4 bulan kemudian...
Janji yang di berikan oleh Mahesa kepada Husna tidak ia tepati, sudah empat bulan lamanya Mahesa tidak pernah kembali untuk sekedar melihat Husna, bahkan Mahesa tidak bisa di hubungi.
Biasanya Mahesa menghubungi nomor bik Yatri untuk menanyakan kabar Husna tapi selama empat bulan ini bik Yatri tidak dapat kabar dari tuan nya itu.
Bik Yatri sedih melihat Husna yang selalu menangis menanti kepulangan suaminya itu, bik Yatri ingin menelepon Mahesa tapi nomor Mahesa tidak pernah aktif.
"Nyonya yang sabar ya, tuan pasti pulang secara nyonya kan lagi mengandung anak tuan!" ujar bik Yatri meyakinkan Husna kalau sebentar lagi Mahesa akan berkunjung ke sini.
"Hiks... mas Mahesa tidak mau melihat kami bik hiks... buktinya saja ia tidak datang ke mari hiks... dia membohongi kami, hiks... katanya ia akan pulang besok atau lusa waktu itu, tapi apa bik hiks... sudah empat bulan lamanya dia meninggalkan kami!" ujar Husna terisak-isak
Bik Yatri mengusap punggung Husna untuk memberi ketenangan kepada Husna, tidak tau harus berbuat apa lagi, bik Yatri sudah kehabisan cara untuk menghubungi tuan nya itu.
Sudah empat bulan lamanya Mahesa tidak pulang berati umur kandungan Husna sudah mencapai lima bulan saja, dalam waktu empat bulan ini Husna terus menanti kepulangan suaminya itu, kadang Husna duduk di teras rumah saat sore hari karena ia yakin kalau Mahesa akan pulang, tapi Mahesa tak juga kunjung pulang.
Hatinya sangat sakit karena Mahesa membohongi dirinya, waktu itu dia pernah berjanji akan pulang secepatnya dan akan membelikan buah-buahan untuk Husna, tapi nyatanya apa sekarang?, Mahesa benar-benar menghilang tanpa kabar sedikit pun.
Kini Husna sedang duduk di sofa ruang tamu ia menunggu kepulangan suaminya itu di ruang tamu itu, Husna selonjoran di sofa itu ia menyenderkan punggungnya di tangan sofa.
"Ayah kamu berbohong sama bunda, waktu itu dia pernah berjanji pada kita kalau dia akan pulang secepatnya, tapi nyatanya janjinya itu hanya janji palsu!" ujar Husna curhat sambil mengusap-usap perut nya yang sudah membesar itu.
Entah kenapa semenjak Mahesa pergi begitu lama membuat kerinduan yang tumbuh di hati Husna, apakah dia sudah mulai jatuh cinta dengan Mahesa? atau kerinduan itu datang karena calon bayi nya ini?
Tanpa di pungkiri lagi Husna benar-benar jatuh hati kepada Mahesa, dia tidak bisa menahan rasa rindu untuk bertemu suaminya itu.
"Bunda sangat merindukan ayah kamu!" lirih Husna mengusap air matanya.
Sudah sekian kalinya Husna menangis, kadang dalam satu hari itu ada lima kali dia menangis.
"Mas Mahesa!" lirih Husna ingin memeluk tubuh atletis dan bau parfum Mahesa itu.
...
Hari ini Mahesa baru selesai bekerja dalam waktu empat bulan ini ia sangat di sibukkan dengan urusan pekerjaan nya, apa lagi Mahesa di tugas kan ke kota C untuk menggantikan dokter yang tidak bisa masuk.
Kini Mahesa sudah kembali ke Jakarta, sudah empat bulan juga dia nugas di kota C tersebut, Mahesa baru membuka handphone yang sering menghubungi orang yang bekerja di tempat Husna, Mahesa selalu mematikan handphone yang bisa ia gunakan untuk menghubungi bik Yatri dan mang Udin.
Ada banyak panggilan miss call dari bik Yatri dan mang Udin, dan ada juga beberapa notifikasi dari empat bulan yang lalu di kirimkan oleh bik Yatri dan mang Udin.
"Tuan, anda di mana, nyonya Husna selalu menanyakan tuan bibik tidak tau harus melakukan apa lagi, nyonya Husna sering menangis menunggu kepulangan tuan, tuan tolong hubungi kami segera agar bibik bisa memberitahu nyonya kalau tuan baik-baik saja!" isi salah satu pesan yang di kirimkan oleh bik Yatri dari empat bulan yang lalu.
Mahesa membalas pesan dari bik Yatri dari empat bulan terakhir itu.
"Saya baik-baik saja, saya akan pulang nanti!" pesan yang di kirim Mahesa ke bik Yatri
Tidak beberapa lama bik Yatri membalas pesan Mahesa.
"Syukurlah Alhamdulillah akhirnya tuan membalas pesan bibik juga, nyonya selalu menanyakan kabar tuan!"
"Saya baik, ngomong-ngomong selama saya tidak ada di situ, apa Husna melakukan hal yang macam-macam?" balas Mahesa
"Tidak tuan, hanya saja nyonya sering nangis karena rindu pada tuan!" isi pesan bik Yatri memberi bumbu sedikit biar Mahesa cepat pulang.
"Beritahu nyonya saya akan pulang sekarang!"
"Oh iya, apa nyonya masih sering makan buah strawberry sama semangka?" isi pesan Mahesa
"Masih tuan, mang Udin yang selalu beliin buah kesukaan nyonya ke pasar!" beritahu bik Yatri
Mahesa membaca isi pesan itu, karena urusan pekerjaan nya sudah selesai dan dia juga tidak melakukan tindakan operasi kepada pasien nya kini Mahesa memilih untuk pergi mengunjungi istri sirinya itu.
Sebelum ke sana Mahesa membeli begitu banyak buah strawberry dan buah semangka yang akan ia berikan kepada Husna.
...
Bik Yatri sudah memberitahu Husna kalau Mahesa akan pulang hari ini, karena itu Husna duduk di teras rumah untuk menanti kepulangan Mahesa. Senyum manis selalu nampak dari bibir ranum nya itu.
"Ayah kamu akan mengunjungi kita hari ini sayang, bunda tidak sabar pasti kamu juga tidak sabar dengan kepulangan ayah kamu!" ujar Husna mengusap perut besar nya itu.
Sudah dua jam Husna duduk di teras rumah nya itu tapi Mahesa belum juga datang, apa bik Yatri membohongi nya? pikir Husna.
Matanya kembali berembun karena Mahesa tidak pernah sampai-sampai, "apa ayah bohong sama kita ya sayang?" ujar Husna mengusap air matanya yang sudah mengalir.
Tidak lama setelah itu mobil BMW 8 series berwarna hitam itu masuk ke pekarangan rumah nya, Husna tidak mengenali mobil itu karena Mahesa selama ini tidak pernah menggunakan jenis mobil itu, biasnya Mahesa memakai mobil merek lain.
"Siapa itu?" gumam Husna
Dengan berbalut jas dokter Mahesa keluar dari mobil itu dengan gagahnya, Mahesa menenteng kantong berisi buah-buahan itu, Husna sudah berlari mengejar Mahesa.
"Husna jangan lari!" peringat Mahesa saat ia sadar melihat Husna berlari ke arah nya.
Terpaksa Mahesa membuang kantong plastik berisi buah-buahan itu ke bawah, ia mengejar Husna lalu menangkap nya, Mahesa lebih dulu memeluk Husna semua itu di perhatikan oleh bik Yatri dan mang Udin.
"Hiks...hiks...hiks...!" tangis Husna di pelukan suaminya itu, Mahesa sedikit merasa iba dengan Husna yang sudah lama ia tinggal.
"Hiks...mas...hiks...!" tangis Husna tangan nya ingin menjangkau buah yang berserak di halaman rumah mereka itu, apa lagi buah semangka yang isi nya sangat merah itu pecah begitu saja.
"Maaf saya baru bisa pulang sekarang!" ujar Mahesa masih memeluk tubuh Husna, dengan santainya Husna mendorong tubuh Mahesa itu karena ia ingin mengambil buah-buahan yang berserakan itu.
"Hiks... strawberry nya hiks... semangka... hiks... mubazir kan jadinya!" ujar Husna menangisi buah-buahan yang berserakan itu, Husna jongkok untuk memilih buah-buahan yang masih layak makan itu.
Mahesa mengaruk-garuk kepalanya jadi Husna tidak menangisinya karena kerinduan nya pada dirinya, jadi Husna menangisi buah-buahan yang berserakan itu, sedikit aneh juga sih dengan perasaan Mahesa untuk saat ini tidak di pedulikan oleh Husna.
"Hiks... strawberry nya... hiks... semangkanya terbuang sia-sia!" tangis Husna masih menangisi buah-buahan yang sudah berserakan itu.
Bik Yatri membantu Husna mengumpulkan buah-buahan yang berserakan itu, Mahesa membawa Husna ke dalam, Husna masih melirik ke belakang karena buah semangka segar itu terbuang cuma-cuma.
"Malah buah-buahan yang kamu tangisi, aneh sekali tingkah ibu hamil ini!" lirih Mahesa
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Nasriani Anie
next
2023-03-06
0
Ruhila Bukhari
jangan buat Mahesa dan Husna pisah dong
2023-03-06
0
Daryati Idar
lanjut thor
2023-03-05
0