Episode 16

Laura membawa sepiring capcay kemeja makan, tak sedikitpun ia menawari sang suami, dirinya makan dengan lahap. Walau sesekali Marvel mencuri pandang kearahnya.

"Kemana kau semalam ?" Tanya Marvel membuat Laura menoleh.

"Bukankah menurut peraturan yang kau tulis bahwa jangan mencampuri urusan masing-masing" jawab Laura membuat Marvel langsung kalah telak.

"Aku hanya bertanya saja, ya terserah kau mau kemana aku tidak peduli" balas Marvel lagi. Kemudian berdiri dari duduknya untuk segera pergi.

Laura tak bertanya hendak kemana sang suami pergi, tidak mungkin kalau kekantor karena ini hari minggu pastinya libur, berbeda dengan dirinya yang harus siap bekerja setiap hari.

"Paling mau menemui wanita itu" tebak Laura.

Setelah sarapan Laura kembali kekamarnya, ia akan menghabiskan pagi ini dengan beristirahat sebelum kembali bekerja dan menghabiskan banyak tenaga.

\=\=\=\=\=\=\=\=

"Sial, kenapa aku terlalu penasaran dengan laki-laki yang bersama Luara semalam" desah Marvel saat menyadari kebobodahannya.

"Jelas Laurw tidak akan memberi tahu siapa laki-laki itu, karena kan aku sendiri yang membuat persaturan tersebut"

Mobil yang ia kendarai berhenti tepat di depan Apartemen. Ia ingin menemui Rino hanya untuk menemaninya mengobrol.

Marvel menekan bel berulang, hingga tak berapa lama pintu apartemen terbuka. Rino terkejut melihat kedatangan Marvel yang menurutnya masih terlalu pagi.

"Ngapain kau datang kesini ?" Tanya Rino namun tak di gubris oleh Marvel karena laki-laki itu langsung masuk ke apartemen.

"Hei, aku belum memberikan izin padamu, kenapa kau sudah masuk" teriak Rino kesal.

"Aku sedang butuh teman" balas Marvel.

Namun saat di ruang tamu langka kaki Marvel langsung terhenti karena melihat seorag wanita yang hanya mengenakan kimono berjalan keluar dari kamar Rino.

"Ciih. Ternyata begini kerjaanmu" cibir Marvel.

"Diamlah, jangan banyak bicara" balas Rino.

Marvel duduk di sofa dan langsung menyalahkan telvisi, dan disana sedang menayangkan sebuah berita yang menurutnya sangat membosankan. Lantas Marvel langsung mematikan televisi lalu mengeluarkan ponselnya.

Sudah lama Marvel tak berkelana kedunia media sosial, ia lantas membuka salah satu akun media sosialnya. Ada banyak pesan masuk dan permintaan pertemanan. Namun Marvel tak membuka sedikitpun karena baginya itu tidak penting.

Namun jarinya langsung terhenti sesaat setelah melihat sebuah foto yang cukup membuat matanya tak berkedip. Foto Laura yang sedang memakai seragam kedokteran tampak begitu cantik apalagi dengan senyum menawannya.

Telunjuk Marvel langsung mengklik akun tersebut demi melihat lebih detail semuanya.

"Cie yang kepoin akun sang istri" ucap Rino tiba-tiba.

"Mana ada, jangan sok tau deh"

"Udahlah akui aja sih"

Marvel langsung mematikan ponselnya kemudian meletakkan diatas meja.

"Mana wanita tadi ?" Tanya Marvel.

"Masih di kamar" jawab Rino.

"Belum kau suruh pulang ?"

"Nanti saja dia pulang, karena gue belum puas"

Marvel kembali mencibir, Rino tentu saja berbeda dengannya. Jika dirinya pantang memakai wanita untuk kedua kalinya sementara Rino bisa memakai wanita dengan puas jika Rino merasa puas dengan permainan wanita itu.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Mana Marvel nak ?" Tanya Eliza, saat ini ia dan sang suami sedang berkunjung kerumah Marvel dan juga Laura.

"Gak tau ma, tadi dia pergi"

"Lah memang gak kamu tanyain kemana dia pergi"

Laura menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Memang hubungannya dengan sang suami tak seperti yang lain. Bahkan Marvel saja sudah memberikan surat perjanjian untuknya.

"Pa, coba hubungi Marvel. Bagaimana bisa dia jalan-jalan sementara istrinya sendirian di rumah" ucap Eliza kesal.

Regan langsung menghubungi nomor Marvel setelah mendapat perintah dari istrinya. Namun tiga kali ia menelpon nomor Marvel belum juga ada jawaban.

"Kemana anak ini" gumam Regan karena panggilannya tak kunjung ada jawaban.

"Awas saja kalau dia kembali melakukan hal terlarang itu"

Entah beberapa kali Regan menghubungi nomor putranya namun sampai sekarang tak ada jawaban

"Bagaimana pa ?" Tanya Eliza.

"Gak di angkat ma"

"Biarkan saja Ma, Pa !! Mungkin Marvel ada kerjaan" sahut Laura kemudian.

"Jangan di diamkan terus nak, Marvel harus menjadi suami yang bertanggung jawab" ujar Eliza dengan lembut.

"Biar papa yang cari" Regan berdiri dari duduknya hendak mencari Marvel, namun semua itu langsung di cegah oleh Laura. Ia takut nanti Marvel akan marah jika apa yang sedang di kerjakan di ganggu oleh sang Papa.

"Aku yakin kok pa, kalau Marvel sedang ada pekerjaan" Laura berusaha meyakinkan mertuanya itu.

"Harusnya Marvel bersyuskur punya istri yang baik seperti kamu" puji Eliza seraya mengelus rambut panjang Laura.

Tak berapa lama seseorang yang sedang mereka tunggu datang jugq, Marvel terkejut melihat kedatangan kedua orang tuanya yang dadakan tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.

"Mama sama Papa kapan datangnya ?" Tanya Marvel basa basi.

"Sejak tadi, kamu sendiri dari mana"

"Ada kerjaan sedikit ma. Terus kalian ngapain kesini"

Mendengar hal itu Regan langsung mengetok kening Marvel menggunakan jari telunjuknya. Membuat laki-laki itu mengadu kesakitan.

"Papa apa-apaan sih, main ketok aja" gerutu Marvel kesal.

"Heh nyadar gak kalau pertanyaan mu itu tidak pantas untuk di tanyakan. Bisa-bisanya kamu bertanya untuk apa Papa dan Mama kesini" balas Regan.

"Lah kan pertanyaan aku gak salah kan Pa"

"Memang gak salah, tapi gak pantas bo*doh"

Marvel langsung terdiam, ia lantas mendekati sang istri yang sejak tadi tak menatapnya sama sekali. Laura begitu acuh padanya seolah kalau Marvel tidak ada di dekatnya.

"Kamu berangkat kerja jam berapa sayang ?" Tanya Marvel pada sang istri.

Laura langsung menoleh, telinganya merasa geli mendengar kata sayang yang barusan Marvel ucapkan. Laura merasa kata itu begitu menjijikan baginya.

"Jawab kalau aku bertanya. Kau mau kedua orang tuaku tau kalau hubungan kita tak sejalan" bisik Marvel.

"Lah memang begitu kenyataannya" rasanya ingin sekali Laura menjawab hal itu, namun Laura tak ingin adanya keributan.

"Sebentar lagi"

"Aku antar ya"

"Hemmmmm"

Eliza tersenyum melihat keromantisan anak dan menantunya itu. Ia berharap rumah tangga Marvel dan Laura bisa selalu rukun sampai tua. Entah kenapa sejak pertama bertemu Laura. Eliza sudah begitu menyayangi wanita itu.

Eliza tau semuanya bagaimana kehidupan yang Laura jalani, sering disiksa oleh Ayah, ibu tiri dan saudara tirinya. Membuat Eliza merasa iba dan berjanji akan menyayangi Laura seperti anaknya sendiri.

"Melihat kalian yang romantis seperti ini, kenapa mama ingat dengan masa muda kita ya pa" ucap Sisil seraya melirik kearah sang suami.

"Papa bisa lebih romatis dari Marvel" balas Regan.

Setelah cukup lama berada disana, Eliza dan juga Regan pamit pulang. Laura mengantar kan mertuanya itu keteras rumah dan menunggu sampai mobil yabg di bawah oleh Regan hilang dari pandangannya.

"Kau gak cerita apa-apa kan sama mama dan papaku ?" Tanya Marvel

"Tidak" jawab Laura singkat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!