Episode 02

Sibuk setiap hari adalah jadwal seorang wanita cantik yang bernama lengkap Laura Valencia. Sebagai seorang dokter ia bahkan melupakan makan siangnya, harinya penuh sesak karena pekerjaan.

Setelah melakukan operasi terakhir rasanya tenaga Laura terkuras habis, yang ia inginkan adalah tidur di dalam kamar tanpa di ganggu siapapun. Ia mulai mengemasi barang-barangnya untuk segera pulang.

"Udah mau pulang dok ?" Tanya Suster Ara dengan ramah.

"Iya, saya duluan" balas Laura dengan senyuman.

Laura berjalan keluar dari rumah sakit, menuju mobilnya yang terparkir tak terlalu jauh. Ia membuka pintu mobil lalu segera menyambar sebungkus roti untuk makan siang sekaligus makan malamnya. Ia mengunyah roti tersebut sembari duduk di kursi kemudi.

Rencannya setelah tiba di rumah ia akan segera tidur untuk mengembalikan tenaga yang terkuras habis. Setelah menghabiskan roti tersebut Laura mulai menjalankan mobilnya.

Menjadi seorang dokter adalah impian Luara dari kecil, ia bersumpah tepat di hari kepergian sang ibu kalau ingin menjadi dokter, dan Laura bahagia karena bisa mewujudkan mimpinya.

Setiba di rumah Laura langsung memarkirkan mobilnya di garasi, Ia mengernyit heran saat melihat sebuah mobil berwarna hitam berada disana.

"Mungkin Ayahku sedang ada tamu" gumam Laura kemudian memasuki rumah yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.

Laura berjalan menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti saat seorang Art mendekatinya.

"Ada apa bi ?" Tanya Laura pada Bibi Nur.

"Tuan besar menyuruh non pergi ke ruangannya" jawab bibi Nur.

"Memangnya ada apa bi ? Aku sangat lelah hari ini"

"Tidak tahu non, bibi hanya menjalankan tugas"

"Huuuuu" Laura menarik napas panjang, apa lagi yang akan di lakukan Ayahnya, semenjak sang Ayah menikah lagi ia sudah tak merasakan kasih sayang seorang Ayah lagi.

"Baiklah bi aku akan segera kesana" Luara akhirnya pasra, mungkin ia akan kembali di omeli karena sesuatu yang tidak jelas.

Laura berjalan menuju sebuah ruangan, ia mengetok pintu 3 kali.

"Masuk..."

Sebuah perintah yang mengharuskan Laura membuka pintu ruangan tersebut. Ternyata sang Ayah tidak sendiri dia sedang ada tamu dan mungkin saja yang memiliki sebuah mobil mewah di depan tadi.

"Ada apa Yah ??" Tanya Laura.

"Duduklah dulu ! Ayah mau bicara hal penting" perintah Arhan.

Laura menurut ia duduk di sebuah kursi yang sedari tadi kosong. Matanya melirik seorang wanita paruh baya yang sedari tadi menatapnya dengan senyuman.

"Laura perkenalkan ini adalah tuan Regan dan Nyonya Eliza" Arhan memperkenalkan dua orang yang sedari tadi membuat Laura bertanya-tanya.

Laura tersenyum, ia menganggukan kepalanya dengan sopan.

"Kau cantik sekali" puji Eliza

"Terima kasih tante" balas Laura.

"Senang bertemu denganmu"

"Maaf ini ada pertemuan apa ya ?" Laura kembali bertanya.

"Dasar anak tak berguna, kenapa kau selalu menanyakan hal itu" gumam Arhan namun masih bisa di dengar oleh Laura.

Laura hanya bisa terdiam ia sudah terbiasa mendengar ucapan menyakitkan dari sang Ayah. Mungkin saja Arhan sudah tak menginginkan dirinya lagi di rumah ini.

"Jangan bicara seperti itu Tuan Arhan, kau tau putrimu ini sangat cantik" balas Papa Ergan yang ternyata mendengar juga apa yang di katakan oleh Ayah Arhan.

"Laura, kau tahu kan kalau perusahaan Ayah di ambang kebangkrutan" Ucap Ayah Arhan dan di angguki oleh Laura. Memang benar perusahaan sang Ayah sedang tak baik-baik saja tapi apa hubungannya dengannya, kenapa Arhan ingin membahas ini dengannnya, bukankah selama ini saat Laura bertanya Arhan akan selalu membentak.

"Dan tuan Regan ingin menyelamatkan perusahaan Ayah, akan tetapi ada syaratnya" Arhan kembali berucap membuat Laura semakin kebingungan.

"Syaratnya adalah kamu harus menikah dengan anaknya"

Apa-apaan ini ?

Laura begitu terkejut mendengarnya, itu artinya sang Ayah ingin menjualnya hanya untuk menyelamatkan perusahaan.

"Iya nak, menikahlah dengan putra kami. Dan kami akan menyelamatkan perusahaan Ayahmu" sahut Regan kemudian.

"Kenapa harus aku Yah, kenapa bukan kak Lala saja dia kan sudah cukup umurnya untuk menikah" balas Laura.

"Lala bukan anak kandung Ayah. Jadi tidak bisa"

Laura melirik kearah sang Kakak, terdapat amarah disana yang dapat Laura lihat. Mungkin saja sang Kakak tidak terima mendengar ucapan Arhan.

"Maaf aku tidak bisa, apalagi menikah dengan orang yang tidak aku kenal" Laura berdiri dari duduknya hendak melangkah keluar. Namun suara Arhan membuat Laura berhenti.

"Kalau kamu tidak mau maka jangan memanggilku dengan sebutan Ayah lagi" bentak Arhan.

Laura terhenyak, matanya mulai berkaca-kaca mendengar ucapan sang Ayah. Itu sangat melukai hatinya.

"Tapi Ayah...."

"Tidak ada tapi-tapian, kamu harus menurut sama Ayah kalau kamu memang menyayangi Ayah"

Laura kembali mendekat, ia bersimpuh dihadapan Regan dan Eliza berharap kedua orang itu berubah pikiran untuk menikahkan anaknya dengannya.

"Saya mohon om, tante izinkan kakak saya saja yang menikah dengan putra anda" ucap Laura kemudian.

Eliza mengelus kepala Laura dengan lembut "maaf sayang kami tidak bisa, kalau perusahaan Ayahmu ingin di bantu maka kamu yang harus menikah dengan anak kami"

"Apa tidak ada pilihan lain ?"

Serempak Regan dan Eliza menggeleng, membuat Laura menarik napas panjang. Ia belum menginginkan menikah, ia masih ingin mengejar karir untuk menjadi wanita sukses.

Tapi dirinya tak mungkin membuat perusahaan sang Ayah bangkrut, Laura ingat betul bagaimana sang Ayah membangun perusahaan itu dengan susah payah.

"Kami akan memberikan kamu waktu sampai besok pagi" Regan menatap kearah Laura.

"Tidak bisakah sampai minggu depan ?" Laura meminta penawaran

"Lebih cepat kamu memberi jawaban maka lebih cepat juga kami akan membantu perusahaan Ayahmu"

Laura bergeser dari duduknya saat melihat Regan dan Eliza berdiri. Mungkin saja kedua orang itu akan pulang.

"Tuan Arhan kami mau pulang dulu, saya tunggu kabar baiknya besok pagi" ucap Regan.

"Baik tuan Regan, anda jangan khawatir putri saya pasti mau menikah dengan putra anda".balas Arhan kemudian.

"Itu yang saya inginkan"

Laura menatap kepergian Regan dan Eliza, laki-laki macam apa yang akan di nikahkan dengannya, dan kenapa harus di jodohkan seperti ini, apa laki-laki itu tidak bisa mencari seorang istri.

Ah entahlah, Laura tak mau menebak terlalu lebih, ia cukup berdoa semoga ada jalan supaya perusahaan sang Ayah bisa di selematkan tanpa harus dirinya menikah.

"Pikirkan semua ini Laura" Lily ibu tirinya Laura berkata. "Apa kamu tega membiarkan ayahmu jatuh miskin"

Laura hanya melirik sinis, ia tahu betul bagaimana sifat ibu tirinya itu, Lily hanya ingin harta Arhan saja

"Pokoknya besok pagi Ayah sudah mendapatkan jawaban ! Dan ingat kamu harus memberi jawaban yang baik itung-itung sebagai balas budimu karena Ayah sudah menyekolahkan kamu hingga menjadi seorang dokter" sahut Arhan.

"Itukan memang sudah menjadi tugas Ayah untuk menyekolahkan aku"

"Jangan membantah terus Laura, atau kamu mau Ayah tampar lagi"

Laura menggeleng dengan cepat, ia tidak ingin menerima pukulan Arhan lagi. Sudah cukup ia selama ini menerima semua itu.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-09-03

1

susi 2020

susi 2020

🙄🙄🙄

2023-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!