingga membuat Laura terkejut
"Apa yang kamu lakukan Vel ? Turunkan aku !!" Pekik Laura.
"Diam Ra, nanti kita jatuh".
"Makanya kamu turunin aku !"
"Kamu mau berjemur tidak ?" Tanya Marvel dan di jawab anggukan oleh Laura. "Makanya aku anterin"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments