Episode 11

Semenjak kedua orang tuanya sudah memutuskan tentang pernikahannya, kehidupan Marvel begitu berbeda, ia sering marah-marah tak jelas karena sampai saat ini Marvel belum bisa menerima pernikahannya.

“Mau kemana Lo ?” tanya Erwin saat melihat Marvel berdiri dari duduknya seraya menggandeng seorang wanita.

“Biasa” jawab Marvel terkekeh.

“Ini masih terlalu sore untuk bermain bro”

“Tidak apa-apa, aku sudah tidak tahan ingin menikmati tubuhnya”

Erwin hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Marvel yang semakin menjadi-jadi, Marvel bahkan selalu berganti wanita setiap malamnya, sementara Erwin semenjak keluar dari rumah sakit ia fokus akan kesehatannya dulu. Bahkan sampai saat ini ia belum minum alkohol lagi, pergi ke klub hanya untuk menemani Marvel.

Marvel berjalan meninggalkan bar, menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana. Ia menjalankan mobil menuju sebuah hotel yang letaknya tak terlalu jauh dari klub tempat biasa ia nongkrong.

“Siapa namamu tadi ?” tanya Marvel membuka pembicaraan.

“Wendi sayang” jawab wanita di sebelah Marvel.

Marvel mengangguk, sebenarnya itu bukanla hal penting untuk ia tanyakan mengingat kalau dirinya tak pernah meniduri seorang wanita dua kali. Cukup satu kali baginya melakukan hal itu pada seorang wanita.

Setiba di hotel seperti biasa Marvel akan memesan kamar yang sama, pelayan hotel begitu hapal tentang Marvel, mereka semua tak ada yang berani membantah saat Marvel membawa wanita berbeda setiap malamnya.

Setelah tiba di kamar Wendi langsung melu*mat bibir Marvel dengan rakus, begitupun dengan Marvel yang langsung membalas ciuman menuntut itu.

“Ternyata kau ganas juga ya” ucap Marvel setelah melepaskan pagutannya.

“Tapi kamu suka kan”

“Tentu saja, aku sangat menyukai perempuan agresif”

Wendi mendorong tubuh Marvel ke atas sofa, setelah itu ia mengangkat sala satu kakinya sehingga pa*ha mulusnya terlihat sangat jelas. Marvel yang lemah iman langsung menelan salivanya berkali-kali. Jari-jari Marvel langsung menyusuri pa*ha mulus dan juga seputih susu itu.

“Apa kamu sudah menginginkannya sayang?” tanya Wendi dengan suara sensual.

“Iya?” jawab Marvel singkat ia langsung berdiri dan mengangkat tubuh Wendi menuju ranjang.

Bukannya kesakitan saat Marvel melemparnya keatas ranjang, Wendi justru tertawa terbahak-bahak seoalah apa yang Marvel lakukan adalah hal yang romantis.

Namun saat keduanya sedang asik bercumbu, bahkan senjata Marvel sebentar lagi akan masuk kedalam lub*ang kenikmatan, tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu yang amat keras.

"Siapa sih, mengganggu saja" gerutu Marvel kesal.

"Paling orang iseng sayang, udah jangan di gubris mending kita lanjut aja"

Marvel mengangguk, ia kembali menyusuri leher jenjang Wendi menggunakan bibirnya. Meninggalkan banyak jejak kepemilikan yang banyak disana.

Tok--tok--tok.

Suara ketokan pintu kembali terdengar, sekarang bahkan lebih keras. Marvel kembli menyudahi permainannya.

"Sial.." umpat Marvel lagi "minta di tendang itu orang" lalu beranjak dari atas tubuh Wendi dan langsung mengenakan celana pendeknya. Ia ingin tahu dan memberi pelajaran pada orang yang sudah mengganggu aktifitas nya.

Ceklek..

Pintu di buka oleh Ravin.

"Siap---"

Buuggg.

Belum sempat Marvel meneruskan ucapannya, seseorang langsung memberikan pukulan. Tentu saja Marvel kaget namun yang lebih mengagetkan lagi adalah kehadiran sang Papa disana. Sorot mata tajam Regan yang begitu tajam seolah siap menelan Marvel hidup-hidup.

Untuk yang pertama kali Marvel tak berani menatap sang Papa. Ia menunduk seraya memunguti pakiannya yang berceceran di lantai.

"Dasar anak tak tau di untung" bentak Regan dengan suara keras "kurang apa aku mendidikmu kenapa kamu tumbuh seperti ini" sambung Regan lagi.

Tatapan mata Regan tertuju pada wanita yang masih berada di atas kasur, tanpa di jelaskan apa-apa Regan sudah paham kalau wanita itu tidak mengenakan apa-apa.

"Siapa namamu ?" Tanya Regan dengan nada dingin

"Wendi om"

"Di bayar berapa kamu oleh anak saya ?"

"20 juta om"

Tanpa pikir panjang Regan langsung mengeluarkan uang sejumlah yang Wendi katakan. "Ambil ini lalu pergilah !" Pinta Regan.

"Baik om"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pernikahannya tinggal menghitung hari, namun lucunya sampai sekarang hubungannya dengan Marvel tak ada kemajuan. Bahkan sampai sekarang Marvel masih menaruh rasa benci atas apa yang tidak ia lakukan.

Laura menarik napas panjang, ia menatap keluar jendela kamarnya entah bagaimana pernikahan yang akan ia jalani nanti, jika mereka tak saling cinta.

"Kenapa ini rumit sekali ya Allah" gumam Laurw.

Di sisi lain ada keberuntungan untuknya, karena setelah menikah ia tak akan tinggal lagi bersama sang Ayah dan ia tidak akan di paksa oleh Ayahnya untuk mengirimi Lala uang terus.

Tentu saja Arhan tidak akan berani memaksa Laura untuk hal itu.

"Semoga ada jalan terbaik nantinya" ia kembali bergumam. Mencoba meyakinkan kalau hidupnya akan bahagia setelah ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Kamu itu maunya apa Vel ? Kenapa sampai sekarang kamu tidak berubah" itu adalah kalimat yang di lontarkan oleh Eliza di iringi dengan air mata berderai.

"Maaf Ma" hanya itu jawaban Marvel.

"Sampai kapan kamu akan minta maaf terus, mama bosan mendengarnya"

Sementara Regan sudah tak tau harus berkata apa-apa lagi, ia sudah menghajar Marvel habis-habisan di hotel tadi.

"Memalukan" ucap Dino sepupu Marvel

Marv yang mendengar ucapan sepupunya itu merasa tak terima, ia menatap Dino dengan tajam.

"Kenapa ? Kakak gak terima dengan ucapanku ? Sadar kak, kakak bukan anak kecil lagi jadi cobalah pahami mama dan Papa" kembali Dino bersuara. Tadi ia kaget saat melihat Regan menarik Marvel itu masuk kedalam rumah layaknya anak kecil.

"Tau apa kau tentang kehidupanku" balas Marvel.

"Sudah cukup" bentak Regan kemudian "apa yang di katakan Dino itu benar kalau kau itu anak yang memalukan. Atau lebih baik perjodohan mu dengan Laura di batalkan saja biarkan Dino yang menggantikan kamu" sambung Regan lagi.

Mendengar hal itu tentu saja Marvel menolak, bukan karena dirinya sudah mencintai Laura hanya saja jika perjodohannya dengan Laura di batalkan itu berarti ia juga harus rela tak memimpin perusahaan lagi.

"Aku tidak mau, Laura kan sudah di jodohkan denganku kenapa harus di gantikan dengan Dino"

"Papa rasa Laura tak cocok untukmu, dia terlalu sempurna untuk mendampingi laki-laki brengsek seperti dirimu"

Ucapan Regan seperti sayatan tajam untuknya, sakit tentu saja. ia memang brengsek bahkan lebih dari kata itu. Namun saat itu di ucapkan oleh Papanya sendiri rasanya Marvel begitu hancur.

"Pokoknya Laura harus tetap menjadi istriku"

"Makanya kamu berubah sayang, jangan main perempuan terus nanti kamu ketularan sakit yang aneh-aneh" sahut Eliza dengan suara lembut.

"Akan Marvel coba Ma"

"Jangan coba-coba terus buktikan dong" balas Eliza lagi

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-09-03

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!