Episode 10

Saat di perjalanan menuju butik, tiba-tiba Eliza memberikan sebuah kartu pada Laura membuat Laura kebingungan, untuk apa calon ibu mertuanya itu memberinya kartu.

"Ambil ini nak ! gunakan untuk membeli apa saja yang kamu mau" ujar Eliza dengan senyum tulusnya.

"Tidak usah ma, aku ada kok uang buat belanja."

Namun Eliza tak menggubris ucapan Laura, ia lantas meletakkan kartu itu keatas telapak tangan Laura.

"Jangan Ma ! Laura rasa belum pantas menerima kartu ini." kembali Laura menolak, ia tidak ingin di cap mata duitan oleh Marvel. Bahkan tuduhan Marvel semalam masih membekas di hatinya sehingga saat mengingat itu dada Laura terasa sesak.

"Tolong jangan menolak nak ! walaupun kamu mengambil ini Marvel tidak akan jatuh miskin" canda Eliza di iringi dengan tawa.

Laura ikut tersenyum, ia bingung harus bagaimana. Jika ia menerima kartu itu Laura takut Marvel akan semakin menjadi menghina dirinya, namun kalau menolak ia takut Eliza akan tersinggung.

"Jangan pikirkan apapun, simpan kartu ini dan nikmati isinya nanti"

"Baik Ma, terima kasih sebelumnya" akhirnya mau tak mau Laura menerima kartu itu, ia berjanji akan mengembalikannya pada Marvel supaya laki-laki itu tak salah paham.

Setiba di butik langganan Eliza. Mereka berdua langsung masuk. Seorang wanita yang sebaya dengan Eliza menyambut keduanya dengan ramah.

"Apa yang bisa aku bantu jeng ?"ucap wanita tersebut

"Tolong carikan gaun yang paling bagus untuk pernikahan putraku nanti"

"Putramu akan menikah ?"

"Iya Jeng. Dan ini calon istrinya"

Wanita paruh baya itu menatap kearah Laura. Membuat Laura tersenyum.

"Cantik, pas jika bersanding dengan Marvel" pujinya.

"Terima kasih tante atas pujiannya" balas Laura kemudian.

"Panggil aku tante Meri, saya langganan ibu mertua kamu"

Eliza terkekeh begitupun dengan Meri, sementara Laura hanya menampilkan senyum.

"Kapan Marvel akan menikah ?" tanya Meri penuh ingin tahu.

"Minggu depan"

"Loh, tinggal bentar lagi itu. Kok baru cari gaun sekarang ?"

"Iya memang di percepat, untuk gaunnya aku yakin kau selalu ada stok gaun yang bagus"

"Tenang !, kemaren aku baru saja mendesain sebuah gaun yang sangat mewah. Dan semalam sudah jadi, pasti cocok untuk calon menantumu yang cantik itu"

"Ok, cepat ambilkan gaunnya !"

Meri berjalan menuju sebuah ruangan, lalu kembali membawa sebuah gaun yang begitu mewah. Mata Laura membulat demi mendapati gaun yang begitu indah itu.

"Ayo di coba dulu sayang ! kalau kebesaran nanti tante kecilin lagi" ujar Meri.

Laura menurut ia menuju ruang ganti bersama Meri, disana ia memakai gaun yang berhasil membuatnya takjub.

"Agak kebesaran dikit ya" Meri mengamati setiap inci gaun yang sudah Laura pakai. Kemudian mengambil sebuah ukuran untuk mengukur bagian mana yang harus di kecilin.

"Yuk tunjukin ke calon mertua kamu" ajak Meri.

Laurw hanya bisa mengangguk, ia keluar dari ruang ganti untuk menemui Eliza.

"Gimana jeng, cantik kan?" tanya Meri

"Iya cantik banget" balas Eliza "tunggu sebentar kita foto dulu" Eliza mengeluarkan ponselnya lalu mengarahkan kepada Laura.

"Senyum nak !" pinta Eliza.

Laura tersenyum dengan sangat manis. Ia merasa malu karena selalu di puji seperti ini.

"Udah" ucap Eliza.

"Yuk ganti lagi bajunya" kembali Meri membawa Laura keruang ganti.

Sementara Eliza mengirimkan Foto Laura ke Marvel, ia yakin anak laki-lakinya itu akan takjub melihat Laura begitu cantik seperti ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di perusahaan....

Marvel mengambil ponselnya saat mendengar bunyi dari ponsel mewahnya itu. Ia melihat sang Mama mengiriminya foto dengan sangat penasaran Marvel melihat foto apa yang di kirim sang Mama.

Matanya langsung membulat saat melihat sebuah foto yang baru saja ia terima. Tak bisa ia pungkiri kalau penampilan Laura begitu cantik.

"Cantik juga" gumam Marvel tanpa sadar. Sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman.

"Haiisss... Apa-apaan aku ini, kok malah memuji wanita ini sih."

Tak berapa lama ponselnya berbunyi, sang Mama menelponnya, segera Marvel menjawab panggilan tersebut.

"Ada apa Ma ?" tanya Marvel.

"Bagaimana fotonya, cantik kan ?".

"Biasa saja Ma" jawab Marvel berbohong.

"Kok di bilang biasa saja sih, padahal menurut mama dia begitu cantik"

"Itukan menurut mama, kalau menurutku biasa saja, lagian Marvel sudah sering menemukan wanita cantik bahkan melebihi wanita itu.."

"Marveeel" pekik Eliza di seberang sana. Bahkan Marvel langsung menjauhkan ponselnya karena suara sang Mama yang memekakan.

"Awas aja kalau kamu main perempuan lagi, mama tidak akan segan-segan menyuruh papa kamu mencabut jabatan kamu sebagai Ceo. Dan Mama akan menyunat kamu untuk kedua kalinya"

Replek Marvel langsung memegangi senjata berharganya, bisa gawat kalau sampai ia di sunat kedua kalinya.

"Jangan aneh-aneh Ma" gerutu Marvel kesal.

"Makanya jangan main perempuan"

"Iya ma, Iya"

Tak berapa lama panggilan terputus, Marvel menarik napas panjang saat mengingat kalau sebentar lagi ia akan menjadi seorang suami. Terdengar menjijikan menurutnya namun Marvel tak bisa menolak keputusan kedua orang tuanya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Sampai ketemu lagi ya sayang !" ucap Eliza saat mobil berhenti didepan rumah Laura.

"Iya ma, hati-hati pulangnya"

Eliza mengangguk, setelah Laura turun ia kembali menyuruh sang sopir menjalankan mobilnya. sementara Laura memasuki rumahnya.

"Apaan tu" tanya Lala penasaraan saat melihat banyak paper bag yang dibawa oleh Laura.

Laura tak menjawab, ia ingin langsung kekamarnya. Namun tanpa di duga Lala justru menarik rambutnya sehingga Laura menjerit kesakitan.

"Lepaskan !!" ucap Laura.

"Kau mulai berani ya sama gue, jangan mentang-mentang kau akan menikah dengan keluarga Louis" balas Lala, ia semakin menarik rambut Laura dengan kencang.

"Sini" Lala langsung merebut semua barang bawaan Laura.

"Jangan di ambil kak, itu pemberian tante Eliza"

"Wah enak banget ya hidup lo, di beliin barang mewah seperti ini"

Satu persatu Lala membuka paper bag itu, ia menganga saat melihat pakaian yang begitu mewah. Ditambah dengan harga yang sangat pantastis.

"Ini semua buat gue, lo minta lagi aja sama mereka" ucap Lala.

"Jangan kak"

"Minggir" Lala menggeser tubuh Laura "Jangan pelit-pelit Lo sama gue, kalau ada rezeki itu di bagi"

Laura hanya menatap sang Kakak dengan tatapan sendu, entah alasan apa yang harus ia katakan pada Eliza karena semua pakaian yang tadi belikan oleh Eliza di ambil semua oleh Lala.

"Bagaimana ini ? Marvel pasti akan semakin berpikiran jelek terhadapku" gumam Laura kebingungan.

Sementara didalam kamar ada seseorang yang sedang tertawa terbahak-bahak tanpa memikirkan perasaan seseorang.

"Cantiiikk banget" Entah sudah berapa kali Lala mengatakan hal itu.

Ia seperti baru saja memenangkan sebuah permainan karena mendapatkan pakaian yang mewah dan elegan seperti ini.

"Semuanya cocok banget di tubuhku"

"Sering-seringlah Laura dibeliin pakaian sebagus ini, biar aku bisa tampil cantik terus"

Lala begitu bahagia mendapatkan semua barang milik Laura. Bahkan ini bukan kali pertama ia melakukan hal itu, setiap kali Laura membeli baju yang bagus pasti akan di miliki oleh Lala. Makanya Laura hanya memiliki pakaian seadanya dan biasa saja.

Terpopuler

Comments

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

tentu Laura pantas untuk semua laki' justru yg nggak pantas sama Laura itu Marvel

2023-09-27

1

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰

2023-09-03

0

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!