Episode 13

Laura memasuki kamarnya dengan perasaan was-was. Mungkinkah malam ini suaminya akan meminta hak nya. Sebagai seorang wanita dewasa Laura tentu saja paham apa yang akan di lakukan pengantin baru dimalam pertama.

Dengan perlahan Laura memasuki kamarnya, disana ia melihat sang suami sedang duduk selonjoran diatas ranjang sembari memainkan ponsel.

"Kenapa baru kesini ?" Tanya Marvel tanpa sedikitpun menoleh kearah Laura.

"Tadi ngobrol sebentar sama bibi" jawab Laura jujur.

Marvel kembali diam, ia terus menatap fokus kearah ponselnya. Sesekali laki-laki itu tersenyum membuat Laura sedikit penasaran namun enggan untuk bertanya.

"Apa ada kasur lain di sini" tanya Marvel

"Untuk apa ?"

"Untuk ku tidurlah"

"Kamu tidur di sana saja, biar saya yang tidur di bawah" balas Laura

Kali ini Marvel mengangkat kepalanya, ia menatap kearah Laura dengan seksama.

"Ini kamarmu jadi kamu tidur di sini dan aku tidur dibawah" ucap Marvel

"Tapi...."

"Tidak ada tapi-tapian"

Malam pertama sebagai pengantin baru bukan hal yang menyenangkan untuk Marvel dan Laura, mereka harus berdebat masalah tempat tidur, hingga akhirnya Laura mengala dan memilih tidur di atas sementara Marvel tidur dibawa beralaskan matras tipis.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi-pagi sekali Laura sudah bangun dari tidurnya, ia menatap kearah sang suami yang masih terlelap. Seandainya saja dari awal bertemu Marvel bersikap baik padanya mungkin saja Laura bisa jatuh cinta. Namun nyatanya dari awal bertemu sikap Marvel selalu menunjukan ketidak sukaannya terhadap Laura, belum lagi hinaan dan tuduhan yang Marvel lontarkan.

Puas menatap wajah Marvel. Akhirnya Laura beranjak dan menuju kamar mandi, ia membersihkan tubuhnya menggunakan air dingin. Mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi Laura selalu mandi air dingin di pagi hari menurutnya lebih menyegarkan.

Sebelum keluar dari kamar mandi, Laura menyiapkan air hangat untuk sang suami. Walau keduanya tak saling cinta tapi Laura paham akan kewajibannya sebagai seorang istri.

Melayani suami bukan hanya di atas ranjang bukan ?. Menyiapkan pakaian dan juga makanan sehat juga termasuk melayani sang suami.

"Kemana kau hari ini ?" Tanya Marvel sesaat setelah Laura keluar dari kamar mandi.

"Aku akan bekerja" jawab Laura.

"Besok saja kau bekerja, karena hari ini kita harus pindahan"

"Tapi jadwal liburku sudah habis, dan lagian ada banyak pasien yang harus aku tangani hari ini"

"Kalau kataku besok ya besok, susa amat di suruh nurut" sindir Marvel lantas memasuki kamar mandi.

Laura menarik napas panjang, kemudian menatap dirinya di cermin. Sedikit mengoles make up tipis kewajahnya agar terlihat sangat segar. Setelah itu Laura keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan untuk Marvel.

Namun saat menuruni anak tangga langkah Laura di hadang oleh Lala dan ibunya, membuat Laura heran ada apa dengan ibu dan saudara tirinya itu.

"Kali ini apa yang kalian inginkan dariku" tanya Laura

"Mana tanganmu" ucap Lala.

"Untuk apa ?" Laura semakin kebingungan.

"Cepetan mana" Lala langsung menarik tangan kanan Laura, lalu segera mencopot cincin yang melingkar di jari manis Laura. Sontak saja perlakuan Lala membuat Laura kaget.

"Kembalikan cincin ku !!" Teriak Laura berusaha merebut kembali apa yang menjadi haknya.

"Tidak mu, mulai sekarang ini menjadi milikku"

"Tapi itu cincin pernikahanku kak, tolong kembalikan !!"

"Kamukan udah nikah sama orang kaya, tinggal minta lagi lah kok susah amat"

Laura masih berusaha merebut kembali cincin yang sudah di tangan Lala. Selama ini ia sudah banyak mengala bahkan setiap Eliza membelikan barang-barang mewah untuknya selalu di kuasai oleh Lala. Tapi sekarang Laura tak bisa mengalah lagi.

"Kembalikan kak Lala" pinta Laura dengan nada membentak.

"Lo berani bentak gue hah" balas Lala "lo mau ini. Ya udah nih ambil" Lala sengaja meninggikan tangannya supaya Laura tak bisa menjangkaunya.

Namun hal tak terduga seseorang langsung merebut cincin itu dari tangan Lala.

"Kembali----" ucapan Lala menggantung di udara saat mengetahui kalau yang merebut cincin tersebut adalah Marvel.

Seketika tubuh Lala dan Lily menegang, di iringi dengan rasa takut yang menggebu. Keduanya saling senggol karena bingung harus bagaimana.

"Atas dasar apa kalian ingin mengambil cincin ini dari istriku" ucap Marvel

"Maafkan anak saya mantu, sebenarnya Lala bukan bermaksud mengambilnya mereka hanya main-main kok, Lala hanya ingin mencoba" balas Lily berusaha meyakinkan Marvel.

"Tidak usah di coba, karena cincin ini gak bakalan cocok di tangan nya" kalimat pedas dan juga menusuk itu di lontarkan oleh Marvel

"Maaf ya adik ipar, saya hanya mencobanya saja soalnya saya mau beli juga" sahut Lala dengan pede nya.

"Cincin ini saya desain dengan sendiri, jadi tidak akan ada yang sama. Hanya ada satu di dunia ini dan hanya untuk istriku Laura" balas Marvel.

Usai mengatakan itu Marvel langsung merangkul pundak istrinya, lalu mengajak Laura turun kebawa. Sementara Lala dan ibunya hanya bisa terdiam.

"Gagal bu" ucap Lala.

"Ya mau gimana lagi kalau ketahuan suaminya, mau kamu di laporkan ke polisi atas tuduhan mencuri"

"Enggaklah bu"

Sementara itu setelah tiba di meja makan Marvel langsung melepaskan pundak Laura.

"Orang-orang seperti itu harusnya kamu lawan, bukan hanya didiamkan begitu" kata Marvel.

"Aku cuman tidak ingin ada keributan" balas Laura.

"Ciihhh. Pantas saja jika kau selalu di injak-injak sama mereka" Marvel menoleh kearah tangga dan melihat Lily dan Lala sedang turun.

Tidak berapa lama Arhan ikut bergabung. Laki-laki itu heran saat melihat wajah tegang dari istri dan anak tirinya itu.

"Harusnya kau bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk" ucap Marvel tiba-tiba.

Arhan menatap kearah Marvel, ia bingung dengan ucapan menantunya itu.

"Apa maksudnya mantu ?" Tanya Arhan.

"Tidak ada, lupakan saja." Balas Marvel

\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Usai sarapan Marvel dan Laura langsung berpamitan. Hari ini Laura akan tinggal bersama sang suami, dan tidak akan pulang lagi kerumah ayahnya. Sedikit rasa legah yang Laura rasakan. Setidaknya ia akan terhindar dari ucapan menyakitkan dari sang Ayah, juga perlakuan dari ibu dan saudara tirinya.

"Ayah jaga diri baik-baik disini, kabari Laura kalau ada sesuatu" pesan Laura dengan sangat tulus.

"Iya, kamu juga jaga diri baik-baik disana. Sering-seringlah pulang kesini" balas Arhan.

Laura menganggukan kepalanya, sebelum pergi ia mencium punggung tangan sang Ayah.

Sekarang Laura sudah berjalan kearah pintu, namun saat akan mencapai luar tiba-tiba Arhan memanggilnya.

"Laura..."

Entah kapan terakhir kalinya Arhan memanggil sang anak dengan begitu lembut, rasanya sudah lama sekali bahkan dirinya sudah lupa.

Laura menoleh lalu tersenyum, ia tak kembali melainkan terus melangkah keluar menuju mobil sang suami. Sementara Marvel sudah menunggu di mobil sejak tadi.

"Kenapa lama sekali ?" Tanya Marvel tak sabaran.

"Aku harus berpamitan dengan ayahku" jawab Laura

"Memangnya mau pergi jauh sampai harus pamitan segala, padahal masih satu kota" .

Laura tak menjawab, ia menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Setelah ini apa yang akan terjadi dengan kehidupannya, akankah lebih baik dari sebelumnya atau justru lebih buruk seperti yang dikatakan oleh Marvel.

"Kita akan pisah rumah, jadi kita tidak akan tinggal bersama dengan Papa dan Mama" ucap Marvel.

"Iya tidak apa-apa" balas Laura.

Mungkin disanalah kehidupan barunya akan dimulai. Laura hanya bisa berharap kalau Marvel tidak akan melakukan kekerasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!