Episode 07

"Sekarang hapus air matamu, aku mau memeriksa pasien semalam yang kita operasi" ucap Laura

Raisa menghapus air matanya menggunakan punggung tangan "aku ikut"

"Kamu gak pulang dulu ?"

"Nanti saja, aku mau melihat cowok tampan itu"

Laura mencibir kearah Raisa "jangan kegatelan Sa, jangan rendahkan dirimu di hadapan laki-laki"

"Iya-iya" balas Raisa kemudian menarik lengan Laura menuju sebuah ruangan dimana pasien semalam berada disana.

Ceklek...

Laura membuka pintu ruangan tersebut, matanya langsung membulat saat melihat adegan tak senonoh yang di lakukan seorang pria dan wanita. Laura menggelengkan kepalanya sementara Raisa langsung menutup mata.

"Ehemmmm" Laura berdehem sehingga kedua orang itu melepaskan pagutannya.

Wanita yang sedang berciuman tadi menatap kearah Laura dengan tatapan nyalang, seolah Laura sudah mengganggu kegiatan keduanya, sementara sang laki-laki terlihat biasa saja seolah tak terjadi apa-apa diruangan ini.

"Permisi, saya mau memeriksa pasien dulu" ucap Laura berjalan mendekat.

Wanita itu tak bergeming, membuat Laurq sedikit kesal.

"Aduh mbak, tolong geser dikit dong ini dokternya mau memeriksa suami mbak" ucap Raisa jengkel, rasa tertariknya pada laki-laki tampan itu seketika lenyap saat melihat adegan dewasa barusan.

"Heh, kami belum menikah" balas laki-laki itu.

"Oh, masih pacaran ternyata" Raisa menatap sinis kearah laki-laki itu.

"Iya, perkenalkan aku Erwin" laki-laki mengulurkan tangannya, namun tak di balas oleh Raisa sehingga Erwin kembali menarik tangannya dengan senyum masam.

"Maaf ya tuan saya periksa dulu" sahut Laura.

"Hemmmm" Erwin kembali merebahkan tubuhnya, membiarkan Laura memeriksa dirinya karena habis operasi semalam.

"Apa yang anda rasakan sekarang tuan Erwin ?" Tanya Laura.

"Saya baik-baik saja, hanya sedikit sakit di kepala dan tubuh" balas Erwin

"Perbanyak istirahat, dan jangan banyak gerak dulu"

Erwin mengangguk, matanya menatap kearah Laura dengan seksama.

"Kamu cantik sekali" ucap Erwin memuji.

Laura tak menanggapi, ia terus saja menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh Erwin lakukan selama habis operasi seperti ini.

Setelah selesai memeriksa keadaan Erwin. Laura dan Raisa keluar dari ruangan itu.

"Gila bener cowok itu, padahal habis operasi tapi masih bisa ciuman"

Laura tertawa sumbang "sudah jangan di pikirkan lagi, aku mau lanjut memeriksa pasien yang lain"

"Ok deh, aku mau pulang dulu kalau gitu"

"Hati-hati, masalah uang semalam nanti siang aku transfer"

"Sekali lagi makasih ya Ra"

"Sama-sama"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Marvel baru mendapatkan kabar kalau Erwin masuk rumah sakit, ia baru saja tiba di kantor akan tetapi kembali pergi demi melihat keadaan sahabatnya itu.

Setiba di rumah sakit, Marvel langsung menuju ruangan Erwin. Ia begitu terkejut saat melihat wanita yang bersama Erwin saat itu.

"Hai Vin" sapa Viona, wanita yang pernah tidur satu malam dengan Marvel.

Namun Marvel tak menjawab, ia justru langsung mendekati ranjang Erwin.

"Bagaimana keadaan mu" tanya Marvel

"Sudah lebih baik, hanya bagian kepala saja yang masih sakit sedikit"

"Memangnya apa yang terjadi semalam ? Kenapa bisa kamu di operasi seperti ini"

"Hanya kecelakaan kecil Vel, kamu jangan terlalu khawatir aku baik-baik saja, bahkan aku masih kuat jika di suruh menendangmu" jawab Erwin di iringi dengan tawa menggelegar.

Marvel mencibir, dan tak berapa lama Viona kembali menggoda Marvel, ia memeluk tubuh Marvel dari belakang.

"Apa yang kau lakukan" bentak Marvel tak terima "lepaskan tanganmu !" Sambungnya lagi.

"Aku merindukan mu Marvel"

"Ciih..." Marvel justru berdecih.

"Viona kamu pergi saja dari sini, aku ada hal penting yang ingin di katakan pada Marvel. Nanti aku akan menghubungimu jika aku sedang butuh" sahut Erwin kemudian.

Viona menghentakkan kakinya kesal, lalu berjalan kearah pintu kemudian keluar dari ruangan Erwin.

"Dia kenapa bisa ada disini sih ?" Tanya Marvel pada Erwin.

"Aku tidak tahu, tadi saat aku sedang tidur dia langsung menciumku" jawab Erwin

"Dan kau justru membalas ciumannya ?"

"Tidak mungkin aku melewatkan semua itu Vel"

"Tapi dia bekasku, apa kau mau"

Erwin tak menjawab, ia justru terkekeh dengan pelan.

Setelah satu jam berada di ruangan Erwin, bercanda dan melakukan banyak hal. Akhirnya Marvel pamit pulang. Ia harus kembali keperusahaan karena masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.

"Aku pergi dulu, ada banyak pekerjaan yang harus aku lakukan" ucap Marvel

"Ok, terima kasih telah datang"

Marvel mengangguk kemudian menepuk pundak Erwin dengan pelan "cepat sembuh" ucapnya lalu beranjak pergi.

Saat melewati ruang IGD tak sengaja ia melihat Laura yang sedang memeriksa pasien yang penuh dengan darah. Sejenak Marvel menghentikan langkahnya, matanya terus memperhatikan Laura yang terlihat sangat cekatan.

"Dia seksi juga ternyata" gumam Marvel.

"Haiiissss... Pikiran macam apa itu ? Ingat Marvel wanita itu hanya menginginkan uang mu"

Marvel berlalu dari sana, dan langsung menuju mobil. Ia menjalankan mobilnya menuju perusahaan.

Sepanjang perjalanan entah kenapa ingatan Marvel terus tertuju pada sosok Laura. Baginya tadi Laura begitu cantik saat mengobati pasien.

"Sialan...." Kembali Marvel mengumpat kesal, karena pikirannya terus tertuju pada sosok Laura.

Setiba di perusahaan, Marvel kembali di sibukan dengan pekerjaannya, menghadiri meeting-meeting penting yang cukup menguras tenaga, tapi Marvel tak pernah mengeluh ia terus semangat demi membuat perusahaannya maju dan tak terkalahkan oleh perusahaa lain.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Tepat pukul lima sore saat Marvel hendak bersiap pulang, ponsel mewahnya berbunyi. Marvel langsung menjawab panggilan dari sang Mama dengan cepat.

"Iya ma" ucap Marvel setelah panggilan tersambung.

"Kamu pulang jam berapa nak ?"

"Ini udah mau pulang Ma, memangnya kenapa ?"

"Cepatlah kalau begitu, soalnya malam ini kita di undang makan malam di rumah calon istri kamu sekaligus menentukan tanggal pernikahan kalian"

"What ? Secepat itu ma ?"

"Iya, lebih cepat lebih baik sayang"

Tuuuuuttt

Panggilan langsung terputus secara sepihak, Marvel mengusap wajahnya dengan kasar saat mendengar kalau pernikahan yang tidak ia inginkan akan segera terjadi.

"Pokoknya nanti aku harus membuktikan pada mama dan papa kalau wanita yang mereka anggap baik itu, ternyata hanya menginginkan uang ku saja" gumam Marvel dengan rahang mengeras.

Ia masih berpikir kalau Laura hanya ingin uang dan harta nya saja, Marvel menganggap kalau Laura sama saja dengan wanita di luar sana yang sering Laura temui.

Mau tak mau Marvel langsung pulang, padahal niatnya setelah pulang ia ingin tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Setiba di rumah Marvel melihat sang Mama sedang subuk menyiapkan sesuatu, yang menurut Marvel adalah sebuah hantaran.

"Untuk apa itu Ma ?"

"Ya untuk lamaran nanti malam lah, kok pakai tanya sih" jawab Eliza gemas.

"Apa tidak ada cara lain selain menikah Ma ?" Marvel menarik kursi meja makan lalu mendudukan diri disana.

"Tidak ada sayang, percaya deh sama Mama kalau kalian itu sangat cocok"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!