Episode 17

Siang harinya Laura bersiap berangkat bekerja, jas kedokteran ia letakkan di lengan. Saat melewati ruang tamu langkahnya langsung terhenti saat sang suami memanggil.

"Ada apa ?" Tanya Laura tanpa menoleh sedikitpun.

"Aku akan mengantarmu berangkat bekerja" ucap Marvel kemudian.

"Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri"

"Jangan membantah ! Kau harus menurut apapun ucapanku"

Sontak saja ucapan Marvel membuat Laura menoleh. Wanita itu memberanikan diri menatap sang suami dengan tajam.

"Apa di surat perjanjian itu ada yang tertulis kalau aku harus menuruti apapun yang kau katakan ?" Tanya Laura masih dengan tatapan tajamnya "tidak kan" sambung Laura lagi.

Marvel langsung terdiam, ia tak menyangka kalau Laura akan berani menjawab ucapannya. Ia pikir Laura akan takut dengan dirinya.

"Permisi" ucap Laura dan langsung meninggalkan Marvel sendiri.

Marvel menatap kepergian Laura dengan tatapan kesal. Rasanya ia ingin menarik lengan wanita itu dan memaksanya untuk mau di antar berangkat bekerja.

"Sial... Berani sekali dia denganku" batin Marvel.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Laura melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sebuah lagu berbahasa inggris kesukaannya menjadi penyemangatnya. Ingatan Laura masih tertuju dengan Marvel yang ingin mengantarnya ke tempat bekerja.

"Ada apa dengannya, yang ingin mengantarku bekerja" gumam Laura heran.

Tidak berapa lama Laura tiba di rumah sakit, ia langsung memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Setelah itu ia turun dan memasuki rumah sakit.

"Selamat siang dok" sapa suster Ara seperti biasa.

"Siang".balas Laura dan langsung duduk di kursi seperti biasa "apa saja jadwal saya hari ini sus ?"

Suster Ara langsung memberikan jadwal Laura. Hanya ada satu operasi yang harus ia kerjakan dan itupun jam 04 sore nanti. Sembari menunggu Laura melanjutkan dengan memeriksa pasien yang kemaren ia operasi.

Bertanya dengan ramah dan sopan pada pasien yang ia temui, begitulah cara Laura memperlakukan pasien supaya merasa nyaman terhadap pelayanan yang ia berikan.

Setelah memeriksa pasien Laura kembali keruangannya, disana ada Ranti yang menunggu membuat Laura heran untuk apa sahabatnya itu menemuinya.

"Kok gak ngabarin dulu kalau mau kesini ?" Tanya Laura.

"Aku udah menelpon kamu Ra, tapi gak kamu jawab" jawab Ranti

"Iya kah ?" Laura langsung mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku jas kedokterannya. Ia melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari Ranti dan juga sebuah SMS yang mengatakan kalau Ranti akan berkunjung ke tempatnya bekerja.

"Ada apa kamu kesini Ran ?" Tanya Laura lagi.

"Enggak papa, aku kangen aja sama kamu"

"Haisstt.. kalau masalah itu kita bisa ketemuan di luar Ran. Sekarang kan aku harus kerja"

"Tenang aja Ra, aku gak bakalan ganggu kamu kok. Aku akan nungguin kamu kerja sampai selesai"

"Lah memangnya kamu gak kerja ?"

Ranti menggeleng "hari ini aku libur, besok aku kerja"

"Oh" Laura menganggukan kepalanya berulang. Kemudian kembali duduk di tempatnya.

"Semalam jadikan jalan-jalan sama Pak Arya ?" Tanya Ranti begitu penasaran.

"Jangan-jangan kamu kesini hanya ingin tahu tentang semalam ya ?"

Ranti terkekeh, ia memang begitu penasaran apakah sahabatnya itu benar-benar jalan sama Arya. Karena jujur Ranti begitu setuju kalau Laura bisa bersatu dengan Arya.

"Tau gak, kalau kalian itu cocok banget" ucap Ranti.

"Aku udah nikah Ran, tidak mungkin aku akan bersama dengan pak Arya"

"Suami macam itu untuk apa di pertahanin Ra, mending kamu sama Arya saja, baik dan perhatian lagi"

Laura langsung terdiam, andai saja Ranti tau ia juga tidak ingin terlibat dalam pernikahan ini. Apalagi ia dan Marvel saling membenci dan tidak ada cinta diantara mereka. Tapi Laura tak bisa menolak apalagi sang Ayah terus memaksanya.

"Udah ah jangan bahas itu dulu" ucap Laura karena ia sedang tak ingin membahas masalah pernikahannya.

"Ok" jawab Ranti.

"Bulan depan aku akan ke papua Ran"

"Ngapain ?"

"Di utus sama pihak rumah sakit kesana"

"Tapi bahaya lo Ra, kalau ada apa-apa sama kamu gimana ?"

"Insya Allah enggak Ran. Aku bisa jaga diri kok"

"Sama siapa kamu kesana ?"

"Pak Arya"

"What ?" Pekik Ranti membuat Laura terkejut "kalian gak berencana kawin lari kan Ra ?"

"Mana ada begitu pikiranmu terlalu negatif Ran. Aku sama dia kesana untuk bekerja"

"Wah bakalan berduaan terus dong"

"Ya enggaklah, disana kami akan sama-sama sibuk Ran. Apalagi aku banyak orang yang membutuhkan jasaku"

"Tapikan pasti ada waktu berduaan nya"

Laura menggelengkan kepalanya mendengar celotehan sahabatnya itu, ia sama sekali tak ada pemikiran untuk berduaan dengan Arya, niatnya kesana ingin membantu banyak orang yang memerlukan jasanya.

"Suami kamu ngizinin gak ?" Tanya Ranti terlihat serius.

"Hubungan ku sama dia tidak seperti yang lain. Dia mana peduli aku mau pergi kemana. Begitupun denganku yang tidak peduli dia mau ngapain" jawab Laura.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Jam sudah menunjukan pukul 08 malam, Marvel di memasuki rumahnya bersama seorang wanita yang baru saja ia bawa dari klub beberapa saat yang lalu.

Keduanya bercumbu di ruang tamu. Bibir keduanyan saling bertautan, suara decapan begitu terdengar membuat bibi Yun yang sedang di dapur mendengar suara itu. Ingin menegur tapi Bibi Yun tak punya keberanian lebih.

"Bagaimana kalau non Laura melihat semua itu, dia pasti bakalan sedih" gumam bibi Yun.

Bahkan bukan hanya decapan yang terdengar, suara ******* dari Marvel juga begitu jelas, membuat bibi Yun langsung menyudahi pekerjaannya dan langsung memasuki kamar.

Sementara itu Laura baru saja tiba di rumah, ia menatap mobil sang suami yang terparkir di garasi.

"Aku pikir dia tidak ada dirumah" pikir Laura kemudian memasuki rumah.

Namun apa yang Laura lihat begitu membuatnya hampir pingsan. Suaminya sedang bercumbu dengan wanita lain, bahkan mata Laura jelas melihat saat tangan Marvel mere*mas buah dada wanita itu.

"Kalau mau kek gini kekamar, jangan disini bagaimana kalau ada yang lihat" ucap Laura.

Sontak saja Marvel langsung melepaskan diri,ia terkejut saat melihat Laura sudah berdiri tak jauh darinya dengan tatapan yang tak bisa di tebak.

"Sejak kapan kau berada di sana" tanya Marvel.

Namun Laura tak menjawab, ia langsung berjalan meninggalkan Marvel dengan wanita yang baru itu.

"Siapa dia sayang"

"Art"

Masih begitu jelas telinga Laura mendengar jawaban sang suami, ia tersenyum palsu. Begitu lucukan kehidupannya sekarang.

Di dunia ini tidak ada yang menganggap keberadaannya, bahkan sang suami saja tak menganggap dirinya seorang istri, entah bagaimana kelanjutan pernikahan yang sedang terjadi ini.

"Art" gumam Laura seraya terkekeh "begitu renda nilaiku dimatamu Marvel"

Rasanya Laura ingin waktu cepat berlalu, dan ia akan segera bebas dari pernikahan ini. Tidak mengapa walau status janda akan ia sandang suatu hari nanti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!