Keesokan harinya...
Marvel meregangkan tubuhnya saat merasakan sinar matahari menyilaukan mata, ia menyipit karena rasa silau yang ia rasakan. Perlahan namun pasti mata Marvel mulai terbuka, ia mengamati setiap interior kamar dan tersadar kalau saat ini ia masih berada di dalam kamar hotel.
Marvel merasakan kalau tubuhnya belum mengenakan apapun, ia menoleh dan mendapati wanita yang ia ajak untuk bercinta semalam masih terlelap dalam tidurnya.
Ia melempar selimut lalu bergegas kekamar mandi, membersihkan diri supaya pikirannya lebih fress.
Usai mandi Marvel kembali kekamar, ia melihat wanita itu masih tidur terlelap, hingga tak berapa lama wanita itu membuka matanya, ia menatap kearah Marvel lalu tersenyum sangat manis.
"Kau sudah bangun sayang" tanya Shopi seraya bangun dari tidurnya lalu berjalan kearah Marvel.
"Hemmmm" jawab Marvel dingin.
"Kamu mau kemana ? Kok udah rapih ?" Shopi memainkan kancing kemeja yang di kenakan Marvel, namun dengan cepat Marvel menepis tangan Shopi.
"Jangan menyentuhku, kareena aku tidak akan menidurimu untuk yang kedua kalinya, pantang bagiku meniduri seorang wanita untuk kedua kalinya"
Shopi menjauh, ia kesal karena benar kata orang-orang kalau susah sekali menaklukan seorang Marvel.
"Sana pakai bajumu dan lekaslah pergi" ucap Marvel lagi kemudian menyerahkan beberapa lembar uang yang entah jumlahnya berapa pada Shopi "ini bayaranmu"
Shopi segera mengambil uang itu, lalu mengenakan pakaiannya, bahkan ia tak merasa malu sedikitpun saat berganti pakaian di hadapan Marvel..
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di kantor....
Setelah dari hotel ternyata Marvel langsung menuju kantornya tanpa pulang kerumah terlebih dahulu. Ia membaca sebuah berkas yang baru saja di serahkan oleh sekretarisnya.
Tak berapa lama Marvel melempar berkas tersebut, membuat Ratih sang sekretaris terkejut.
"Kau bisa kerja tidak ? Ini apa yang kau berikan padaku" bentak Marvel dengan suara menggema.
Ratih menunduk tak berani menatap wajah tuannya itu, tubuhnya bergetar hebat karena mendengar bentakan Marvel.
"Ampuni saya tuan, saya janji akan memperbaikinya" ucap Ratih terbata-bata.
"Bawa berkas itu menjauh dari hadapanku, dan perbaiki semuanya.. Kalau sampai masih seperti itu jangan harap kau masih bisa bekerja denganku"
"Baik tuan"
"Saya tunggu sampai jam makan siang"
Ratih menganggukan kepalanya, kemudian membawa berkas tersebut keluar dari ruangan Marvel. Ia bahkan menarik napas panjang karena sedari tadi menahan napas saking takutnya.
Didalam ruangan Marvel merutuki kebodohan pegawainya, ini masih sangat pagi untuknya marah-marah, namun kesalahan sekretarisnya itu tak bisa di toleransi apalagi Marvel paling tidak suka yang namanya kesalahan walau itu sekecil apapun.
Tok---tok--tok.
Baru saja Marvel hendak mendudukan diri di kursi kebesarannya, seseorang sudah mengetok pintu.
"Siapa lagi sih yang datang... Menganggu saja" gumamnya kemudian kembali berkata "masuk" perintahnya.
Tak berapa lama pintu terbuka dengan lebar. Marvel terkejut saat melihat Regan datang kekantor pagi-pagi sekali.
"Ada apa Pa ? Tumben pagi-pagi Papa udah kesini ?" Tanya Marvel
Regan belum menjawab ia langsung duduk di hadapan meja kerja Marvel "papa mau menanyakan keputusanmu, bukankah pagi ini kau harus memutuskan semuanya"
Sial....
Marvel mengumpat kesal dalam hati. Ia sama sekali tidak mengingat prihal keputusan yang harus ia katakan pagi ini. Dan sekarang sang Papa sudah menagih
"Pa aku tidak mau menikah, usia ku masih terlalu muda untuk hal itu. Aku ingin fokus keperusahaan dulu" ucap Marvel berharap Regan akan berubah pikiran.
"Pilihanmu ada dua menikah atau keluar dari perusahaan ini. Kalau kamu menolak untuk menikah itu berarti kamu harus keluar dari perusahaan ini" balas Regan dengan serius.
Marvel mengusap wajahnya dengan gusar, kenapa harus menikah adalah pilihannya, padahal ia paling membenci hal itu karena ia sudah mendapatkan kebahagiaan bersama dengan para wanita yang menawarkan dirinya secara suka rela pada Marvel.
"Baiklah aku mau Menikah, tapi bisakah aku bertemu dengan wanita pilihan papa dan mama"
Regan menyunggingkan senyumnya, ia sudah yakin Marvel tidak akan mau keluar dari perusahaan apalagi harus meninggalkan jabatannya sebagai seorang CEO.
Kemudian Marvel mengeluarkan sebuah foto di saku jasnya, lalu meletakkan di atas meja.
"Namanya Laura Valencia, dia seorang dokter spesialis bedah. Dia gadis yang cantik dan sopan" jelas Regan.
Marvel hanya menatap sekilas foto wanita cantik yang baru saja di serahkan sang Papa. Tak sedikitpun ia tertarik dengan wanita itu, karena baginya ia sudah terbiasa melihat wanita cantik bahkan melebihi foto wanita di hadapannya.
"Bisakah aku bertemu dengannya ?".Marvel kembali mengajukan pertanyaan.
"Tentu saja, Papa dan Mama yang akan mengatur pertemuan kita"
Setelah mengatakan hal itu Regan berdiri dari duduknya, ia menepuk pundak Marvel dengan pelan.
"Terima kasih karena sudah memenuhi keinginan Papa dan Mama"
Marvel menjawab dengan anggukan, ia menatap kepergian sang papa kemudian kembali menarik napas panjang.
Setelah kepergian Regan, Marvel menghubungi orang kepercayaannya. Ia ingin mengetahui seperti apa sosok wanita yang akan di jodohkan dengannya.
"Hallo, tumben kau menghubungi ku di jam segini ?" Ucap Rino setelah panggilan terhubung.
"Aku mau meminta bantuan padamu" balas Marvel
"Sudah ku duga, kau pasti ingin meminta bantuan jika sudah menelfon ku"
Marvel memiringkan sudut bibirnya, ternyata Rino bisa menebak apa yang ingin ia lakukan.
"Katakan apa yang bisa ku bantu" kembali suara Rino yang terdengar.
"Aku ingin kau menyelediki seorang wanita yang bernama lengkap Laura Valencia, nanti fotonya akan aku kirim juga"
"Wah-wah.. Ada apa gerangan kau sampai memintaku mencari info tentang seorang wanita ? Bukankah kau tak peduli hal ini"
"Aku akan di nikahkan dengannya, makanya aku ingin kau mencari informasi seperti apa wanita itu"
"What ? Kau mau menikah ? Apa aku tidak salah dengar ?"
"Aku di jodohkan bodoh, kalau bukan karena terpaksa mana mau aku menikah apalagi dengan wanita yang tidak aku kenal"
Dapat Marvel tebak kalau di seberang sana Rino sedang menahan tawanya karena mendengar kalau dirinya akan menikah. Tapi itu tak Marvel hiraukan karena yang terpenting ia bisa mendapatkan informasi tentang seseorang yang akan menyandang status sebagai istrinya nanti.
"Ok, aku akan mencari tau siapa wanita itu, aku juga tidak akan membiarkan kau menikah dengan asal wanita, bisa saja kan dia seorang pelacur juga"
"Terima kasih, bayarannya akan segera aku transfer"
"Sip, aku janji akan segera mendapatkan informasi semuanya"
Tak berapa lama panggilan terputus, Marvel menyandarkan punggungnya. Kedua tangannya ia lipat di depan dada. Mendadak kepalanya menjadi pusing karena masalah ini.
"Kenapa di dunia ini harus ada yang namanya pernikahan ?".gumamnya kemudian.
Sampai saat ini ia masih menanyakan pada dirinya sendiri apa tujuan seseorang untuk menikah.. Kalau hanya ingin mengejar karena menginginkan anak ia bisa mengadopsi di panti asuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ama
tukang celap celup tapi GK mau nikah🤣
2023-09-25
1
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-09-03
1
susi 2020
😍😍
2023-09-03
0